Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keuangan Syariah Berpotensi Perkuat Struktur Ekonomi

Rendi Setiawan - Rabu, 19 September 2018 - 17:38 WIB

Rabu, 19 September 2018 - 17:38 WIB

14 Views

Jakarta, MINA – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto mengatakan, keuangan syariah perlu dikembangkan seiring tidak menentunya ekonomi global dalam beberapa bulan terakhir yang salah satunya akibat dari meningkatnya suku bunga bank sentral AS.

Menurut Erwin, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pengembangan ini bertujuan untuk memperkuat struktur ekonomi dan pasar keuangan.

“Memang BI tidak lagi menjadi otoritas untuk keuangan syariah. Tapi BI masih tetap punya peran untuk mendorong seperti misalkan kemarin kita coba dorong apa yang kita sebut sebagai wakaf korporasi,” kata Erwin dalam sebuah diskusi di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (19/9).

Erwin mengemukakan, sumber pembayaran untuk pembangunan ekonomi itu ada yang berbasis sosial, jadi bukan sifatnya hutang, seperti wakaf dan zakat, yang memiliki potensi besar. Namun, kata Erwin, karena tidak ada standarnya, potensi itu tidak bisa dimanfaatkan.

Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio

“Standarnya (keuangan syariah) belum ada. Jadi potensi yang besar itu belum bisa kita manfaatkan secara maksimal,” ujarnya.

Di negara lain, kata Erwin, banyak yang pembiayaan infrastrukturnya bersumber dari dana berbasis wakaf. Tapi karena sudah sekian lama tidak diseriusi oleh pemangku kebijakan, maka Indonesia selalu kena masalah dalam hal transaksi berjalan.

Tercatat, defisit transaksi berjalan berada pada angka USD 8,0 miliar atau 3,0 persen PDB pada triwulan kedua 2018. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan defisit triwulan sebelumnya sebesar USD 5,7 miliar atau 2,2 persen PDB.

Peningkatan defisit transaksi berjalan dipengaruhi oleh tingginya kenaikan impor baik bahan baku, barang modal dan barang konsumsi sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi domestik, yang melebihi dari kenaikan ekspor.

Baca Juga: Transaksi Judi Online di Indonesia Mencapai Rp900 Triliun! Pemerintah Siap Perangi dengan Semua Kekuatan

“Mulai saat ini kita harapkan ini benar-benar bisa membuat orang bangun lah ya. Ini ada langkah keluar dari masalah fundamental, supaya kita tidak mudah terkena dampak global seperti yang sekarang sedang terjadi,” kata Erwin.

Dia mengatakan, ekonomi dan keuangan syariah memiliki potensi yang besar sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan. (L/R06/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar

Rekomendasi untuk Anda