Al-Quds, 11 Ramadhan 1436/28 Juni 2015 (MINA) – Pengacara Jawad Boulus mengatakan, tahanan administratif Israel, seorang warga Palestina, Khader Adnan, 37, yang sampai Sabtu 28/6 ini memasuki hari ke-54 melakukan mogok makan, berada dalam kondisi kritis sehingga setiap menit bisa saja meninggal.
Degan penahanan kali ini, Adnan sudah ditahan sebanyak sepuluh kali karena terus-menerus memprotes penahanan-penahanan warga Palestina yang dilakukan Israel dengan melanggar hukum internasional. Saat ditahan tahun 2012 lalu, ia melakukan mogok makan selama 66 hari, mogok makan terlama yang dilakukan warga Palestina. Demikian Worldbulletin yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Sehari sebelumnya, Jumat, ratusan warga Palestina berbaris melalui kompleks Masjid Al-Aqsha untuk mendukung Khader Adnan, membawa spanduk bergambar Adnan, pawai melintasi menuju Kubah Batu meneriakkan slogan-slogan dan menyerukan pembebasannya segera.
Salah satu spanduk berbunyi: “Kebebasan untuk tahanan mogok, Sheikh Khader Adnan”. .
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Jumat lalu itu puluhan ribu warga Palestina berada di kompleks masjid untuk menunaikan Sholat Jumat, Jumat kedua dalam bulan suci Ramadhan. Israel membatasi akses warga Palestina dari Tepi Barat untuk sholat Jumat di Al-Aqsha.
Adnan (37), mulai melakukan mogok makan hampir dua bulan lalu untuk memprotes praktek-praktek penahanan yang dilakukan Israel, di mana warga Palestina bisa ditahan tanpa tuduhan atau percobaan selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun, tanpa diadili.
Adnan ditahan pada bulan Juli tahun lalu dan dijatuhi hukuman penahanan administratif untuk yang kesepuluh 10 kali. Ini merupakan yang yang kedua kalinya Adnan mogok makan terhadap praktek tersebut, sebelumnya ia melakukan 66 hari mogok makan ketika ditahan tahun 2012, pemogolan terlama terpanjang dilakukan tahanan Palestina di tahanan Israel.
Dalam beberapa hari terakhir, kesehatannya telah memburuk tajam, sehingga Komite Internasional Palang Merah, mengatakan, pada Senin hidupnya adalah “berisiko tinggi”.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Dokter mengatakan, mereka semakin khawatir tentang kesehatan Adnan yang kemungkin akan bisa menyebabkan “kematian mendadak”.
Pengacaranya Jawad Bolous mengatakan: “Setiap menit, setiap detik, setiap jam yang lewat membuat situasinya lebih buruk lagi.” (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel