Bogor, MINA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI) mengatakan, dukungan bangsa dan rakyat Indonesia untuk perjuangan Palestina tidak akan pernah berhenti sampai Palestina bebas meraih kemerdekaannya dan Israel keluar dari tanah jajahan Palestina.
“Kuatnya dukungan ini di samping memang menjadi amanah Pembukaan Undang-Undangan Dasar 1945, juga merupakan amanah ajaran Islam untuk menghancurkan kedzaliman di mana saja,” ujar Prof. Sudarnoto pada Tabligh Akbar Festival Sya’ban 1445 Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Masjid At-Takwa Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Ahad (3/3).
“Kita semua orang-orang beriman yang terus berusaha sekuat mungkin untuk Palestina bukan semata karena kebangsaan, tapi panggilan Allah untuk membantu ssaudara-saudara kita yang masih tertindas,” lanjutnya.
Ia menambahkan, siapa pun orang beriman yang melihat kemungkaran, ia mesti mengubah dengan tangannya, lisannya, dan hatinya. Dengan tangannya antara lain melalui kekuasaan politik, hukum, ekonomi, diplomasi dan militer.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
“Tidak semua orang bisa melakukan itu, karena tidak punya kekuasaan dan milter misalnya. Hanya negara yang punya kekuatan militer. Maka, seharusnya Negara-negara yang punya kekuatan militer sudah waktunya bergerak, setelah perjuangan diplomasi selama ini,” lanjutnya di hadapan lebih dari 10 ribu jamaah yang hadir dari berbagai provinsi di Indonesia dan utusan dari luar negeri.
Ia memberikan apresiasi atas segala langkah diplomasi yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi yang begitu konsisten dan berani menyuarakan Palestina dan selalu mengajak negara-negara dan masyarakat dunia untuk terus membantu Palestina sampai merdeka.
Ia juga menyerukan gencatan senjata permanen untuk dilaksanakan dan Israel menarik semua pasukannya dari Jalur Gaza.
Israel Terorisme Terbesar
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Prof. Sudarnoto Abdul Hakim juga mengemukakan tentang munculnya tindakan diskriminasi, apartheid hingga genosida berangkat karena adanya kecongkakan dan kesombongan dari kelompok warga atau negara tertentu terhadap negara atau warga atau orang lain.
Menurutnya, diskriminasi dan rasisme berkembang di Amerika Serikat. Ia menyaksikan sendiri saat kuliah di negeri Paman Sam tersebut.
Bahkan kalau mau dikatakan, Amerika Serikat adalah “embahnya diskriminasi, rasisme dan rasialisme”.
Adapun diskriminasi, rasisme dan genosida paling sempurna adalah apa yang dilakukan oleh zionis Israel.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
“Rasismenya jelas, ketika anak-anak dan ibu-ibu Palestina dihabisi oleh senjata Israel. Apartheid juga sangat jelas. Saya menyaksikannya ketika berkujung ke Masjidil Aqsa di Tepi Barat, dua tahun lalu. Jelas sekali bagaimana pemerintah Israel mengontrol pemerintahan Palestina,” ujarnya.
Banyak sekali tanah-tanah milik warga Palstina digusur, lalu orang-orang Yahudi dipindahkan ke pemukiman illegal. Hingga orang-orang Palestina banyak yang homeless tidak punya tempat tinggal dan rumah. Diskrimnasi apartheid yang sangat nyata, lanjutnya.
Dalam bidang pekerjaan, di Tepi Barat juga sangat dibatasi, tidak seperti orang-orang Yahudi. “Karena itu, zionisme adalah kemungkaran yang harus dilawan,” tegasnya.
Ia juga menyinggung Presiden Amerika Serikat, Joe Bidden saat pertama pidato disumpah menjadi presiden, Bidden mengutip hadits tentang perlunya melawan kemungkaran. Ini kemungkinan masukan dari orang-orang Islam, untuk membuat janji bersama umat Islam dan semua warga untuk sama-sama melawan terorisme.
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian
“Terorisme adalah musuh global, dan terorisme adalah bagian dari kemungkaran. Biden tidak memenuhi janjinya,” imbuhnya.
Dia menyebutkan, dia sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah mengirim surat ke Presiden AS Joe Bidden, yang isinya mengatakan bahwa teroris sebenarnya adalah Israel. Karena itu Bidden dia desak untuk berani memerangi Israel karena Israel ada teroris.
“Bukan orang-orang Islam yang kalian tuduhkan sebagai teroris,” ujarnya.
Prof. Sudarnoto juga meminta agar pemerintah berhati-hati dari usulan normalisasi Indonesia dengan Israel.
Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza
Dia menekankan, umat Islam perlu terus menjalin persatuan dan kerjasama antar masyarakat sipil dan dengan pemerintah, dalam menunjukkan pembelaannya terhadap Palestina dan dunia Islam.
Prof. Sudarnoto tampil sebagai pembicara dalam Tabligh Akbar, bersama : Imaam KH Yakhsyallah Mansur,MA, KH Abul Hidayat Saerodi (Pembina Ponpes Al-Fatah), Dr. Ahmed Abdul Malik,MA (Ulama Nigeria), Watteu Ibrahim (Ulama Filipina), KH Arif Hizbullah, MA (Amir Lajnah Tetap Istinbath dan Fatwa), Ir. Nur Ikhwan Abadi (Ketua Presidium Aqsa Working Group) dan Dr. Makmun Sholeh Hafidz (Mudir Shuffah Al-Fatah Sarolangun, Jambi).
Sebelumnya, di tempat yang sama, pada hari Sabtu (2/3) diadakan acara Bedah Buku “Bumi Palestina Milik Bangsa Palestina,” karya Imaam KH Yakhsyallah Mansur,MA dan Ali Farkhan Tsani, yang diterbitkan oleh Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency). (L/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir