KEUTAMAAN SALAM DAN MENJAGA SILATURAHMI

Oleh: Nezatullah Assiba’i, Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI), Bogor

(foto: google)
(foto: google)

Keindahan ajaran Islam merupakan kebaikan islam yang mengajarkan kepada hambanya dalam hal mengucapkan salam setiap bertemu dengan saudaranya sesama muslim, baik ketika memasuki rumah, memasuki majlis, dan lain-lain. Salam menurut syari’at Islam pada dasarnya merupakan doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT untuk keselamatan dan kesejahteraan saudara-saudara kita.

Ketika seorang muslim mengucapkan “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullohi wa barokaatuh”, ini artinya ia mendoakan agar saudaranya itu mendapat keselamatan, rahmat dan barakah dari Allah SWT. Jadi, salam merupakan kebiasaan baik  yang seharusnya kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar semua saling mendoakan sesama muslim.

Setiap perintah, anjuran atau larangan dari islam pasti mengandung hikmah demi kebaikan hidup di dunia dan di akherat kelak. Hikmah dari ajaran islam agar kita menyakininya bahwa semua yang dari Allah dan Rasul-Nya itu pasti akan berdampak baik bagi kita semua.
seperti yang terdapat dalam firman Allah, yang berbunyi:

يَوۡمَ تَشۡہَدُ عَلَيۡہِمۡ أَلۡسِنَتُهُمۡ وَأَيۡدِيہِمۡ وَأَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (24)

“Pada hari ketika, lidahmu, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Qs. an-Nur: 24).

Pada ayat di atas, dapat kita garis bawahi, bahwa yang di maksud lidah tersebut adalah perkataan atau ucapan, jadi dapat dikatakan sebagai ucapan seperti salam, Salam juga merupakan suatu cara untuk memulihkan hubungan yang tidak baik antara sesama muslim. Seorang muslim dilarang mendiamkan sesama muslim lebih dari tiga hari. Dan bila hal yang tidak diinginkan itu terjadi juga, Islam memberikan suatu cara untuk memperbaikinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut :

Dari Abu Ayyub al- Anshari, bahwasannya Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam, keduanya bertemu lalu yang satu berpaling dan yang lain berpaling juga. Dan yang paling baik diantara keduanya adalah yang memulai memberi salam.” (HR. Muslim juz 4, hal. 1983).

Dalam hadis lain juga menegaskan kembali, tentang saling menjauh satu dengan yang lain,

Dari Abi Hurairah Radhiallah hu alaiwasallam, Ia berkata, bahwa Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam bersabda, “Jangan kalian saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang ditawarkan orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh kita mendzaliminnya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinannya. Taqwa itu ada di hati. Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika Ia menghina saudara sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang lain, demikian juga harga dan kehormatannya.” (HR. Muslim, no. 35).

Salam dan talisilaturahmi memiliki kaitannya, karena memiliki hubungan. Kehidupan di dunia ini tidak akan pernah melakukan sesuatu hal sendiri, melainkan semua dilakukan bersama sama. Karena itulah sambung tali silaturahmi merupakan jalan satu-satunya yang harus dilakukan.

Tali persaudaraan merupakan syari’at Islam, dengan demikian apabila kita mau termasuk dalam orang-orang yang beriman. Kebersamaan yang dijalani dengan baik, akan menberikan dampak yang baik bagi lingkungan itu sendiri, saling membantu satu sama lain.

Dalam alquran menjelaskan salam satu ciri-ciri orang yang beriman yang terdapat dalam surat an-Nisa: 36.

وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـًٔ۬ا‌ۖ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنً۬ا وَبِذِى ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِينِ وَٱلۡجَارِ ذِى ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَيۡمَـٰنُكُمۡ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن ڪَانَ مُخۡتَالاً۬ فَخُورًا(36)

“Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempertsekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Serta berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang miskin tetangga dekat dan tetangga jauh, teman, musafir, dan hamba sahaya yang kalian miliki. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membangakan diri.” (Qs. an-Nisa : 36)

Dalam dalil yang menjelaskan tentang keimanan seseorang dengan hari aklhir sebagai berikut, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah Ia bersilaturahmi.” (HR.Bukhari dari Abu Hurairah.

Maka haruslah seluruh umat ini meliki keimanan dalam hatinya.

Agar dapat menjaga silaturahmi dengan baik maka harus memiliki rasa kasih sayang di dalam hatinya, karena kasih sayang yang dijalani antara sesama umat muslim akan memberikan kedamaiaan dan kenyamanan dalam hati.

Dalam firman Allah menjelaskan yang terdapat dalam al quran (Qs. al-Balad: 17), yang artinya, “Dan dia termasuk orang yang beriman dan saling berpesan untuk berkasih sayang”.

Muslim bukankan yang suka melakukan kejahatan, menyakiti perasaan orang lain, apalagi sampai menyakiti hati seorang muslim, itu merupakan bukan kepribadian seorang muslim yang baik.

Maksud dari ayat diatas adalah, muslim memiliki perasaan kasih sayang dengan yang lainya. Hidup berasama dalam menjalankan semua perintah Allah dan perbedaan-perbedaan yang ada.

Beberapa dari mutuskan Tali Silaturahmi

Pertama, akan putusnya hubungan hamba dengan Allah. Ketika silaturahmi kita langar juga akan memberikan dampak buruk bagi kita, atau kata lain tali persaudaraan, seperti yang terdapat dalam sebuah dalil, yaitu: “Barang siapa menyambung silaturahmi maka Aku akan bersambung dengannya, dan barang siapa memutuskan tali silaturahmi maka Aku akan memutuskan hubungan-Ku dengannya.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah).

Dalam hadist di atas menjelaskan bawhasannya sangat rugi apabila diantara kita sampai memutuskan tali persaudaraan, karena akan putus juga hubungan kita dengan Allah Shubhanahu wa ta’ala.

Kedua, diharamkan masuk surga. Dan pemutus tali persaudaraan juga akan menjerumuskan kita ke dalam neraka, yang di jelaskan dalam hadist, sebagai berikut:

Dari Jubair bin Muth’im bahwa Rasulullah shallallah ‘alaihiwasalam bersabda, “Tidak akan masuk surga pemutus silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hal yang menurut kita sepele, namun berdampak besar bagi diri kita, pemutus persaudaraan merupakan hal yang biasanya kita lalui dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga, tidak mendapat ramat dari Allah. Tidak akan mendapat kasih sayang dari Allah, itulah yang dimaksud tidak mendapat rahmat dari Allah. Hidupnya akan tidak merasa tercukupi dan selalu ingin mendapatkan kesenagan di dunia.

Allah berfirman,

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٌ۬ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ(10)

 “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah antara kedua Saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (Qs. Al-Hujurat: 10)

Dalam hadist di jelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan tidak akan turun kepada kaum yang padanya terdapat orang yang memutuskan tali silaturahmi.” (HR. Muslim).

Ketika rahmat Allah selalu kita dapatkan maka hidup yang kita jalani akan terasa tercukupi, dan tidak akan mencari-cari hal yang merupakan kesenangan yang sementara.

Buah Silaturahmi

Disisilain apabila kita dapat menjaga tali persaudaraan maka akan berdampak baik bagi diri kita. Dalam hal ini seorang mukmin harus mengerti ilmu, agar dalam menjalani hidup di dunia ini dapat dijalani dengan syari’at yang telah di tentukan oleh Allah.

Pertama, diberi rizeki oleh Allah dan perpajang umur hidupnya. engenai hal ini, marilah kita perhatikan sebuah hadits, yakni dari Anas r.a., ia berkata, bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda, “Barangsiapa yang menyukai untuk mendapatkan kelapangan rezeki dan panjang umurnya, hendaklah ia menyambung hubungan dengan saudaranya (silaturahmi).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Mendapatkan kelapangan rezeki dapat dipahami bahwa orang yang suka menjalin silaturahmi itu akan mempunyai banyak teman, kenalan, atau bahkan orang lain yang bisa menjadi dekat seperti saudara. Orang yang senang dalam menjalin silaturahmi akan mempunyai banyak relasi. Ia akan menemukan banyak kemudahan ketika melakukan sebuah usaha. Dengan demikian, rezekinya pun menjadi lapang.

Dalam ayat tersebut sudah membuktikan, bahwa apa yang Allah perintahkan kepada kita akan memberikan hikmah bagi kehidupan kita, dan mendapat pahala yang akan di berikan oleh Allah kepada kita. (T/nza/R02).

(dari berbagai sumber)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0