Jakarta, MINA – Amir Wakaf Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Shafril Lubis mengimbau masyarakat untuk menanam ubi jalar.
Langkah menanam tersebut bertujuan mengantisipasi kelangkaan pangan sebagai ekses virus corona (COVID-19) yang memaksa dikuncinya (lockdown) kota-kota di dunia, yang membawa akibat ketersediaan pangan dunia jadi terbatas.
“Tanam ubi jalar,” kata pakar ekonomi itu kepada MINA, Rabu pagi (1/4).
Menurut Penanggung Jawab Bidang Penanganan Pangan di Crisis Center Corona (3C) Jama’ah Muslimin itu, masa panen ubi jalar tidak memerlukan waktu lama, sekitar 3,5 bulan. Perawatannya pun relatif mudah. Ubi jalar dikonsumsi untuk menggantikan nasi saat terjadi krisis pangan.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Ubi jalar memiliki manfaat kesehatan, di mana setiap satu ubi jalar berukuran sedang mengandung 100 gram kalori, 25 gram karbohidrat sehat, bahkan kadar vitamin A dengan jumlah 6 kali lipat dari yang dibutuhan tubuh setiap harinya.
Kandungan seratnya dapat menyehatkan jantung serta membantu menurunkan risiko diabetes karena mengatur pelepasan insulin dan glukosa dalam tubuh.
“Yang penting adalah dalam rangka antisipasi kelangkaan pangan, maka saya anjurkan tanam ubi jalar,” tegas Shafril.
Seperti diberitakan di media, COVID-19 juga dapat menimbulkan dampak yang sama menghancurkan di bidang kesediaan pangan, seperti Hong Kong yang sangat bergantung pada China untuk banyak kebutuhan pokok. Kota itu mengalami kekurangan pasokan kebutuhan seperti tisu toilet, beras, dan pasta dalam beberapa pekan terakhir, ketika situasi panik memicu orang-orang memborong, sementara beberapa pabrik mengalami kesulitan untuk kembali beroperasi.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Sementara itu, Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Yakhsyallah Mansur dalam Surat Edaran-nya tertanggal 27 Rajab 1441/22-3-2020 Nomor C.029/01/VII/MA/1441H perihal Pemanfaatan Lahan/Pekarangan untuk pangan/">Ketahanan Pangan, telah mengimbau kepada setiap umat Islam menanam tanaman pengganti nasi, berupa jagung, singkong maupun ubi rambat di lahan pekarangan sendiri maupun pada lahan-lahan wakaf di daerahnya masing-masing, menyusul merebaknya wabah Virus COVID-19 di lndonesia yang memengaruhi kegiatan produktif di bidang pangan, baik di sektor pertanian maupun perdagangan. (L/SR5/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon