Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keutamaan Muslimah yang Menjaga Hijabnya

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - Sabtu, 19 April 2025 - 20:50 WIB

Sabtu, 19 April 2025 - 20:50 WIB

23 Views

Ilustrasi Muslimah

DALAM dunia yang penuh dengan arus modernisasi dan godaan untuk membuka aurat, tetap teguh dalam menjaga hijab adalah salah satu bentuk ketaatan yang luar biasa kepada Allah Ta’ala. Hijab bukan sekadar sehelai kain, melainkan simbol kehormatan, identitas, dan bukti nyata kecintaan seorang muslimah kepada Rabb-nya. Hijab adalah benteng yang menjaga kesucian hati dan tubuh wanita dari pandangan yang tidak halal.

Menjaga hijab bukanlah perkara mudah di zaman sekarang. Banyak yang memandang sebelah mata, mencibir, bahkan meremehkan wanita berhijab. Namun, justru dari kesabaran dan keteguhan itulah, derajat seorang muslimah diangkat tinggi di sisi Allah Ta’ala. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (QS. Al-Ahzab: 59).

Hijab adalah bentuk perlindungan yang Allah berikan untuk wanita. Ia bukanlah pengekang, melainkan penjaga. Ketika seorang muslimah memilih untuk berhijab, ia memilih untuk menjaga dirinya dari dunia yang sering kali memperlakukan wanita sebagai objek pandangan. Hijab membuat wanita dihargai bukan karena bentuk tubuhnya, melainkan karena akhlak dan ketakwaannya.

Wanita yang berhijab karena Allah akan mendapat kemuliaan di dunia dan akhirat. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah aku lihat sebelumnya; satu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukuli manusia, dan para wanita yang berpakaian namun telanjang…” (HR. Muslim). Hadis ini menjadi peringatan bagi wanita untuk menutup aurat dengan benar, bukan asal memakai.

Baca Juga: Selfie di Sajadah, Hijrah atau Gengsi?

Hijab sejati bukan hanya menutup kepala, tapi juga menutup hati dari keinginan untuk tampil menggoda. Ia menanamkan rasa malu, kesantunan, dan keikhlasan. Muslimah yang menjaga hijabnya akan diliputi rasa tenang dan damai, karena ia tahu bahwa dirinya sedang menjalankan perintah Allah, dan Allah pasti melihat serta mencintainya.

Tidak sedikit wanita yang berhijab menghadapi rintangan—baik dari keluarga, teman, bahkan dari dalam dirinya sendiri. Namun, setiap langkah menuju ketaatan itu tidak akan pernah sia-sia. Allah mencatat setiap peluh, setiap hinaan yang diterima, sebagai bentuk perjuangan di jalan-Nya. Bukankah Allah telah menjanjikan surga bagi para wanita yang menjaga dirinya dengan hijab?

Hijab juga merupakan bukti bahwa seorang wanita memuliakan dirinya. Ia tahu bahwa harga dirinya bukan untuk dipertontonkan. Ia paham bahwa tubuhnya bukan untuk dilihat semua orang. Hijab menjadikannya istimewa. Seperti mutiara yang tersembunyi di dalam kerang, hijab menjaga kecantikannya hanya untuk yang halal.

Muslimah yang berhijab juga membawa pesan dakwah dalam diam. Ia menjadi representasi Islam di tengah masyarakat. Tanpa banyak kata, hijabnya menyampaikan pesan tentang kesucian, iman, dan ketaatan. Ia bisa menjadi sebab hidayah bagi orang lain, bahkan tanpa ia sadari.

Baca Juga: Muslimah dan Cahaya Keberanian, Menapaki Jalan Kebaikan dengan Keyakinan

Dalam menjaga hijab, sering kali seorang muslimah harus rela “kehilangan” dunia. Mungkin kehilangan pekerjaan, teman, atau kesempatan duniawi. Namun percayalah, setiap hal yang ditinggalkan demi Allah akan diganti dengan yang lebih baik. Allah tidak pernah zalim kepada hamba-Nya yang taat. “Barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad).

Hijab juga melatih kesabaran. Ia bukan sekadar pakaian, tetapi komitmen hidup. Dengan hijab, seorang wanita belajar mengendalikan diri, menjaga lisan, menahan pandangan, dan menjaga akhlaknya. Hijab adalah awal dari hijrah yang utuh, dan setiap hijrah karena Allah adalah langkah menuju kebaikan yang tak terhingga.

Ketika dunia semakin menggoda untuk melalaikan agama, hijab menjadi perisai terakhir seorang muslimah. Ia mengingatkan bahwa dirinya adalah hamba Allah, bukan budak mode. Ia lebih memilih ridha Allah daripada pujian manusia. Dan di situlah letak keagungan dan kekuatannya.

Di akhirat nanti, para wanita yang menjaga hijabnya akan dipanggil dengan kemuliaan. Mereka akan diberi pakaian kehormatan, cahaya di wajahnya, dan balasan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Mereka telah memilih jalan yang sukar di dunia demi jalan yang lapang di akhirat.

Baca Juga: Menjaga Cahaya Iman, Muslimah di Tengah Godaan Gemerlapnya Dunia

Wahai muslimah, jika engkau merasa lelah menjaga hijab, ingatlah bahwa engkau sedang menjaga karunia terindah dari Allah. Engkau sedang menjaga mahkota keimanan. Jangan pernah merasa sendiri, karena Allah selalu bersamamu. Setiap helai hijab yang kau kenakan, adalah bukti cinta kepada Sang Khalik.

Mari terus kuatkan niat, perbaiki niat, dan luruskan langkah. Hijab adalah jalan perjuangan, bukan tujuan akhir. Jadikan hijab sebagai gerbang menuju kesempurnaan akhlak dan ibadah. Semoga Allah senantiasa menguatkan hati para muslimah yang istiqamah menjaga hijabnya, dan menjadikan mereka penghuni surga-Nya yang penuh kenikmatan. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menjadi Muslimah yang Berdaya Saing dan Tangguh

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Preneur
Kolom