Menulis adalah aktivitas intelektual yang memiliki dampak besar bagi individu maupun masyarakat. Dalam Islam, menulis bukan hanya sekadar kemampuan teknis, tetapi juga sebuah bentuk ibadah yang dapat mendekatkan seseorang kepada Allah. Menulis menyimpan kekuatan untuk mengabadikan ilmu, menyampaikan kebenaran, dan menginspirasi perubahan ke arah kebaikan.
Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut pena sebagai salah satu simbol utama pengetahuan. Allah berfirman,
ن ۚ وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ
“Nun, demi pena dan apa yang mereka tuliskan.” (QS. Al-Qalam: 1). Ayat ini menunjukkan bahwa menulis memiliki posisi istimewa dalam pandangan Islam. Pena dan tulisan menjadi instrumen penting untuk merekam dan menyebarkan ilmu bagi generasi mendatang.
Menulis menjadi sarana untuk mengabadikan ilmu. Imam Syafi’i pernah berkata, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.” Tanpa tulisan, ilmu yang telah diperoleh akan mudah terlupakan. Dengan menulis, seseorang tidak hanya menyimpan ilmu untuk dirinya sendiri, tetapi juga membuka akses bagi orang lain untuk mempelajarinya.
Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina
Menulis juga dapat menjadi salah satu bentuk dakwah yang efektif. Dalam QS. Fussilat: 33, Allah berfirman,
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri’?”. Dakwah tidak hanya dilakukan melalui lisan, tetapi juga melalui tulisan yang menyampaikan pesan kebenaran dan mengajak manusia kepada kebaikan.
Manfaat lain dari sebuah tulisan yang bermanfaat termasuk dalam kategori amal jariyah, yang pahalanya terus mengalir meskipun penulis telah meninggal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau doa anak yang saleh.” (HR. Muslim). Dengan menulis karya yang bermanfaat, seorang penulis dapat terus menuai pahala.
Islam menekankan pentingnya pendidikan dan pengetahuan. Dalam QS. Al-‘Alaq: 1-5, Allah memerintahkan manusia untuk membaca, belajar, dan menulis. Menulis menjadi salah satu cara untuk melawan kebodohan dan menyebarkan pencerahan. Melalui tulisan, pengetahuan dapat menyebar luas dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Yang tak kalah penting, kemampuan menulis adalah salah satu nikmat yang diberikan Allah kepada manusia. Dalam QS. Ar-Rahman: 4, Allah menyebutkan bahwa Dia mengajarkan manusia untuk berbicara, dan ini juga mencakup kemampuan untuk mengekspresikan diri melalui tulisan. Dengan menulis, seorang Muslim dapat menunjukkan rasa syukur atas karunia ini dengan menggunakan kemampuan tersebut untuk tujuan yang baik.
Fungsi dan keutamaan lain dari menulis yakni proses menulis itu bagian dari cara untuk menginspirasi perubahan. Tulisan memiliki kekuatan untuk mengubah cara pandang seseorang dan menginspirasi perubahan. Sejarah mencatat bagaimana tulisan ulama dan cendekiawan Muslim telah mengubah peradaban. Contohnya adalah karya-karya Ibn Khaldun dalam Muqaddimah dan Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin yang menjadi rujukan ilmu hingga kini.
Tentu saja menulis tidak hanya berbasis fakta, tetapi juga harus menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Prinsip ini menegaskan bahwa tulisan seorang Muslim harus membawa kebaikan, menghindari fitnah, dan menjauhkan diri dari kebohongan.
Pada akhirnya, menurlis juga sebagai refleksi dan tadabbur atas semua kejadian yang terjadi di alam raya ini. Aktivitas menulis mendorong seseorang untuk berpikir mendalam, merenungi kehidupan, dan mengaitkan fenomena dunia dengan petunjuk Al-Qur’an dan Hadis. Dalam QS. Ali Imran: 191, Allah memuji orang-orang yang senantiasa berpikir dan merenung. Menulis dapat menjadi sarana untuk mencatat pemikiran ini dan menyebarkannya kepada orang lain.
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam
Yang tak kalah dahsyat, ternyata menulis juga bisa menjadi jalan untuk membela kebenaran. Tulisan dapat menjadi sarana untuk membela kebenaran dan melawan kebatilan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memuji syair Hassan bin Tsabit yang membela Islam dengan kata-kata yang tajam dan penuh hikmah. Hal ini menunjukkan bahwa tulisan yang digunakan untuk membela agama memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah.
Meskipun menulis memiliki banyak keutamaan, terdapat tantangan yang harus dihadapi. Penulis Muslim harus menjaga integritas, memastikan bahwa apa yang ia tulis sesuai dengan kebenaran dan tidak menyimpang dari ajaran Islam. Dalam QS. Al-Isra: 36, Allah memperingatkan untuk tidak mengikuti sesuatu tanpa ilmu.
Menulis adalah aktivitas mulia yang memiliki keutamaan besar dalam perspektif Islam dan ilmiah. Ia adalah sarana untuk mengabadikan ilmu, menyebarkan kebaikan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan menulis, seorang Muslim dapat berkontribusi pada peradaban, menyampaikan kebenaran, dan meninggalkan warisan yang bermanfaat bagi generasi mendatang. Oleh karena itu, menulis bukan hanya keterampilan, tetapi juga tanggung jawab yang harus diemban dengan niat yang tulus dan prinsip yang benar. Yuk, terus semangat dalam menulis![]
Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)