Doha, MINA – Tokoh senior gerakan Hamas, Khaled Meshaal mengungkapkan penolakan terhadap istilah solusi dua negara. Menurutnya, rakyat Palestina menuntut pembebasan, pencabutan penjajahan, kemerdekaan, dan berdirinya negara Palestina.
“Barat mengatakan, pertempuran 7 Oktober membuka cakrawala bagi isu visi politik, dan dari sini mereka kembali ke komoditas lama mereka, yaitu solusi dua negara. Hamas tidak menerima istilah solusi dua negara,” kata Meshaal, mengutip Palinfo, Jumat (19/1/2024).
Meshaal mengatakan, alasan solusi dua negara ditolak karena hal itu berarti rakyat Palestina memiliki negara yang dijanjikan pada waktu yang diperlukan dengan timbal balik harus mengakui legitimasi negara lain, yaitu Israel.
“Mengapa hal itu terjadi? Palestina harus menerima seperlima wilayah milik Palestina dan agar hal ini menjadi solusi akhir? Ini menunjukkan bahwa wilayah jajahan perbatasan 1967 merupakan 21 persen wilayah praktis atau seperlima wilayah Palestina, jadi hal ini tidak dapat diterima,” katanya.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
“Sikap Hamas dan mayoritas rakyat Palestina, terutama setelah 7 Oktober, memperbarui impian dan harapan bagi Palestina dari laut hingga sungai dan dari utara ke selatan. Ini sudah menjadi harapan bagi kita dan bagi seluruh rakyat Palestina yang kami cintai,” tambahnya. (T/R2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah