Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KH Abul Hidayat: Dengan Puasa Manusia Mampu Menundukan Nafsunya

kurnia - Sabtu, 1 Juni 2019 - 22:24 WIB

Sabtu, 1 Juni 2019 - 22:24 WIB

2 Views ㅤ

Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Pengasuh Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Cileungsi Bogor, KH Abul Hidayat Saerodjie mengatakan, dengan puasa manusia mampu menundukan nafsunya.

“Derajat takwa ini paling tertinggi di mata Allah. Pangkat dan jabatan seorang tidak ada nilainya di mata Allah. Maka menjalankan puasa di bulan Ramadhan wajib bagi umat Islam,” katanya dalam tausiyah Ramadhan di Masjid At-Takwa, Pasirangin, Cileungsi, Kab. Bogor, Sabtu (1/6).

Dia mengatakan, selain itu juga mampu menundukan nafsu, berbeda dengan malaikat yang tidak diberikan nafsu tetapi selalu taat kepada Allah.

“Uniknya manusia diberikan akal dan budi yang bisa meredam nafsu. Bahayanya jika nafsu tidak bisa dikendalikan, maka manusia bisa seperti binatang buas. Seperti kebakaran hutan itulah kerjaan tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab,” tambah Abul.

Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan

Lanjutnya dikatakan, manusia kecenderungannya lebih dominan mendahului nafsu dan nikmat syahwat. Jika dunia dikuasai oleh orang-orang yang lebih mengutamakan nafsunya, maka rusaklah dunia.

Ia menerangkan bahwa negara-negara Timur Tengah berlomba-lomba membuat senjata nuklir hingga Eropa pun tidak mau kalah juga. Inilah produk manusia yang mendahulukan nafsunya yang tidak bisa dikendalikan.

“Jika, nafsu menjadi dominan, maka manusia tidak punya hati nurani. Kalau manusia itu lebih mengutamakan nafsu maka jatuh wibawanya. Untuk itu puasa akan membantu kita dekat dengan Allah. Anugerah dengan datang bulan suci Ramadhan menjadikan derajat manusia makin meningkat,” terang Abul.

“Esensi orang berpuasa akan melahirkan sifat kejujuran dan keadilan selalu melakukan intropeksi diri apakah puasa saya ini diterima Allah? Jangan kita melakukan ritual tanpa makna. Ini menjadi motivasi kita dalam beribadah jangan kita terjebak rutinitas semata,” ujarnya.  (L/R03/RI-1)

Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Khutbah Jumat
Kolom
Khutbah Jumat
Tausiyah