Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua MUI: Keterkaitan Seni dan Dakwah Terjadi Sejak Zaman Rasulullah

kurnia - Rabu, 3 Agustus 2022 - 16:24 WIB

Rabu, 3 Agustus 2022 - 16:24 WIB

13 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis mengatakan,  keterkaitan antara seni dan dakwah sudah terjadi sejak zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

“Beliau pertama kali memulai peradaban dari seni, ketika Nabi Hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau disambut dengan shalawat Thola’al Badru Alaina, dan itu adalah sebuah seni,” kata Kiai Cholil pada kegiatan Multaqa, Focus Group Discussion (FGD) dan Rakornas Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI, di Jakarta, Rabu (3/8).

Kiai Cholil juga mengatakan, pada zaman Wali Songo, penyebaran agama Islam dilakukan dengan metode pendekatan pada kearifan lokal yang ada, salah satunya adalah melalui kesenian.

“Jika dipahami lebih mendalam, seni dan dakwah sebenarnya adalah dua hal yang sama dengan versi yang berbeda,” imbuh Kiai Cholil.

Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ibadah Sosial dan Individual Hendaknya Seimbang

Menurutnya, dakwah dan seni itu sebenarnya sama, hanya versinya yang berbeda. Seni disentuh dari sisi ihsannya sementara dakwah disentuh dari sisi Islamnya. Yang dibangun oleh pendakwah kita dalam akidah disentuh dari imannya.

Lanjut, katanya, perkembangan seni yang ada di Indonesia saat ini, seiring dengan perkembangan teknologi mampu merubah cara pandang seseorang dan memberikan jalan yang mudah untuk proses berdakwah.

”Saya dulu punya pemikiran bahwa menonton bioskop itu buruk, dan orang yang doyan maksiat,” ujarnya.

Tapi Ketika ada Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, dan film Islami lainnya membuat presepsi saya begitu berubah, bahwa ternyata film itu adalah sarana untuk dakwah, dan orang mau berkarya, menyampaikan pesan lewat film, sehingga film tidak lagi konotasi maksiat,” katanya menjelaskan.

Baca Juga: TNI AL Bongkar Pagar Laut di Kawasan Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang

Dalam penyaimpaiannya di ruang FGD LSBPI MUI, Kyai Cholil menyampaikan bahwa penyempurnaan seluruh aspek keislaman itu ada pada seni.

“Menurut saya penyempurna dari dakwah kita di MUI atau penyempurna dari seluruh aspek keislaman kita (iman dan Islam) adalah ihsan, dan ihsan ada pada seni,” katanya.

Kiai Cholil menjelaskan, seni ini adalah upaya mengungkapkan atau menampilkan rasa dalam visual. Bisa dalam bentuk tulisan, film dan sebagainya.

“Hal-hal yang sifatnya akulturasi, seni, itu sangat mencair, dan di situ lah nafas-nafas Islam. Tinggal tugas LSBPI MUI untuk menemukan bagaimana caranya agar bisa memasukkan nilai-nilai dakwah di dalam seni, dan seni itu menjadi nafasnya dakwah,” katanya. (R/R4/P1)

Baca Juga: Rumah Zakat akan Tambah Distribusi Bantuan ke Jalur Gaza

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

Baca Juga: Koarmada RI Baksos Kesehatan di Ponpes Al-Fatah Cileungsi

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Dunia Islam
Kolom
Khadijah
Khadijah