Jakarta, MINA – KH Anwar Iskandar, Wakil Rais Aam PBNU, mengatakan indahnya hidup bersaudara sebagai satu bangsa Indonesia untuk kemajuan bangsa.
“Bangsa Indonesia yang ditakdirkan Allah terdiri dari berbagai latar belakang, mari kita rawat bersama menuju cita-cita besar bersama,” ujar KH Anwar, saat memberikan tausiyah pada Halal bi Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) bertajuk “Merajut Solidaritas Umat untuk Membangun Bangsa”, di Jakarta, Kamis malam (18/5).
“Allah memerintahkan kita untuk bertakwa, kemudian dilanjutkan untuk berpegang teguh pada prinsip-prinsip agama Allah, dan dilarang bercerai-berai,” ujarnya.
KH Anwar menjelaskan bagaimana kaitan Ali Imran 102 dan 103, yang memerintahkan bersatu. Dalam konteks kebangsaan adalah persatuan Indonesia yang duwujudkan dalam persaudaraan atau ukhuwah.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
“Betapa indahnya ukhuwah, bersatu dan bersaudara itu nikmat,” lanjutnya.
Ia menyerukan, demi kemuliaan dan kemajuan bangsa Indonesia, maka persatuan sangat diutamakan. Sementara perpecahan itu neraka duniawi.
Bagaimana pelajaran dari Negara-negara lain, ada yg tidak bisa tidur, tidak bisa mendidik anak bangsa, tidak dapat melaksanakan program-program dengan baik, karena tidak mampu merawat perbedaan. Hanya karena perbedaan suku dan politik.
“Jikapun bersaing, bersainglah dengan sehat. Ada kepentingan yang lebih besar, kepentingan menyelematkn NKRI, Pancasila, UUD 45 dan Bhinneka Tunggal Ika,” tegasnya.
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
KH Anwar Iskandar mengatakan, masyarakat Indonesia bisa belajar dari doa Nabi Ibrahim, yang memohon negeri yang aman dan dikarunia rezki yang berkah. Seperti tercantum di dalam Surat Al-Baqarah ayat 126.
“Kita pun menginginkan negeri yang aman, bersatu, stabil, tertib, negeri yang rezkinya makmur, ekonomniya terjamin,” lanjutnya.
“Tanpa rasa aman, mustahil membangun ekonomi, membangun agama dengan baik, mendidik anak bangsa, kita bisa kumpul dengan baik, pengajian, beribadah,” imbuhnya.
“Kita perlu negeri yang aman yang ditopang stabilistas persatuan, politik dan keamanan. Tentu stabilitas yang dinamis. Bukan stabilitas yang membunuh kreativitas anak bangsa, bukan stabilitas yang membunuh kebebasan berpikir, apalagi sampai mematikan amar ma’ruf nahi mungkar, tentu tidak,” tegasnya.
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III
Apalagi, imbuhnya, tantangan ke depan tidak lebih mudah dan tidak lebih ringan dari hari ini, baik dari sisi geopolitik, ekonomi, teknologi, dan lainnya.
Hadir pada Halal bi Halal MUI, antara lain Menko Polhukam Prof. Dr. Mahfud MD, Menko PMK Prof. Dr. Muhadjir Effendy, Menparekraf Sandiaga Uno, Ketua DPR RI Puan Maharani, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), serta sejumlah duta besar negara sahabat. (L/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo