KH Arif Hizbullah : Tiga Pelajaran Pada Momentum Idul Fitri

Mudhir Pondok Pesantren Al Fatah Maos KH. saat menyampaikan khutbah di halaman Masjid Syamsul Huda kompleks Pondok Pesantren Al Fatah Maos Muslimin, Ahad (25/6). (Foto: Chamid/MINA)

 

Cilacap, 25 Juni 2017 M/1 Syawwal 1438 H (MINA) – Ada tiga hal yang bisa diambil dari momentum Idul Fitri, salah satunya yaitu sebagai pembelajaran tentang usia.

Hal itu dinyatakan Mudhir Pondok Pesantren Al Fatah Maos KH. Arif Hizbullah dalam khutbah Idul Fitri 1438 H di halaman Masjid Syamsul Huda kompleks Pondok Pesantren Al Fatah Maos Muslimin, Cilacap, Jawa Tengah, Ahad (25/6).

“Bersyukur bahwa pada pagi ini kita sampai di gerbang kemenangan Idul Fitri dengan diberikan umur panjang. Umur merupakan salah satu nikmat Allah SWT yang seringkali diabaikan oleh hamba-hamba-Nya,” kata Arif Hizbullah.

Baca Juga:  Sukamta: Kondisi Tujuh Bulan Agresi Israel Tak Membuat Rakyat Palestina Menyerah

Arif Hizbullah mengatakan, tidak ada seorang pun yang mampu membendung perjalanan usia. Oleh sebab itu, Idul Fitri menjadi pembelajaran penting tentang perjalanan usia kita.

“Bila pada Idul Fitri tahun lalu kita masih berusia dua puluh lima tahun, misalnya, maka Idul Fitri tahun ini kita sudah berusia dua puluh enam tahun. Begitulah seterusnya,” ucapnya.

Pelajaran kedua, kata Arif Hizbullah, Idul Fitri sebagai momentum pembelajaran tentang taubat. “Selama Ramadhan, kita bertarawih, Qiyamul lail, shalat witir dan berbagai ibadah sunnah lainnya yang merupakan wujud taubat kita. Kini Idul Fitri menjadi gerbang kemenangannya,” katanya.

Ia juga mengatakan, taubat bukan sebatas seorang hamba untuk memohon ampunan dari Allah, namun hal itu sekaligus termasuk ibadah yang mulia di sisi-Nya karena perbuatan itu merupakan perintah dari Allah.

Baca Juga:  Aksi Bela Palestina Civitas Muhammadiyah Sampaikan 10 Pernyataan Sikap

Sementara pembelajaran yang ketiga adalah Idul Fitri sebagai momentum pembelajaran tentang sabar.

“Selama bulan Ramadhan kita dilatih untuk bersabar. Seringkali, dalam menjalani kehidupan ini, kita bertemu dengan persoalan yang menguras energi, sabar adalah kunci jawabannya,” jelasnya.

Dikatakan, berdasarkan ilmu akhlak, sabar dimaknai berjuang melakukan segala perintah Allah, menjauhi segala larangannya dan menghindar dari prasangka buruk atas segala takdir-Nya. (L/R02/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Chamid Riyadi

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.