IBADAH haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu secara fisik dan finansial. Haji bukan sekadar perjalanan fisik menuju Tanah Suci, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang sarat makna. Dalam pelaksanaannya, haji menyimbolkan kepatuhan, penghambaan total, dan penyerahan diri secara mutlak kepada Allah Ta’ala. Keutamaan haji begitu besar hingga Allah menempatkan ibadah ini pada kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam.
Haji Sebagai Pembersih Dosa
Salah satu keutamaan haji yang paling utama adalah penghapusan dosa. Dalam hadis sahih, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang berhaji karena Allah, lalu tidak berkata keji dan tidak berbuat fasik, maka ia akan kembali seperti pada hari ia dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan bahwa haji yang mabrur mampu menghapus seluruh dosa-dosa yang telah lalu, menjadikan pelakunya kembali suci sebagaimana bayi yang baru lahir. Ini adalah karunia besar yang tidak diberikan kecuali kepada mereka yang bersungguh-sungguh dalam berhaji dengan niat ikhlas karena Allah.
Haji Setara dengan Jihad
Dalam Islam, jihad fi sabilillah memiliki keutamaan yang luar biasa. Namun, bagi kaum wanita yang tidak dibebani kewajiban jihad fisik, Rasulullah memberikan kabar gembira bahwa haji adalah bentuk jihad mereka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jihad kalian (para wanita) adalah haji.” (HR. Bukhari).
Baca Juga: Panduan Haji, Apa Saja yang Tidak Boleh Dilakukan?
Ini menunjukkan bahwa ibadah haji memiliki nilai perjuangan yang tinggi, setara dengan pengorbanan di medan perang demi membela agama Allah.
Haji Mabrur, Tidak Ada Balasan Kecuali Surga
Keutamaan lain dari haji adalah janji surga bagi mereka yang melaksanakannya dengan benar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Haji yang mabrur itu tidak ada balasan yang pantas baginya kecuali surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah, yang tercermin dari perubahan akhlak dan perilaku setelah pulang dari Tanah Suci. Mereka yang kembali dari haji dan memperbaiki diri menunjukkan bahwa hajinya tidak hanya ritual semata, tetapi juga berhasil mengukir transformasi spiritual yang hakiki.
Haji Menghapus Kemiskinan dan Dosa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Laksanakanlah haji dan umrah secara berulang, karena keduanya menghapuskan kemiskinan dan dosa sebagaimana api menghilangkan karat dari besi.” (HR. Tirmidzi).
Baca Juga: Urgensi Jihad Ma’rifi dalam Pembebasan Masjidil Aqsa
Hadis ini menunjukkan bahwa haji bukan hanya memberi keuntungan ukhrawi, tetapi juga membawa berkah duniawi. Dengan niat yang benar dan tawakal kepada Allah, haji menjadi sebab dibukanya pintu rezeki dan diangkatnya kesulitan hidup.
Tamu Allah yang Dimuliakan
Orang-orang yang berhaji disebut sebagai tamu-tamu Allah. Mereka mendapat sambutan dan pemuliaan dari Allah Ta’ala. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji dan orang yang berumrah adalah tamu-tamu Allah. Dia memanggil mereka dan mereka memenuhi panggilan-Nya. Maka apabila mereka memohon kepada-Nya, Allah akan mengabulkannya.” (HR. Ibnu Majah).
Status sebagai tamu Allah adalah kedudukan yang sangat mulia. Setiap doa, rintihan, dan permintaan di Tanah Suci akan lebih dekat untuk dikabulkan karena pelakunya berada dalam momen istimewa di hadapan Allah.
Kesempatan Menyatukan Umat
Haji juga menjadi momentum penyatuan umat Islam dari berbagai penjuru dunia. Di tanah haram, tidak ada perbedaan status, warna kulit, atau kebangsaan. Semua berpakaian ihram yang sama, berdiri sejajar, dan mengucapkan talbiyah yang sama. Haji mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi persamaan, kesederhanaan, dan persaudaraan.
Baca Juga: Pemuda dan Tanggung Jawab Pembebasan Al-Aqsa
Ibadah haji adalah kesempatan emas yang hanya datang sekali atau beberapa kali dalam hidup. Maka, mereka yang telah diberi kemampuan hendaknya segera melaksanakannya dan menjaga niat semata-mata karena Allah SWT. Keutamaan haji bukan hanya terletak pada perjalanan ke Makkah, tetapi pada perubahan jiwa dan peningkatan iman setelahnya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang berkesempatan meraih haji yang mabrur dan memperoleh kedudukan mulia di sisi-Nya. Aamiin.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Zionis Pencipta Doktrin Antisemitisme