Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketum Muhammadiyah: Konflik Berlatar Ideologi di Indonesia Harusnya Sudah Selesai

kurnia - Selasa, 23 Mei 2023 - 21:06 WIB

Selasa, 23 Mei 2023 - 21:06 WIB

0 Views ㅤ

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir

Jakarta, MINA – Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan bahwa menjelang tahun politik 2024, harusnya sudah selesai dalam soal pengelompokan, sehingga tidak lagi ada pembelahan politik.

“Konflik yang diterbelakangi oleh ideologi sudah diselesaikan oleh pendahulu bangsa melalui Pancasila yang disepakati sebagai Philosophische Grondslag atau pandangan hidup bangsa Indonesia,” kata Haedar saat Launching dan Bedah Buku “Gaya Kepemimpinan Strategis dan Green Human Resource Management Dalam Membangun Teamwork” Karya KASAD Jenderal Dudung Abdurachman di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jakarta, Selasa (23/5).

Pancasila sebagai titik temu semua golongan, agama, ras, suku bangsa dan aliran politik,” tambahnya.

Ia berpandangan konflik berlatar belakang ideologi harusnya sudah selesai, sebab pendahulu bangsa ini telah menyelesaikannya melalui Pancasila.

Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris

Haedar menjelaskan, terjemahkan visi Pancasila menjadi aktual dalam berbagai pelayanan bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi dan politik. Peran-peran tersebut telah dilakukan oleh Muhammadiyah dalam aksi konkrit–nyata.

Dalam tubuh Muhammadiyah, imbuh Haedar, menyatu ‘darah’ keislaman dan keindonesiaan. Yaitu Islam yang menyatu dengan keIndonesiaan, Islam yang membangun Indonesia, Islam yang memiliki Indonesia untuk kemajuan hidup bangsa dan rakyat.

Kesejarahan Muhammadiyah dengan Indonesia dapat dilihat dalam berbagai kejadian, seperti Perang Gerilya yang dipimpin oleh Jenderal Besar Sudirman, Muhammadiyah juga mendirikan Askar Perang Sabil yang langsung di bawah Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

“Ki Bagus Hadikusumo saat itu menjadi ketua umum dan menjadi penentu kata kunci kompromi Piagam Jakarta dan Pidato 1 Juni lalu lahirlah rumusan Pancasila, di mana Ketuhanan Yang Maha, yang asalnya di sila ke-6 menjadi yang pertama ditambah Yang Maha Esa,” imbuhnya.

Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina

Lanjutnya, berbagai fakta sejarah tersebut menjadikan jiwa kebangsaan, patriotisme, keindonesiaan hidup di Muhammadiyah.

“Namun karakter sedikit bicara banyak bekerja, menjadikan peran penting yang dilakukan Muhammadiyah tersebut tidak atau sulit terlacak,” ujarnya. (R/R4/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
MINA Preneur
Indonesia
Dunia Islam
MINA Sport
Indonesia