Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketum PBNU Prihatin atas Konflik Israel-Palestina, Desak Hentikan Kekerasan

Rana Setiawan - Selasa, 10 Oktober 2023 - 08:30 WIB

Selasa, 10 Oktober 2023 - 08:30 WIB

12 Views

Jakarta, MINA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menyatakan keprihatinan atas konflik Israel-Palestina dan menyerukan dihentikannya kekerasan di dua wilayah tersebut.

Eskalasi konflik itu kian meningkat di jalur Gaza. Serangan balasan dari kedua kubu terus berjalan sejak Sabtu (7/10/2023) dengan korban tewas mencapai lebih dari 1.000 jiwa di kedua pihak.

Seruan Gus Yahya tersebut terkait dengan ratusan korban warga sipil yang berjatuhan imbas dari roket yang ditembakkan oleh kedua pihak.

“Saya menyampaikan penyesalan dan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya eskalasi konflik di Jalur Gaza dan menyerukan agar konflik dan kekerasan segera dihentikan dengan segala daya upaya,” ujar Gus Yahya, sebagaimana dilaporkan NU Online dikutip MINA, Selasa (10/10).

Baca Juga: Ibu Tawanan Israel: Kesepakatan Gencatan Senjata Harus Mengakhiri Perang

Gus Yahya, yang selama ini aktif dalam kampanye perdamaian global, juga mengajak seluruh pihak terkait dan masyarakat internasional agar bertindak dengan langkah tepat dan menentukan.

Ia mendorong agar langkah tersebut dapat mencapai penyelesaian yang adil antara Palestina dan Israel sesuai hukum internasional.

“Masyarakat internasional harus bertindak dengan langkah-langkah yang lebih decisive (menentukan) menuju penyelesaian yang adil atas masalah Israel dan Palestina sesuai hukum dan kesepakatan-kesepakatan internasional yang ada,” jelas Gus Yahya.

Ulama yang aktif mendorong agama menjadi solusi konflik global tersebut juga menyerukan Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB untuk tidak menggunakan Hak Veto hanya demi membela salah satu pihak.

Baca Juga: Media Israel Terbitkan Nama 33 Tawanan Yang Akan Dibebaskan

“Keadilan dan kemanusiaan harus dijadikan landasan sikap yang absolut,” katanya. Gus Yahya kemudian menekankan kepada masyarakat luas agar identitas dan seruan-seruan agama jangan terus digunakan untuk memupuk dan mengembangkan permusuhan.

“Inspirasi agama tentang rahmah dan keadilan universal harus dikedepankan untuk menggulirkan upaya resolusi konflik di semua tingkatan, baik di tingkat struktur politik maupun di tingkat komunitas,” tutur Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang itu.

Menentukan Nasib Sendiri

Pemerintah Palestina mengungkap serangan pasukan Hamas ke wilayah Israel berkaitan dengan ketidakadilan yang dialami rakyat Palestina. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di tengah pertempuran, pemerintah Palestina melalui Kementerian Luar Negeri dengan tegas menyampaikan pesan penting tentang eskalasi konflik yang terjadi dan urgensi pengakhiran pendudukan Israel sebagai kunci perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.

Baca Juga: Pejabat Israel Sebut Janji Netanyahu Lanjutkan Perang di Gaza Langgar Gencatan Senjata

Pemerintah Palestina mengatakan pihaknya telah berulang kali memperingatkan konsekuensi dari menghalangi proses politik yang adil dan kegagalan memberikan kesempatan kepada rakyat Palestina untuk menentukan nasib dan mendirikan negara mereka sendiri.

“Kami telah berulang kali memperingatkan konsekuensi menghalangi cakrawala politik dan kegagalan memberikan kesempatan kepada rakyat Palestina untuk menggunakan hak sah mereka dalam menentukan nasib sendiri dan mendirikan negara mereka sendiri,” tulis Kementerian Luar Negeri Palestina melalui akun media sosial X, Sabtu (7/10/2023).

Mereka juga mengecam provokasi dan serangan yang terus dilakukan oleh pemukim Israel dan pasukan pendudukan serta penggerebekan yang terjadi di Masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat suci umat Islam dan Kristen.

“Keamanan, stabilitas, dan perdamaian di kawasan kita dapat dicapai dengan mengakhiri pendudukan Israel atas tanah Negara Palestina, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sesuai garis tahun 1967, dan mengakui hak rakyat atas kemerdekaan dan kedaulatan,” kata Kemlu Palestina.(R/R1/P1)

Baca Juga: Ezzat Al-Rishq Bantah Klaim Netanyahu, Hamas Halangi Gencatan Senjata

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: 103 Warga Gaza Tewas, 264 Terluka Akibat Serangan Zionis Pascagencatan Senjata

Rekomendasi untuk Anda