Jakarta, 6 Jumadil Awwal 1438/4 Januari 2017 (MINA) – Sekjen Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) KH Muhammad Al-Khaththat menegaskan, umat Islam dapat bersatu hanya semata karena Allah.
Al-Khaththat yang juga Sekjen Forum Umat Islam (FUI) menyatakan hal itu pada pengajian bertema ‘Kewajiban Umat Islam Bersatu’ di Masjid Darussalam Kota Wisata, Cibubur, Sabtu malam (4/2/17).
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Ia menambahkan, persatuan yang hakiki itu bukan karena kepentingan, pekerjaan, keturunan, suku, ataupun bangsa. Namun semata karena Allah, mengharap ridha Allah, sebagai sesama Muslim.
“Karena itu kita harus menghindari penyakit umat yakni bercerai-berai,” ujarnya menguraikan Surat Ali Imran ayat 103 tentang kewajiban umat Islam bersatu karena Allah.
Ia pun mencontohkan, bagaimana hubungan umat Islam di Indonesia dengan di Arab. “Secara genetik dan kebangsaan memang beda, tapi dipersatukan dengan Islam,” lanjutnya.
Al-Quran sendiri diturunkan Allah dalam bahasa Arab melalui Nabi Muhammad di tanah Arab. Jadi, ada hubungan yang kuat antara Arab dan Islam.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
“Walaupun tentu tidak semua Arab juga Islam, yang menolak Islam ya Abu Lahab dan Abu Jahal,” imbuhnya.
Karena itu, ujarnya, semua perbedaan itu tidak menjadi masalah, selama masih Muslim, sebab sesama Muslim itu bersaudara.
“Jangan mau diadu domba, seperti dahulu kaum Yahudi memprovokasi sahabat-sahabat Muslim dari kalangan Aus dan Khazraj untuk saling bermusuhan. Namun saat itu langsung diingatkan oleh Nabi dan kembali bersaudara,” katanya.
Ia juga mengharapkan semangat persaudaraan dan persatuan yang ditunjukkan pada Aksi Bela Islam 411 dan 212 dapat terus dipelihara. Untuk memelihara itu, GNPF MUI mengagendakan aksi umat Islam pada Sabtu, 11 Februari mendatang, atau disebut dengan aksi 112 berupa jalan sehat pagi dari lapangan Monas ke Bundaran HI. (L/RS2/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)