Kewajiban Membebaskan Tahanan Palestina

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)

Tolong-menolong merupakan sikap hidup umat Islam dan merupakan pewujudan dari kehidupan berjamaah. Itulah hakikat hidup bersaudara (ikhwaanaa) karena Allah.

Allah menyebutkan hal itu di dalam ayat:

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا وَاذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

Artinya : “Dan berpegangteguhlah kamu sekalian pada tali Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu berfirqah-firqah, dan ingatlah akan ni’mat Allah atas kamu tatkala kamu dahulu bermusuh-musuhan maka Allah jinakkan antara hati-hati kamu, maka dengan ni’mat itu kamu menjadi bersaudara, padahal kamu dahulu nya telah berada di tepi jurang api Neraka, tetapi Dia (Allah) menyelamatkan kamu dari padanya; begitulah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu, supaya kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 103).

Hal itu juga yang menjadi sebab datangnya pertolongan Allah kepada hamba-Nya, seperti disebutkan di dalam hadits:

وَ اللهُ فىِ عَوْنِ اْلعَبْدِ مَا كَانَ اْلعَبْدُ فىِ عَوْنِ أَخِيْهِ

Artinya: “Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. (HR Muslim).

Hadits ini memberikan motivasi agar kita saling menolong sesama saudara kaum muslimin dalam segala yang perkara yang mereka butuh pertolongan. Tentu dalam perkara perbuatan baik dan ketakwaaan.

Sesuai dengan firman Allah Ta’ala :

…..تَعۡتَدُواْ‌ۘ وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰ‌ۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٲنِ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ

Artinya: “…..Dan tolong-menolonglah kamu dalam [mengerjakan] kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (QS Al-Maidah [5]: 2).

Maka, apabila orang beriman itu memiliki sifat dan kebiasaan berusaha untuk memenuhi segala hajat (kebutuhan) saudaranya dengan sebaik-baiknya tanpa diminta sekalipun. Maka Allah niscaya akan memenuhi segala kebutuhannya di dunia dan kehidupan sesudahnya (akhirat). Dan janji Allah Azza wa Jalla adalah benar dan pasti akan dipenuhi bagi orang yang berhak mendapatkan janji-Nya.

Sebagaimana disebutkan di dalam hadits:

وَ مَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِى حَاجَتِهِ

Artinya: “Dan barangsiapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah juga akan berusaha memenuhi kebutuhannya”. (HR Bukhari dan Muslim).

Apalagi mereka yang sangat sangat memerlukan pertolongan kaum Muslimin dan umat manusia pada umumnya. Yaitu saudara-saudara kita yang ditawan di penjara-penjara Israel.

Mereka adalah ribuan warga yang terdiri dari para orang tua, anak-anak yatim, orang-orang miskin hingga kaum Muslimah. Mereka diperlakukan secara tidak manusiawi di sel-sel sempit seukuran manusia, ruang pengap, tanpa makanan memadai. Bahkan hanya setetes air asin yang mereka rasakan.

Ke mana suara aktivis Hak Asasi Manusia (HAM)? Ke mana suara tokoh-tokoh dunia yang katanya menyuarakan perdamaian dan keadilan?

Maka, tidak ad acara lain kecuali kaum Muslimin itu sendiri yang bersuara, bergerak, beraksi melalui berbagai lini perjuangan. Mulai dari aksi turun ke jalan melakukan protes, mengiriman risalah seruan, mengirim bantuan yang memungkinkan hingga memanjatkan doa untuk mereka yang terzalimi.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan di dalam sebuah hadits:

فُكُّوا الْعَانِيَ- يَعْنِي الأَسِيرَ- وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ، وَعُودُوا الْمَرِيضَ

Artinya : “Bebaskan orang yang sedang tertawan, berikanlah makan kepada orang yang sedang kelaparan, dan jenguklah orang sedang sakit”. (HR Bukhari).

Pada hadits lain juga dinyatakan:

مَا آمَنَ بِى مَنْ بَاتَ شَبْعَانٌ وَ جَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ وَ هُوَ يَعْلَمُ

Artinya: “Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang padahal tetangganya yang di sampingnya dalam keadaan lapar sedangkan ia mengetahuinya”. (HR Ath-Thabrani).

Termasuk mereka orang-orang yang ditawan secara semena-mena tanpa alasan yang benar, yang merupakan tetangga negeri kita, walau jauh letaknya, tapi kita mengetahuinya.

Jama’ah Muslimin (Hizbullah)

Kondisi dan nasib warga Palestina yang ditahan tak kunjung dibebaskan itu pula yang mendorong Jama’ah Muslimin (Hizbullah), wadah kesatuan umat Islam yang bersifat rahmatan lil ‘alamin, yang untuk kesekian kalinya melakukan aksi protes keras antara lain melalui aksi minum air garam sebagai bentuk solidaritas untuk para Palestina.

Ada sepuluh warga yang datang berbagai daerah seperti Kupang, Lampung, Tasikmalaya, Bekasi, Jakarta, Majalengka, berpartisipasi dalam aksi yang dikoordinasi oleh lembaga kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) bekerja sama dengan kedutaan besar Palestina di Jakarta, Senin (15/5/2017).

Bahkan, ada anak kecil bernama Fattah Quddus Al-Ghazi (9 tahun) dari Lampung ikut dalam aksi tersebut. Dia mengatakan ditawari ayahnya mencoba meminum air garam sebagai bentuk solidaritas saudara-saudara di Palestina, dan dia pun mengiyakan tawaran itu.

Aksi solidaritas ini tidak hanya dilakukan warga Indonesia, para aktivis dari seluruh dunia ikut melakukan tantangan minum air garam yang diberi tagar #saltwaterchallenge.

Sementara itu, Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Yakhsyallah Mansur mengatakan, membela para tahanan Palestina yang sedang memperjuangkan haknya adalah suatu yang harus dilakukan Muslim. ini sebagaimana peringatan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bahwa Muslim manapun yang tidak peduli dengan sesamanya bukan bagian dari umat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam.

Imaam Yakhsyallah Mansur mengatakan, perjuangan tahanan Palestina yang sedang melakukan mogok makan merupakan simbol pembebasan Masjid Al-Aqsha.

“Mereka para tahanan, merupakan simbol pejuang pembebasan Masjid Al-Aqsha,” katanya.

Karenanya, Imaam Yakhsyallah menyatakan, membantu para tahanan Palestina dengan segenap upaya merupakan kewajiban kaum Muslimin di manapun berada.

Keberpihakan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) terhadap kaum yang tertindas sudah sejak Ma’lumat Hizbullah tahun 1953 dimaklumatkan.

Dalam Ma’lumat itu disebutkan Jama’ah Muslimin (Hizbullah):

  • Jama’ah Muslimin (Hizbullah) lahir dari kandungan Islam untuk segenap Kaum Muslimin.
  • Berjuang karena Allah, dengan Allah, untuk Allah, bersama-sama Kaum Muslimin menuju Mardlatillah.
  • Yakin, bahwa berpegang teguh taat melaksanakan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sumber segala kejayaan dan kebahagiaan.
  • Kesatuan bagi seluruh Muslimin yang tidak dapat dibagi-bagi, dipisah-pisahkan, apa lagi diadudombakan, sebagai perwujudan Ukhuwah Islamiyah, baik dalam kemudahan ataupun dalam kesukaran.
  • Berfihak kepada kaum dha’if mempertegak keadilan.
  • Tegak berdiri di dalam lingkungan kaum Muslimin, di tengah-tengah antar golongan, menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar. Menolak tiap-tiap fitnah penjajahan, kedzaliman suatu bangsa di atas bangsa lain dan mengusahakan ta’aruf antar bangsa-bangsa.

Maklumat itu pun sejalan dengan Pembukaan UUD 1945 Republik Indonesia yang menyebutkanBahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Semoga Allah beri pertolongan kepada saudara-saudara kita yang masib tertawan dan terjajah di bumi berkah Palestina serta Allah satukan barisan kaum Muslimin dalam satu Jama’ah Muslimin beserta Imaamnya. Aamiin. (RS2/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.