Jakarta, 22 Sya’ban 1434/1 Juli 2013 (MINA) – Kaum Muslimin saat ini di seluruh dunia, mulai dari negara-negara Islam, Muslim, dan yang tinggal minoritas di negara-negara non Mulim diperkirakan ada sekitar 1.75. 000.000.000 milyar atau sekitar hampir seperempat penduduk dunia.
Namun, saat ini umat Islam belum cmenampilkan kualitas seharusnya padahal aspek SDA-nya cukup kuat.
Umat Islam yang mestinya di depan karena ada kaitan dengan lafal umat, amam, imam, bahkan umm yang bermakna ibu yang seharusya dihormati, ternyata mengekor pada orang orang lain, baik, aqidah dan ibadah yang sekarang sedang hancurkan oleh orang yang menamakan dirinya liberalisme dan pluralisme, serta aliran sesat lainnya.
“Kata umat dalam Al Quran disebutkan sebanyak 49 kali, terutama salah satunya dalam surat Al-Imran,” kata Maman Abdurrahman, Ketua Umum PERSIS dalam tabligh akbar yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Al-Fatah pada 29-30 Juni 2013 di Masjid At-taqwa, Pasirangin, Cileungsi-Bogor.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
Sementara itu yang menjadi persoalan adalah peran umat Islam dalam membangun peradaban dunia saat ini dan aspek-aspek peradaban dunia dan Islam dapat ditampilkan.
Maman berpendapat bahwa bidang politik sedang dihancurkan oleh model demokrasi liberal dan sekularisme, serta ekonomi yang dijajah oleh bangsa asing dengan model kapitaslisme.
Ia menuturkan dalam tabligh akbar yang bertema ”Dengan Ramadhan Kita Tingkatkan Ukhuwah Khairu Ummah Menuju Pembebasan Masjid Al-Aqsha di Tengah Hegemoni Barat”, bahwa peran umat di era kontemporer dinilai tidak bermakna.
Tidak bermakna maksudnya adalah dengan jumlah umat Muslim sekitar dua milyar peran nasional dan internasional sungguh lemah. Peran nasional ialah secara aspek akidah, politik serta ekonomi, secara akidah kaum mayoritas Muslim tidak diperhitungkan apalagi ditakuti.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Umat Islam malah menjadi permainan oleh kelompok yang menamakan dirinya para pembela HAM.
Kaum Muslim saat ini sedang mengalami masalah ekonomi liberal yang hampir menghabisi segalanya di Negara Muslim yang bernama Indonesia, mulai dari akidah sampai akhlak. Dlam aspek ekonomi sangat mengkhawatirkan, capital dikuasai asing, tambang, hasil hutan, penguasaan lahan, dan lingkungan.
“Belum lagi masalah rokok, yang menghabiskan uang sebesar 243 triliun/tahun dan pengobatannya 25 triliun,” tegas Maman.
Maman menambahkan, “Merokok itu berarti membesarkan kapitalisme, saya tidak menghalalkan dan mengharamkan rokok tapi rokok membesarkan kapitalisme, maka stop smoking kalau tidak ingin membesarkan kaum kapitalisme.”
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Hal itu berdampak juga pada politik, social budaya dan pemurtadan. Sebagai bukti adanya pembangunan masjid yang hanya 65%, gereja Katolik 152%, Kristen 142 %, Pure atau Kelenteng sekitar 450%.
Maman menegaskan bahwa semua adalah kesalahan dari kita yang mel;ihat aspek dari halal dan haram, tidak melihat aspek siapa yang dirugikan.
“Siapa yang membeli rokok berarti, dia ikut membangun gereja, pure, kelenteng bahkan membantu menyumbang Yahudi Amerika yang disalurkan untuk Israel, maka secara tidak langsung membeli rokok termasuk ikut berpartisipasi membunuh kaum Muslimin di Palestina, naudzubillah,” kata Maman. (L/P013/P06/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan