Jakarta, MINA – Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim,MA mengatakan, Israel dan Amerika Serikat saat ini semakin terdesak dan kehilangan kepercayaan di forum-forum internasional.
Hal itu ditunjukkan dengan disetujuinya Resolusi Dewan Keamanan PBB, Senin (25/3/2024), tentang gencatan senjata di Jalur Gaza sepanjang Ramadhan.
Prof. Sudarnoto mengatakan kepada MINA News, Kamis (28/3), Resolusi DK PBB kali ini menjadi catatan penting, menyusul rekomendasi persidangan di Mahkamah Internasional (ICJ) yang diajukan Afrika Selatan sebelumnya.
“Ini menunjukkan hal yang sangat penting dalam sejarah hukum internasional, ketika AS menyatakan abstain, tidak menyatakan veto, atas resolusi gencatan senjata tersebut. Sementara 14 negara lainnya setuju,” ujar Prof. Sudarnoto, yang juga Wakil Ketua Lembaga Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional PP Muhammadiyah.
Baca Juga: Presiden Brazil: Tak Ada Perdamaian di Dunia tanpa Perdamaian di Gaza
Menurutnya, abstainnya AS di luar dugaan. Perubahan sikap yang membuat Israel kecewa. Perbedaan sikap yang sebenarnya sudah terlihat, ketika Israel terus menyerang Jalur Gaza, yang menimbulkan kecaman dunia internasional.
“Posisi AS dalam kesulitan besar, maka abstain dianggap jalan paling aman dari pilihan-pilihan yang sangat berisiko di mata Israel dan dunia internasional,” lanjutnya.
Reaksi di AS sendiri terus bergejolak, dengan tekanan publik terhadap pemerintah AS yang cukup tinggi. Apalagi saat ini AS sedang menghadapi masa-masa penting suksesi menjelang pemilu presiden.
Kehilangan Trust Public
Baca Juga: Anak-Anak Gaza yang Sakit Dirujuk ke Yordania
Isu kejahatan kemanusiaan genosida yang ditujukan kepada Israel, dengan dukungan Amerika Serikat, telah membuat AS mulai kehilangan trust public secara internasional. Demikian Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim,MA melanjutkan pernyataannya.
“Secara moral di mata publik AS telah runtuh. AS tidak ingin situasi keruntuhan moral dan kehilangan kepercayaan sampai berkelanjutan. Abstain menjadi jalan lebih lunak, dari sisi kemanusiaan memberikan ruang lebih aman,”ujarnya.
AS pun mendesak segera Israel menarik mundur pasukannya dari Gaza secara keseluruhan, dan harus segera melakukan pertukaran tawanan perang.
Prof. Sudarnoto menambahkan, jika Israel masih terus melakukan penyerangan ke penduduk Gaza, ini akan membuat AS dalam situasi semakin terpojok. Bisa jadi AS akan meninggalkan Israel. Ruang Israel pun menjadi semakin sempit karena bisa kehilangan dukungan diplomatic AS. Mungkin saja AS mengurangi atau menghentikan dukungan militernya.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“AS tentu tidak mau kehilangan momentum meruntuhkan diri, yang sangat berdampak sangat luas, baik dari sisi politik, keamanan, kemanusiaan, hingga ekonomi.
Di lingkungan internal Israel sendiri, lanjutnya, sebenarnya sudah semakin lemah. Pemerintahan sayap kanan Netanyahu juga semakin kehilangan kepercayaan dari warganya sendiri.
“Ini juga menjadi tanda-tanda kehancuran Israel. Belum lagi desakan-desakan hukum internasional untuk memberikn sanksi kepadas Israel. Rencana gugatan terhadap AS di Mahkamah Internasiona (ICJ) semakin memojokkan AS,” imbuhnya. (L/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Bunuh Pejabat Hezbollah Mohamad Afif