Jakarta, MINA – Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Arys Hilman Nugraha menyatakan, buku mencerminkan peradaban dan intelektualitas bangsa.
Menurutnya, penghargaan terhadap buku mencerminkan penghargaan terhadap peradaban dan intelektualitas bangsa.
“Kita tidak bisa membiarkan tindakan yang merendahkan proses kreatif lahirnya buku dan menafikan hak kekayaan intelektual, seperti pembajakan, menggerogoti peradaban bangsa,” kata Arys saat menyampaikan sambutan Peluncuran Penyelenggaraan Indonesia International Book Fair (IIBF) 2022 dilakukan Kamis (2/6) di Jakarta.
Arys mengatakan buku hadir untuk dibaca, bukan untuk dibajak. “Dengan membeli buku original, pembaca turut serta dalam keberlanjutan proses dan produk kreatif, membuat penulis terus berkarya, desainer tetap mencipta, editor menjadikan buku lebih menarik, dan penerbit terus melahirkan buku-buku bermutu,” imbuhnya.
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
Dia mengatakan, kita sedang menyongsong IIBF ke-42 ini dengan optimisme. Apa pun pilihan masyarakat, IKAPI selaku penyelenggara menempuh transformasi yang tak menghilangkan atmosfer yang telah terbina selama lebih dari empat dekade.
“IIBF yang digelar secara hibrida tetaplah mencakup semua aspek kegiatan perbukuan: Ada eksibisi, pertunjukan, seminar, diskusi buku, pertemuan bisnis, kumpul komunitas, rapat, pelatihan, dan pemberian penghargaan,” ujarnya.
IIBF akan tetap membawa semangat festival yang mencakup semua kebutuhan para pembaca dan pelaku perbukuan.
IIBF menjadi multievent yang mempertemukan semua pemangku kepentingan dunia literasi, melibatkan semua pelaku perbukuan, bahkan membuka pintu bagi definisi baru toko buku, yaitu lokapasar (marketplace) daring.
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga
Arys menyatakan, IIBF adalah pusat kegiatan promosi, transaksi, diskusi, dan interaksi internasional bagi kalangan penerbit, penulis, pustakawan, aktivis literasi, seni, budaya, dan pendidikan, serta pelaku industri kreatif lainnya.
IIBF juga merupakan ikhtiar Ikapi dalam meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat, sebagai bagian dari gerakan literasi dan pencerdasan bangsa.
Dia mengharapkan, pembaca buku, sebagai hilir dari proses industri perbukuan, kita harapkan pada IIBF tahun ini dapat tetap menikmati bukan sekadar konten, melainkan juga kekayaan pengalaman dalam menikmati literasi.
“Pengunjung dapat menikmati pertunjukan, mengikuti pelatihan, berbincang dengan penulis idola, atau berbelanja buku baik secara langsung di JCC maupun daring tanpa keluar rumah,” ujar Arys
Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?
Transformasi bukan hal baru bagi IIBF. Mengawali diri sebagai acara nasional bernama Indonesia Book Fair pada 1980, sejak 2014 pameran ini bertransformasi menjadi Indonesia International Book Fair (IIBF), seiring kian besarnya perhatian masyarakat perbukuan internasional terhadap Indonesia.
“Dengan menjadi kegiatan internasional, diharapkan pameran ini dapat menjadi etalase Indonesia di panggung dunia sekaligus jalan untuk menjadikan Indonesia pusat perbukuan di Asia Tenggara,” harap Ketua Umum IKAPI.
Pada 2015, Indonesia menjadi Guest of Honor (GoH) pada ajang perbukuan terbesar di dunia, yaitu Frankfurt Book Fair. Indonesia menjadi negara pertama dari ASEAN yang mendapatkan status tersebut.
Selanjutnya Indonesia menjadi Country of Focus pada Asian Festival of Children’s Content 2017 di Singapura, GoH pada ajang Kuala Lumpur International Book Fair 2018, dan terakhir menjadi negara Market Focus di London Book Fair 2019.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
Tahun ini, berbarengan dengan penyelenggaraan IIBF, Ikapi dengan dukungan Pemprov DKI Jakarta juga akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kongres ke-33 Asosiasi Penerbit Internasional (IPA).
Ini merupakan kegiatan istimewa yang tidak semua asosiasi berkesempatan menjalankannya. IPA memiliki anggota berupa 86 organisasi dari 71 negara dan Ikapi menjadi satu-satunya organisasi yang mewakili Indonesia di IPA sejak 1973.
Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya, tambah Arys, IIBF menjadi jalan bagi penerbit untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa buku-buku original produk mereka mudah didapat dan tersedia dengan harga terjangkau.
“Ini menjadi kampanye dan edukasi agar masyarakat menghindari buku bajakan,” pungkasnya.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
IKAPI kembali mengadakan Indonesia International Book Fair (IIBF), secara hybrid selama 5 hari dari 9-13 November 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat.(L/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza