KEUTAMAAN hidup berjama’ah dalam perspektif Al-Qur’an menekankan pentingnya kebersamaan dalam menjalankan kehidupan, baik dalam urusan ibadah maupun sosial. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk hidup dalam kebersamaan yang berlandaskan persaudaraan, keimanan, dan ketakwaan. Hal ini diperkuat oleh banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menekankan pentingnya persatuan dan larangan terhadap perpecahan.
Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Ali ‘Imran ayat 103,
وَاعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًۭا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (Qs. Ali ‘Imran: 103). Ayat ini mengisyaratkan bahwa hidup berjama’ah adalah perintah Allah dan merupakan kunci kejayaan umat Islam. Berikut ini adalah beberapa keutamaan hidup berjama’ah.
Pertama, Hidup Berjama’ah Sebagai Sumber Kekuatan. Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala menegaskan bahwa kekuatan umat Islam terletak pada persatuan mereka. Firman Allah dalam Surah Al-Anfal ayat 46,
Baca Juga: Ketangguhan Pejuang Palestina dan Pesimisme Tentara Israel dalam Krisis Gaza
وَلَا تَنَٰزَعُوا۟ فَتَفْشَلُوا۟ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ
“Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu…” (Qs. Al-Anfal: 46). Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan akibat buruk dari perpecahan, yaitu kelemahan dan hilangnya kejayaan umat Islam.
Kedua, Jama’ah dalam Konteks Ukhuwah Islamiyah. Persaudaraan dalam Islam (ukhuwah Islamiyah) merupakan pilar utama dalam hidup berjama’ah. Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 10,
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌۭ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Maka damaikanlah antara kedua saudaramu…” (Qs. Al-Hujurat: 10). Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat ini menegaskan bahwa persaudaraan dalam Islam bukan sekadar hubungan sosial, melainkan ikatan yang harus dijaga dengan keimanan.
Ketiga, Hidup Berjama’ah Menjaga Keimanan. Keutamaan hidup berjama’ah juga terkait dengan menjaga keimanan seseorang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Baca Juga: 10 Akhlak dalam Pernikahan, Pondasi Keharmonisan
المُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti bangunan yang saling menguatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Al-Qur’an dalam Surah At-Taubah ayat 71 menyebutkan,
وَٱلْمُؤْمِنُونَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍۢ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain…” (Qs. At-Taubah: 71). Al-Jassas dalam tafsirnya menegaskan bahwa ayat ini menekankan pentingnya sikap saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
Keempat, Keutamaan Shalat Berjama’ah. Hidup berjama’ah tidak hanya dalam aspek sosial, tetapi juga dalam ibadah. Shalat berjama’ah misalnya memiliki keutamaan yang luar biasa, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الفَذِّ بِعِشْرِينَ وَسَبْعِينَ دَرَجَةً
“Shalat berjama’ah lebih utama dibanding shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Krisis Kemanusiaan di Palestina, Tanggung Jawab Global
Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 43,
وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.” (Qs. Al-Baqarah: 43). Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini adalah perintah untuk shalat berjama’ah.
Kelima, Menjaga Kehidupan Sosial dan Mencegah Anarki. Hidup berjama’ah dalam Islam juga penting untuk menjaga kehidupan sosial yang harmonis dan menghindari perpecahan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Hujurat ayat 9,
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱقْتَتَلُوا۟ فَٱصْلِحُوا۟ بَيْنَهُمَاۚ
“Jika dua golongan dari orang-orang beriman berperang, maka damaikanlah antara keduanya…” (Qs. Al-Hujurat: 9).
Tafsir Al-Qurtubi menyatakan bahwa ayat ini mengandung pesan bahwa meskipun dalam jama’ah umat Islam terdapat perselisihan, penting untuk segera memulihkan keadaan dengan cara yang adil dan bijaksana, tanpa merusak persatuan. Ayat ini juga menunjukkan pentingnya hidup berjama’ah untuk menciptakan suasana damai.
Keenam, Kekuatan Jama’ah dalam Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Hidup berjama’ah memberikan kekuatan dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (menganjurkan yang baik dan melarang yang buruk). Dalam Surah Al-Imran ayat 104, Allah Ta’ala berfirman,
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ أُمَّةٌۭ يَدْعُونَ إِلَىٰ ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ
“Dan hendaklah ada di antara kamu umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh yang ma’ruf, dan mencegah yang munkar…” (Qs. Al-Imran: 104).
Imam Al-Tustari menjelaskan bahwa tugas ini hanya dapat dilakukan dengan kekuatan jama’ah, di mana individu saling mendukung dalam mengamalkan kebaikan dan menegakkan kebenaran. Ayat ini mengingatkan umat untuk bekerja sama dalam menciptakan masyarakat yang baik dan menjauhkan kemungkaran.
Baca Juga: 13 Peran Suami dalam Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga
Ketujuh, Hidup Berjama’ah dalam Perspektif Persatuan Umat. Islam sangat menganjurkan persatuan umat agar tidak terpecah belah. Dalam Surah Al-Anfal ayat 1, Allah Ta’ala berfirman,
يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْأَنفَالِ ۚ قُلِ ٱلْأَنفَٰلُ لِلَّهِ وَٱلرَّسُولِ
“Mereka meminta fatwa kepadamu tentang harta rampasan perang. Katakanlah, ‘Harta rampasan perang itu adalah milik Allah dan Rasul.'” (Qs. Al-Anfal: 1).
Para ulama, seperti Imam Al-Qurtubi dalam tafsirnya, menekankan bahwa ayat ini mengajarkan umat Islam untuk tetap bersatu di bawah pimpinan yang sah (Allah dan Rasul). Hal ini penting untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kedelapan, Hikmah dari Bersatu dalam Jama’ah. Bersatu dalam jama’ah membawa hikmah dan manfaat yang luar biasa bagi umat. Dalam Surah As-Saff ayat 4, Allah Ta’ala berfirman,
Baca Juga: Bulan Rajab untuk Pembebasan Masjidil Aqsa
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِهِۦ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌۭ مَّرْصُوصٌۭ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh.” (Qs. As-Saff: 4).
Imam Al-Tha’labi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa barisan yang teratur menggambarkan pentingnya kesatuan dalam perjuangan. Kehidupan berjama’ah mengajarkan umat untuk memiliki kesadaran bahwa kesuksesan tidak bisa dicapai dengan egoisme individu, melainkan dengan saling bekerja sama.
Kesembilan, Keutamaan Hidup Berjama’ah dalam Konteks Ibadah. Ibadah berjama’ah memberikan banyak keutamaan, seperti dalam shalat berjama’ah yang sangat dianjurkan oleh Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
“Shalat berjama’ah lebih utama dari shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Kematian Kareem Badawi dalam Serangan New Orleans Hancurkan Hati Keluarga
Imam An-Nawawi dalam Syarh Sahih Muslim menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan betapa besar ganjaran bagi mereka yang melaksanakan shalat berjama’ah. Hal ini menunjukkan bahwa amal ibadah berjama’ah lebih utama dibandingkan ibadah individual karena adanya kekuatan dalam kebersamaan.
Kesepuluh, Hidup Berjama’ah dalam Aspek Kehidupan Sosial. Keutamaan hidup berjama’ah tidak terbatas pada aspek ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sosial. Dalam Surah Al-Mujadila ayat 11, Allah Ta’ala berfirman,
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍۢ
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (Qs. Al-Mujadila: 11). Imam Al-Baghawi menjelaskan bahwa ayat ini mengandung makna bahwa kehidupan sosial dalam kebersamaan akan membawa umat kepada kemajuan dan keberkahan.
Kesebelas, Menjaga Keberkahan dan Kekuatan Dalam Jama’ah. Keberkahan dan kekuatan dalam jama’ah tercapai apabila seluruh anggota berjama’ah melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Dalam Surah Al-Mumtahanah ayat 8, Allah Ta’ala berfirman,
Baca Juga: Menjaga Ukhuwah Islamiyah dalam Kehidupan Berjama’ah
لَا يَنْهَٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمْ يُقَٰتِلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَٰرِكُمْ
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu dalam agama…” (Qs. Al-Mumtahanah: 8). Ulama seperti Al-Jassas berpendapat bahwa ayat ini menunjukkan pentingnya menjaga hubungan baik dalam komunitas yang bersatu dan menjaga keberkahan dalam keberagaman jama’ah.
Keduabelas, Hidup Berjama’ah dalam Perspektif Tanggung Jawab. Setiap anggota dalam jama’ah memiliki tanggung jawab untuk menjaga keharmonisan dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 2, Allah Ta’ala berfirman,
ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَ فِيهِ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ
“Kitab ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al-Baqarah: 2). Imam Al-Tabari menyatakan bahwa ketakwaan adalah kunci utama dalam menjaga hubungan di dalam jama’ah, yang pada akhirnya membawa keberkahan bagi seluruh umat.
Hidup berjama’ah dalam Islam adalah anjuran yang kuat, baik dalam aspek ibadah, sosial, maupun dalam upaya menegakkan kebenaran dan keadilan. Banyak dalil yang menunjukkan keutamaan hidup dalam kebersamaan, dan bagaimana dengan saling mendukung, umat Islam dapat mencapai kejayaan dan kebahagiaan dunia akhirat. Para ulama sepakat bahwa persatuan umat adalah kunci dari kekuatan umat Islam, dan hidup berjama’ah menjadi jalan menuju itu semua.[]
Baca Juga: Apa yang Harus Diketahui tentang Masjid Al-Aqsa dan Konflik Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)