Jakarta, MINA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis mengatakan, keterkaitan antara seni dan dakwah sudah terjadi sejak zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
“Beliau pertama kali memulai peradaban dari seni, ketika Nabi Hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau disambut dengan shalawat Thola’al Badru Alaina, dan itu adalah sebuah seni,” kata Kiai Cholil pada kegiatan Multaqa, Focus Group Discussion (FGD) dan Rakornas Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI, di Jakarta, Rabu (3/8).
Kiai Cholil juga mengatakan, pada zaman Wali Songo, penyebaran agama Islam dilakukan dengan metode pendekatan pada kearifan lokal yang ada, salah satunya adalah melalui kesenian.
“Jika dipahami lebih mendalam, seni dan dakwah sebenarnya adalah dua hal yang sama dengan versi yang berbeda,” imbuh Kiai Cholil.
Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia
Menurutnya, dakwah dan seni itu sebenarnya sama, hanya versinya yang berbeda. Seni disentuh dari sisi ihsannya sementara dakwah disentuh dari sisi Islamnya. Yang dibangun oleh pendakwah kita dalam akidah disentuh dari imannya.
Lanjut, katanya, perkembangan seni yang ada di Indonesia saat ini, seiring dengan perkembangan teknologi mampu merubah cara pandang seseorang dan memberikan jalan yang mudah untuk proses berdakwah.
”Saya dulu punya pemikiran bahwa menonton bioskop itu buruk, dan orang yang doyan maksiat,” ujarnya.
Tapi Ketika ada Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, dan film Islami lainnya membuat presepsi saya begitu berubah, bahwa ternyata film itu adalah sarana untuk dakwah, dan orang mau berkarya, menyampaikan pesan lewat film, sehingga film tidak lagi konotasi maksiat,” katanya menjelaskan.
Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris
Dalam penyaimpaiannya di ruang FGD LSBPI MUI, Kyai Cholil menyampaikan bahwa penyempurnaan seluruh aspek keislaman itu ada pada seni.
“Menurut saya penyempurna dari dakwah kita di MUI atau penyempurna dari seluruh aspek keislaman kita (iman dan Islam) adalah ihsan, dan ihsan ada pada seni,” katanya.
Kiai Cholil menjelaskan, seni ini adalah upaya mengungkapkan atau menampilkan rasa dalam visual. Bisa dalam bentuk tulisan, film dan sebagainya.
“Hal-hal yang sifatnya akulturasi, seni, itu sangat mencair, dan di situ lah nafas-nafas Islam. Tinggal tugas LSBPI MUI untuk menemukan bagaimana caranya agar bisa memasukkan nilai-nilai dakwah di dalam seni, dan seni itu menjadi nafasnya dakwah,” katanya. (R/R4/P1)
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga