Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketupat, Apa Artinya?

Ali Farkhan Tsani - 37 detik yang lalu

37 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi Ketupat (Moeslim)

Saat Lebaran Hari Raya Idul Fitri tiba, tidak lepas dari makanan khas nan istimewa, yaitu ketupat.

Tradisi ketupat lebaran sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Tanpa ketupat rasanya tak sempurna lebaran.

Pertanyaannya, apa sebenarnya arti ketupat itu? Kapan tradisi membuat ketupat itu dimulai?

Tentang makna ketupat, dalam bahasa Jawa disebut kupat . Kata kupat ada yang mencocokkannya berasal dari suku kata  ku = ngaku (mengakui) dan pat = lepat (kesalahan). Sehingga ketupat menjadi simbol mengakui kesalahan.

Baca Juga: Memaknai Tradisi Halal Bihalal Idul Fitri

Ada juga yang menyebut, Dari sisi bahasa, kupatan (bahasa Jawa) kiranya berasal dari kata Kaffatan (Bahasa Arab) yang memperoleh perubahan bunyi dalam ucapan Jawa menjadi kupatan. Sama dengan kata barakah (bahasa Arab) menjadi berkat (bahasa Jawa) atau salama (bahasa Arab) menjadi selamet (bahasa Jawa).

Maka secara istilah, kupatan adalah simbolisasi dari berakhirnya bulan puasa dan menandai terhadap kesempurnaan atau kaffatan di dalam kehidupan individu dan masyarakat. Jadi tradisi kupatan sebagai penanda terhadap keislaman manusia yang sudah sempurna.

Maka, kupatan adalah simbolisasi seseorang yang sudah memasuki Islam secara sempurna. Indikasinya adalah : Sudah melaksanakan puasa sebagai tazkiyatun nafs (pensuci jiwa), sudah melaksanakan zakat sebagai tazkiyatul maal (pembersih harta) dan mengamalkan hablum minannas dalam wujud saling silaturrahmi untuk meminta maaf kepada sesama manusia.

Selain itu, ada juga yang bilang, ketupat atau kupat berasal dari kata laku papat . Laku  artinya perbuatan , papat  artinya empat . Kempat perbuatan yang hanya dilakukan pada bulan Ramadhan sampai 1 Syawal itu adalah: puasa Ramadhan, tarawih, zakat, dan shalat Ied.

Baca Juga: Palestina: Cinta, Perjuangan, dan Harapan

Boleh jadi, tradisi kupatan sudah ada pada zaman pra-Islam Nusantara, sebagaimana tradisi selamatan yang juga sudah ada dan berkembang di Indonesia.

Ada yang mengira-ngira, tradisi membuat ketupat sudah ada sejak masuknya Islam ke tanah Jawa, sekitar tahun 1400-an.

Tradisi kupatan kemudian memperoleh sentuhan baru di zaman penyebaran Islam oleh Walisongo di dalam kerangka untuk menghadirkan tradisi yang akomodatif atau akulturatif di dalam masyarakat Jawa dan Nusantara pada umumnya.

Tradisi menyajikan ketupat pada hari Lebaran, bukan hanya ada di Indonesia. Di Malaysia, Brunai, Singapura, Filipina, juga Kepulauan Cocos (di Australia) ternyata ketupat juga dibuat saat merayakan Lebaran.

Baca Juga: Masjid Al-Aqsa dan Rantai Perjuangan Muslim Palestina

Kita tentu tidak perlu repot-repot memikirkan referensinya. Yang jelas, lebaran ini kita masih bisa menyantap ketupat lengkap dengan sayur opor ayamnya atau dengan rendang dagingnya.

Selamat berlebaran dan menyantap ketupat. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: 10 Karakter Seorang Mujahid Sejati dalam Islam

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Kolom