Manusia adalah makhluk sosial yang saling interaksi satu sama lain. Menurut Aristoteles, manusia adalah zoon politicon atau makhluk sosial yang tidak bisa terlepas atau bergantung dengan makhluk lainnya.
Manusia di dunia tidaklah sedikit, interaksi pun terjadi secara otomatis sebagai kebutuhan. Namun, ada pun interaksi itu kadang terputus dengan berbagai kepentingan. Interaksi merupakan cara untuk berkomunikasi satu makhluk dengan makhluk lainnya dengan tujuan untuk menyambung kembali kekeluargaan, kekerabatan dan pertemanan.
Silaturahim, demikian nama lain dari menyambung silaturahim. secara bahasa silaturahim berasal dari kata sila yang artinya menyambung dan rahim artinya hubungan kekerabatan, jadi silaturahim adalah ajang menyambung tali persaudaran dalam satu garis nasab.
Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasullulloh shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,
تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ
“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari no. 5983)
Dari Abu Bakroh, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا – مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِى الآخِرَةِ – مِثْلُ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
“Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat]- daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)” (HR. Abu Daud no. 4902, Tirmidzi no. 2511, dan Ibnu Majah no. 4211, shahih)
Silaturahim bukan saja dilakukan ketika lebaran Idul fitri. tetapi silaturahim sebaiknya dilakukan secara terus menerus dalam keadaan apa pun.
Sekarang jejaring sosial yaitu kita kenal seperti Facebook, twitter, dll. yang sudah menjamur bagi orang dewasa maupun anak kecil, menjadikan media sosial sebagai ajang silaturahim seperti saya dengan sahabat kompasiana. dan era digital pun tak ketinggalan, kalangan pekerja dari pengusaha sampai tukang cilok pasti punya handphone. Sebagai alat komunikasi terebut jadikan sebagai ajang silaturahim terhadap kerabat maupun teman.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Rasulullah bersabda, Artinya : “Barangsiapa yang suka dimurahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya maka hendaklah dia menyambungkan kekeluargaan (silaturrahim). (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)
hadits tersebut disimpulkan ada manfaat dari silaturahim yang pertama adalah bertambah rizki, orang yang silaturahim kepada kerabat biasanya ngobrol-ngobrol ngalor ngidul; ngobrolan kerja, pasangan hidup, aktivitas keseharian dan problem kehidupan. dengan ngobrol, kita bisa mencari solusi secara tidak sadar : solusi dalam mencari rizki maupun solusi lainnya. Rizki itu tidak sebatas uang tapi kebahagian yang hakiki yang secara abstrak.
Yang kedua adalah umur bertambah. Silaturahim menjadikan kehidupan berenergi positif, memandang kehidupan di dunia akan lama karena bertemu dengan orang-orang yang beriman. orang yang beriman memberi dukungan penuh kepada kita untuk beribadah kepada Allah dan berserah diri kepadaNya. Umur bertambah dengan ukuran kedewasaan yang matang dalam menghadapi berbagai problema yang ada di depan mata kita. Problema tersebut dianggap sebagai ujian dan cobaan dari Allah.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Indahnya silaturahim menjadi sebuah acuan kita untuk menyambung kembali persaudauran yang pernah terputus. Silaturahim tidak harus bertemu langsung, namun tidak tatap muka pun tidak masalah karena zaman serba canggih membuat kita mudah berkomunikasi dengan orang lain.
Selain itu, Silaturahmi ialah salah satu sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Karena dalam silaturahmi banyak terkandung akan berbagai hikmah silaturahmi dan juga keutamaan silaturahmi itu sendiri. Sebagai manusia yang dijadikan sebagai makhluk sosial tentunya berhubungan dengan manusia lainnya tak akan terlepas dalam kehidupan sehari-hari. Kita tak akan mungkin bisa hidup sendiri, karena kita akan selalu membutuhkan pertolongan orang lain.
Bersilaturahmi merupakan cerminan dari akhlak seorang muslim. Allah subahana Ta’ala telah menyeru hambanya berkaitan dengan menyambung tali silaturahmi di dalam kitab-Nya yang mulia. Diantara firmanNya :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’ 4:1).
Silaturahmi merupakan salah satu tanda dan kewajiban iman. Sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam hadits Abu Hurairah, beliau bersabda :
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah bersilaturahmi.” (Mutafaqun ‘alaihi).
Hikmah keutamaan bersilaturahmi adalah mendapatkan rahmat dan kebaikan dari Allah Ta’ala. Hikmah silaturahmi adalah salah satu sebab penting masuk syurga dan dijauhkan dari api neraka. Sebagaimana firman Allah Subahana wa Ta’ala :
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ
Artinya: “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS Muhammad 47:22-23).
Jangan pula kita memutuskan silaturahmi. Karena apabila manusia memutuskan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah untuk dihubungkan. Maka ikatan sosial masyarakat akan hancur berantakan, kerusakan menyebar di setiap tempat, permusuhan terjadi dimana-mana, sifat egoisme muncul kepermukaan.
Sehingga setiap individu masyarakat menjalani hidup tanpa petunjuk, seorang tetangga tidak mengetahui hak tetangganya, seorang faqir merasakan penderitaan dan kelaparan sendirian karena tidak ada yang peduli. Untuk itulah marilah kita untuk saling mempererat tali silaturahmi diantara kita semuanya. (P012/R2).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Mi’raj News Agency (MINA)