Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kewajiban Abadi Membebaskan Masjid Al-Aqsa

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 23 April 2024 - 05:43 WIB

Selasa, 23 April 2024 - 05:43 WIB

15 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA (Mi’raj News Agency)

Allah telah mengingatkan kita orang-orang beriman, tentang kewajiban kita berjuang mempertahankan masjid sebagai tempat menyembah Allah, tempat berdzikir menyebut nama-Nya.

Allah mengingatkan kita melalui ayat-Nya:

وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيہَا ٱسۡمُهُ ۥ وَسَعَىٰ فِى خَرَابِهَآ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآٮِٕفِينَ‌ۚ لَهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡىٌ۬ وَلَهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬

Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari

Artinya : “Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat“. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 114).

Berkaitan dengan ayat ini, di dalam Tafsir Kementerian Agama RI dijelaskan, di antara tindakan orang-orang yang paling dzalim adalah menghalang-halangi orang menyebut nama Allah, shalat, dzikir, i’tikaf, belajar ilmu di dalam masjid-masjid-Nya.

Termasuk tindakan hendak merobohkan masjid-masjid Allah, menghalang-halangi pendirian masjid, merusak masjid, dan menghadang orang-orang yang hendak beribadah di dalamnya.

Perbuatan semacam itu merupakan perbuatan dzalim, karena mengakibatkan hilangnya syiar agama Allah.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia

Pada akhir ayat tersebut, Allah mengancam orang-orang yang melakukan tindakan-tindakan di atas dengan kehinaan di dunia dan azab yang pedih di akhirat. Kehinaan di dunia bisa berupa malapetaka, kehancuran dan segala macam kehinaan. Sedangkan azab di akhirat hanya Allah yang lebih mengetahuinya.

Perbuatan dzalim menghalang-halangi orang-orang Islam beribadah di Masjidil Aqsa, inilah yang saat ini dan sejak puluhan tahun lalu, dilakukan oleh para pemukim Yahudi dan pasukan pendudukan Israel.

Zionis Israel dengan klaim memiliki peninggalan kuil pemujaan di bawah Masjid Al-Aqsa, terus melakukan ritual Talmud, dan kemudian melakukan aksi-aksi provokatif di kompleks Al-Aqsa, seperti pawai bendera, ritual sesembahan, termasuk terkini provokasi penyembelihan pengorbanan sapi merah. Yang pada tujuan akhirnya, zionis Israel berencana merobohkan Masjidil Aqsa untuk diganti dengan tempat pemujaan yahudi.

Bukan hanya Masjidil Aqsa yang mereka nodai dan coba rebut. Bahkan mereka dengan kekuataan senjatanya sudah mengambil alih sebagian Masjid Ibrahimi di Hebron, untuk pemujaan ritual mereka.

Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim

Bukan hanya Masjidil Aqsa dan Masjid Ibrahim, termasuk masjid-masjid lainnya di wilayah pendudukan, di Palestina. Bahkan gereja, tempat peribadatan umat Kristiani pun mereka coba kuasai. Dalam perang Gaza yang berlangsung enam bukan lebih, pasukan pendudukan Israel telah menghancurkan tempat-tempat bibadah: masjid dan gereja.

Al-Aqsa Sentral Perjuangan

Berdasarkan pengalaman dan perjalanan sejarah perjuangan Islam, masjid-masjid Allah bukanlah sekedar tempat berdzikir dan shalat. Namun juga tempat paling efektif dan sering untuk berkumpulnya kaum Muslimin. Paling tidak lima kali dalam sehari semalam umat Islam bertemu dan berkumpul di masjid untuk shalat berjama’ah. Karena itu, masjid juga merupakan sentral perjuangan umat Islam.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memberikan komando perjuangan di jalan Allah, dikumandangkan dari Masjid Nabawi di Madinah. Rasulullah juga memberangkatkan delegasi-delegasi utusannya dari masjid. Serta berbagai kegiatan sosial, pendidikan, pelatihan dan syiar lainnya.

Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari

Perkembangan peradaban Islam di dunia, perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan islam, pun bermula dan berpusat dari masjid. Sebut saja kemasyhuran Masjid Al-Azhar di Kairo, Mesir.

Perkembangan peradaban Islam di dunia, perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan Islam, pun bermula dan berpusat dari masjid. Sebut saja kemasyhuran Masjid Al-Azhar di Kairo, Mesir, yang dibangun sejak 970-972 M. Bermula dari masjid inilah kemudian melahirkan Universitas Al-Azhar, yang dikenal sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan tingkat dunia. Bukan hanya ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga yang bersifat umum seperti kedokteran, teknik dan komunikasi.

Selain dari itu, menjadi kewajiban kita untuk memakmurkan masjid, sebagai tanda keimanan kita kepada Allah. Sebagaimana Allah sebutkan di dalam ayat:

اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23]  Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran

Artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. At-Taubah [9]: 18).

Ayat menjelaskan tentang orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya serta percaya akan datangnya hari akhirat tempat pembalasan segala amal perbuatan. Mereka juga dalah orang-orang yang melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain kepada Allah.

Terlebih ini dalam upaya memakmurkan Masjidil Aqsa, masjid suci ketiga yang paling utama dalam islam, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Bagi kita kaum Muslimin, Masjid Al-Aqsa menjadi sentral perjuangan umat Islam sedunia. Ini karena kedudukan mulia dan terhormat Masjid Al-Aqsa yang bukan hanya milik umat Islam Palestina, tetapi juga milik umat Islam seluruh dunia.

Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga

Kewajiban Umat Islam

Maka menjadi kewajiban abadi, selamanya, dan tanggung jawab kita bersama untuk membantu saudara-saudara kita yang terdzalimi, wabil khusus kewajiban menjaga dan membebaskan Masjidil Aqsa dari penodaan dan recana jahat Zionis Yahudi.

Tentang pembelaan terhadap saudara-saudara yang sedang terdzalimi, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan kita di dalam sabdanya:

مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ نُصْرَتَه

Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia

Artinya : “Tidaklah seseorang yang membiarkan seorang Muslim di tempat di mana kehormatannya dilanggar dan dilecehkan, kecuali Allah akan membiarkannya di tempat yang ia menginginkan pertolongan-Nya di sana. Tidaklah seseorang menolong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar kecuali Allah akan menolongnya di tempat yang menginginkan ditolong oleh-Nya,” (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Adapun tentang perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsa atau Baitul Maqdis ini, akan selalu ada kelompok (thaifah) dari kaum Muslimin yang selalu berjihad dalam al-haq (kebenaran). Mereka tidak takut akan bahaya yang mengintai dirinya dan keluarganya, serta tidak takut akan ancaman musuh-musuhnya. Sebab mereka amat yakin bahwa mereka berjuang untuk dan karena Allah. Sehingga dengan demikian Allah adalah pelindungnya. Maka tatkala Allah menjadi pelindungnya, maka semua bahaya dan ancaman itu tidak masalah.

Termasuk kelompok yang menjadikan perjuangan Masjid Al-Aqsa atau Baitul Maqdis sebagai prioritas perjuangan dari berbagai aspek dan lini kehidupan.Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan:

لاَ تَزَالُ طَاِئفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِيْنَ لِعَدُوِّهِمْ قَاهِرِيْنَ.لاَيَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلاَّ مَا أَصَابَهُمْ مِنَ اْلأَوَاءِ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَالِكَ.قَالُوْا : ياَ رَسُوْلَ اللهِ وَأَيْنَ هُمْ؟ قَالَ: بَيْتُ الْمُقَدَّسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمُقَدَّسِ

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah

Artinya: “Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku kelompok yang selalu menolong kebenaran atas musuh mereka, orang-orang yang yang menyelisihi mereka tidak akan membuat mereka goyah kecuali orang yang tertimpa cobaan, sampai datang kepada mereka janji Allah Azza wa Jalla. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah di manakah mereka?” Beliau menjawab, “Baitul Maqdis dan sekitar Baitul Maqdis.” (HR Ahmad).

Merekalah para pejuang yang memuliakan, mempertahankan, menjaga dan mengawal Masjid Al-Aqsa di kawasan negeri yang penuh berkah.

Merekalan yang berada di garda terdepan, para penjaga (murabithun-murabithat) Masjid Al-Aqsa, dari kalangan pemuda pemudi di sekitar Masjid Al-Aqsa, masjid milik kita semua umat Islam. Sementara kita umat Islam yang berada di luar Palestina, tentu berkewajiban mendukung perjuangan umat Islam di Palestina, yang dengan jiwa dan raga mempertahankan Masjid Al-Aqsa dari cengkereman zionis Israel.

Maka, kewajiban kita bersama umat Islam dalam pembebasan Masjid Al-Aqsa disebutkan di dalam hadits :

Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir

عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ: ” أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ إَيتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ قَالَتْ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ؟ قَالَ: ” فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ

Artinya: “Dari Maimunah pembantu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis.” Nabi menjawab, “Tempat dikumpulkanya dan disebarkannya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya.” Maimunah bertanya lagi, “Bagaimana jika aku tidak bisa. “Maka berikanlah minyak untuk penerangannya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah ia telah mendatanginya.” (H.R. Ahmad).

Ya, kewajiban ‘mengirimkan minyak’ agar menjadi penerang Masjid Al-Aqsa, sebuah kewajiban sepanjang masa. Tentu bukan sekedar mengirim ‘minyak’ dalam arti harfiah. Sebuah perjuangan pembebasan Masjidil Al-Aqsa milik umat Islam secara keseluruhan, melalui berbagai upaya, baik harta, benda, ilmu, tulisan, lisan, buku, pengibaran bendera, longmarch, gowes sepeda, pameran foto, Daurah Al-Quds, hingga pengorbanan jiwa dan raga.

Begitulah, perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsa dan Palestina akan efektif tercapai jika umat Islam bersatu karena Allah. Landasan persatuan dan kesatuan umat Islam inilah kekuatan ajaran Islam selain pada aqidah tauhidullah, yakni berupa seruan kepada umatnya untuk menjaga persatuan di antara umat Islam berdasarkan ukhuwah Islamiah kal jasadil wahid .

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

Allah menegaskan di dalam ayat:

وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْ‌ۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ۬ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَا‌ۗ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ

Artinya: “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam) seraya berjama’ah  dan janganlah kamu bercerai-berai dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa jahiliah dahulu), lalu Allah menyatukan di antara hati kamu (sehingga kamu bersatu-padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara dan kamu dahulu telah berada di tepi jurang Neraka (disebabkan kekufuran kamu semasa jahiliah), lalu Allah selamatkan kamu dari Neraka itu (disebabkan nikmat Islam juga). Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat keterangan-Nya, supaya kamu mendapat petunjuk hidayah-Nya”. (Q.S. Ali Imran [3]: 103).

Melalui ayat ini, Allah hendak mengingatkan akan makna pentingnya  hablullaah  atau tali Allah, yakni Al-Quran, yang datang dari sisi Allah dan diturunkan untuk umat manusia di muka bumi ini.

Semoga kita terus tergerak tanpa lelah untuk berdoa, memikirkan dan berusaha untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa, dan seluruh negeri penuh berkah, dan saudara-saudara kita di Palestina serta kawasan Muslimin lainnya, sematamata karena mengharap ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala . Aamiin yaa robbal ‘aalamiin.

Kantor Berita Mi’raj (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
Sosok