DAKWAH adalah salah satu amalan yang paling mulia dalam Islam. Ia merupakan warisan para nabi dan rasul yang bertujuan untuk menyeru manusia kepada kebaikan dan mengajak mereka kepada jalan Allah. Dakwah bukan sekadar tugas para ulama atau dai, tetapi kewajiban setiap Muslim sesuai dengan kemampuannya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an,
وَلتَكُن مِّنكُم أُمَّة يَدعُونَ إِلَى ٱلخَيرِ وَيَأمُرُونَ بِٱلمَعرُوفِ وَيَنهَونَ عَنِ ٱلمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰئِكَ هُمُ ٱلمُفلِحُونَ
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Qs. Ali ‘Imran: 104)
Ayat ini menegaskan bahwa keberuntungan di sisi Allah diberikan kepada mereka yang berperan dalam dakwah. Dakwah memiliki keutamaan yang luar biasa, salah satunya adalah pahala yang terus mengalir, bahkan setelah seorang dai meninggal dunia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim no. 1631)
Ilmu yang bermanfaat dalam hadis ini mencakup dakwah, karena setiap ilmu yang diajarkan kepada orang lain dan diamalkan akan terus mengalir pahalanya selama masih ada yang mengikutinya. Seorang dai yang mengajak orang lain kepada Islam, kebaikan, atau ibadah tertentu, maka selama orang tersebut mengamalkannya, pahala akan terus mengalir kepada dai tersebut.
Baca Juga: Media Digital sebagai Sarana Dakwah Masa Kini
Lebih dari itu, dakwah adalah tugas yang menjadi penyebab utama tersebarnya Islam di seluruh dunia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam dengan membawa risalah tauhid. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (Qs. Al-Anbiya: 107)
Dakwah yang dilakukan dengan ikhlas dan penuh kesabaran akan mendapatkan pertolongan dari Allah. Dalam sejarah, kita melihat bagaimana para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebarkan Islam ke berbagai penjuru dunia, dan hingga kini pahala dakwah mereka terus mengalir. Keikhlasan dalam dakwah adalah syarat utama diterimanya amal ini di sisi Allah. Sebagaimana firman-Nya,
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.'” (Qs. Al-An’am: 162)
Baca Juga: 5 Tanda Hubungan Suami Istri Sedang Bermasalah dan Cara Mengatasinya
Salah satu bentuk pahala yang mengalir dari dakwah adalah ketika seseorang mengajarkan Al-Qur’an atau ilmu agama kepada orang lain. Setiap huruf yang dibaca oleh muridnya, setiap amalan yang dilakukan sebagai hasil dari dakwahnya, akan menjadi investasi pahala yang tidak pernah putus. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
قال رسول الله ﷺ: مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Dakwah juga menjadi sebab turunnya keberkahan dalam hidup seseorang. Allah menjanjikan kebaikan bagi mereka yang bersungguh-sungguh dalam menyeru manusia kepada-Nya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh, Allah, para malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi, bahkan semut di dalam lubangnya serta ikan di lautan, semuanya mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. Tirmidzi no. 2685, hasan sahih)
Keberkahan dakwah juga meliputi ketenangan hati dan kebahagiaan dalam kehidupan. Orang yang berdakwah akan merasakan kebahagiaan karena telah berperan dalam menyebarkan hidayah Allah. Allah berfirman,
Baca Juga: Zionisme dan Konflik Palestina, Sebuah Analisis Ilmiah dan Historis
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, pasti Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (Qs. An-Nahl: 97)
Selain itu, dakwah adalah amalan yang menjadikan seseorang termasuk dalam golongan sebaik-baik umat. Allah berfirman,
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (Qs. Ali ‘Imran: 110)
Ketika seseorang mengajak orang lain kepada Islam dan orang tersebut mendapat hidayah, maka nilainya lebih besar daripada dunia dan seisinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, “Demi Allah, jika Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui perantaraanmu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah.” (HR. Bukhari no. 2942, Muslim no. 2406)
Baca Juga: Hancurnya Ka’bah, Tanda Dekatnya Kiamat
Dengan demikian, dakwah bukan hanya amalan yang dianjurkan, tetapi merupakan ladang pahala yang tiada putus. Seorang dai yang tulus akan mendapatkan kemuliaan di dunia dan akhirat, serta pahalanya akan terus mengalir meskipun ia telah tiada. Oleh karena itu, marilah kita semua turut serta dalam dakwah, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita, agar menjadi bagian dari umat terbaik yang mendapatkan ridha Allah.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 13 Ciri Pemimpin Hebat yang Menginspirasi Dunia