Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keutamaan Shalat Shubuh Berjama’ah Bagi Orang Beriman

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 2 April 2016 - 17:08 WIB

Sabtu, 2 April 2016 - 17:08 WIB

788 Views

Oleh: Ustadz Sakuri, Waliyul Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jabodetabek

Menjalankan shalat shubuh berjama’ah, merupakan perkara yang tidak mudah, karena dikerjakan pada saat waktu tidur sedang nyenyak, cuaca masih dingin, dan rasa malas. Itu sebabnya, terdapat berbagai macam keutamaan atau pahala besar jika kita dapat melazimkannya.

Adapun keutamaan shalat shubuh berjama’ah, antara lain:

  1. Mendapatkan berkah dari Allah Ta’ala.

Shalat Subuh berjama’ah berpeluang mendapatkan berkah dari Allah Ta’ala. Sebab, aktivitas yang dilaksanakan pada waktu pagi, terlebih aktivitas wajib dan dilaksanakan berjamaah seperti shalat shubuh, telah didoakan agar mendapatkan berkah. Yang mendoakannya adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah

اللهمَّ باركْ لأمتي في بكورِها

Artinya: “Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya. (H.R. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibn Majah)

  1. Mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.

Kondisi pada waktu shubuh umumnya masih gelap, walau dengan penerangan listrik yang ada. Namun, dengan kondisi seperti itulah justru terdapat ganjaran yang besar dari Allah Ta’ala bagi manusia-manusia yang menuju masjid buat melaksanakan shalat dengan cahaya yang sempurna di hari Kiamat kelak. Seperti dalam hadits disebutkan:

عن بريدة الأسلمي رضي الله عنه عن النبي – صلى الله عليه وسلم قال :بشِّرِ المشَّائين في الظُّلَم إلى المساجد بالنور التام يوم القيامة

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh

Artinya: Dari Buraidah al-Aslami Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang berjalan pada saat gelap menuju masjid, dengan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.” (H.R. Abu Dawud dan Tirmidzi).

  1. Mendapatkan ganjaran shalat malam sepenuh waktunya.

Bisakah kita melakukan shalat malam atau tahajud sepenuh malam? Tentu sangat sulit dengan beragam aktivitas siang hari yang juga harus kita kerjakan. Namun demikian, pahala melakukan shalat malam sepenuh waktu malam ternyata bisa kita dapatkan dengan melakukan shalat Subuh secara berjama’ah. Dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam disebutkan:

مَن صلى العشاء في جماعة، فكأنما قام نصف الليل، ومن صلى الصبح في جماعة، فكأنما صلَّى الليلَ كلَّه

Artinya: “Barang siapa yang melakukan shalat Isya berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan shalat setengah malam. Barang siapa yang melakukan shalat Subuh berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan shalat malam sepanjang waktu malam itu”. (H.R. Muslim, dari Utsman bin Affan Radhiallahu ‘Anhu).

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam

  1. Berada dalam jaminan AllahTa’ala.

Artinya, orang yang melaksanakan shalat shubuh dengan sempurna, antara lain dengan melaksanakannya secara berjama’ah, maka dia berada dalam jaminan dan perlindungan Allah Azza wa jalla. Dengan begitu, siapa yang berada dalam perlindungan Allah, orang itu tidak boleh disakiti, orang yang berani mencelakakannya terancam dengan azab yang pedih. Sebab dia telah melanggar perlindungan yang Allah berikan kepada orang tersebut.

Dalam haditsnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

مَن صلَّى الصبح، فهو في ذمة الله، فلا يَطلُبَنَّكم الله من ذمَّته بشيء؛ فإن من يطلُبهُ من ذمته بشيء يدركه، ثم يَكُبه على وجهه في نار جهنم

Artinya: “Barang siapa yang melaksanakan shalat Subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan sampai Allah menuntut kalian sesuatu apa pun pada jaminan-Nya. Karena barangsiapa yang Dia tuntut pada jaminan-Nya, pasti Dia akan mendapatkannya. Kemudian dia akan ditelungkupkan pada wajahnya di dalam Neraka”. (H.R. Muslim, dari Jundub ibn Abdillah al-Bajali Radhiallahu ‘Anhu).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan

  1. Dibebaskan dari sifat orang munafik.

Siapakah dari kita yang bisa menjamin bahwa diri kita telah suci dari penyakit kemunafikan? Bukankah dahulu para tokoh salaf, yang notabene keimanannya lebih baik daripada kita, senantiasa takut dan khawatir terjangkiti sifat kemunafikan? Lantas, tidakkah kita seharusnya lebih layak untuk khawatir terhadap kondisi kita dewasa ini? Apalagi hidup dalam dunia dengan godaan yang demikian banyak menerpa.

Shalat shubuh secara berjama’ah adalah salah satu upaya yang bisa kita tempuh agar bisa terhindar dari terjangkit penyakit kemunafikan itu. Ini seperti disebutkan dalam hadits:

ليس صلاة أثقل على المنافقين من الفجر والعشاء، ولو يعلمون ما فيهما، لأتَوهما ولو حبوًا، ولقد هممتُ أن آمُرَ المؤذِّن فيُقيم، ثم آخُذَ شُعلاً من النار، فأحرِّقَ على من لا يخرج إلى الصلاة بعد

Artinya: “Tidak ada shalat yang lebih berat (dilaksanakan) bagi orang munafik daripada shalat shubuh dan isya. Seandainya mereka tahu (keutamaan) yang terdapat di dalamnya, niscaya mereka akan melakukannya kendati dengan merangkak. Sungguh aku telah hendak memerintahkan kepada petugas azan untuk iqamat (shalat), kemudian aku mengambil bara api dan membakar (rumah) orang yang belum tidak keluar melaksanakan shalat (di masjid)”. (H.R. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina

  1. Jama’ah shalat shubuh dipersaksikan oleh malaikat.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

يتعاقبون فيكم ملائكةٌ بالليل وملائكةٌ بالنهار، ويجتمعون ف ي صلاة الفجر وصلاة العصر، ثم يعرُجُ الذين باتوا فيكم، فيسألهم ربُّهم – وهو أعلم بهم: كيف تركتم عبادي؟ فيقولون: تركناهم وهم يصلُّون، وأتيناهم وهم يصلون.

Artinya: “Malaikat bergantian melihat kalian pada siang dan malam. Para malaikat itu bertemu di shalat Subuh dan shalat Ashar. Kemudian yang bermalam dengan kalian naik (ke langit) dan ditanya oleh Rabb mereka, dan Dia lebih tahu keadaan hamba-hambanya, Bagaimana kondisi hamba-hambaku ketika kalian tinggalkan?’ Para malaikat menjawab, ‘Kami meninggalkan mereka dalam keadaan shalat, dan kami mendatangi mereka dalam keadaan shalat”. (H.R. Bukhari dan Muslim).

  1. Berpeluang mendapatkan pahala haji atau umrah bila berdzikir hingga terbitnya matahari.

Bisa dibayangkan betapa besar ganjaran pahala yang didapatkan bila memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-1] Amalan Bergantung pada Niat

Dasar dari hal ini adalah keterangan dari Anas ibn Malik Radhiyallahu ‘Anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang bersabda:

مَن صلى الغداة في جماعة، ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين، كانت له كأجر حجة وعمرة تامة، تامة، تامة

Artinya: “Barang siapa yang shalat shubuh berjama’ah kemudian dia duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lantas shalat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, yang sempurna, sempurna, sempurna”. (H.R. At-Tirmidzi).

  1. Kesempatan untuk melaksanakan shalat sunah qabliyah shubuh, yang lebih baik dari dunia dan seisinya.

Kesempatan lain yang bisa didapatkan dengan mengupayakan shalat shubuh secara berjama’ah adalah shalat sunah dua rakaat sebelum shubuh. Shalat sunat shubuh dua rakaat ini punya kelebihan tersendiri yang disebutkan dalam hadits.

Baca Juga: Enam Langkah Menjadi Pribadi yang Dirindukan

ركعتا الفجر خيرٌ من الدنيا وما فيها

Artinya: “Dua rakaat (shalat sunah) shubuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (H.R. Muslim dari Ummul MukmininAisyah Radhiallahu ‘Anha).

  1. Keselamatan dari siksa Neraka.

Keselamatan dari siksa Neraka berarti berita gembira tentang masuk surga. Ganjaran ini tentunya berlaku bagi yang melaksanakan shalat shubuh secara sempurna (berjama’ah). Mari perhatikan Hadits berikut:

عن عُمارة بن رويبة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: (لن يلج النارَ أحدٌ صلى قبل طلوع الشمس وقبل غروبها) رواه مسلم

Baca Juga: Pemberantasan Miras, Tanggung Jawab Bersama

Artinya: Dari Umarah Radhiallahu ‘Anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ‘Tidak akan masuk neraka seorang yang shalat sebelum terbitnya matahari (shubuh) dan terbenamnya matahari (ashar)”. (H.R. Muslim).

  1. Kemenangan dengan melihat Allah Ta’ala pada hari Kiamat nanti.

Tentunya hal ini merupakan ganjaran terbesar yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya. Seperti diungkapkan di dlam hadits:

عن جرير بن عبد الله البجلي رضي الله عنه قال: كنا جلوسًا عند رسول الله صلى الله عليه وسلم إذ نظر إلى القمر ليلة البدر، فقال: (أمَا إنكم سترَون ربَّكم كما ترَون هذا القمر، لا تُضَامُّون في رؤيته، فإن استطعتم ألا تُغلبوا على صلاةٍ قبل طلوع الشمس وقبل غروبها، فافعلوا) رواه البخاري ومسلم

Artinya: Dari Jarir bin Abdullah al-Bajali Radhiallahu ‘Anhu berkata, “Kami pernah duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kemudian beliau melihat ke bulan di malam purnama itu, Rasulullah bersabda, ‘Ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian akan melihat kepada Rabb kalian sebagaimana kalian melihat kepada bulan ini. Kalian tidak terhalangi melihatnya. Bila kalian mampu untuk tidak meninggalkan shalat sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah!” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Lima Karakter Orang Jahil

Semoga motivasi-motivasi tersebut dapat memicu kita untuk senantiasa bisa menjaga shalat shubuh secara berjama’ah, bahkan menularkannya kepada saudara-saudara kita lainnya. (Skr/P4).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Ternyata Aku Kuat

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Khadijah
Kolom
MINA Health
Sosok
Indonesia
MINA Preneur
Indonesia
Indonesia