Gaza, MINA – Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Khalil Al-Hayya, menegaskan bahwa kematian Yahya Sinwar, pemimpin tertinggi Hamas, tidak akan melemahkan gerakan perlawanan tersebut.
Justru, al-Hayya menyatakan bahwa kematian Sinwar akan semakin memperkuat perlawanan dan ketahanan Hamas.
“Syahidnya Yahya Sinwar hanya akan meningkatkan gerakan kita dan perlawanan dalam kekuatan dan ketahanan,” tegas al-Hayya saat mengumumkan syahidnya Yahya Sinwar di Gaza, Jumat (18/10).
Ia menambahkan, sebuah gerakan yang menawarkan para pemimpin dan anak-anaknya sebagai syuhada adalah sebuah gerakan yang berakar kuat pada rakyatnya, berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan mulianya.
Baca Juga: Israel 52 Kali Langgar Perjanjian Gencatan Senjata Sejak 27 November Lalu
“Pemimpin Yahya Sinwar meninggal saat berperang dan menghadapi tentara pendudukan hingga saat-saat terakhir hidupnya,” tegasnya.
Selain itu, Al-Hayya menyampaikan status tawanan Israel di Gaza.
“Tahanan Israel tidak akan kembali kepada Anda [keluarga mereka] kecuali dengan penarikan total Israel dari Gaza, penghentian agresi, dan pembebasan tahanan [Palestina],” pungkasnya.
Pernyataan al-Hayya ini menunjukkan tekad kuat Hamas untuk terus melanjutkan perjuangannya, meskipun kehilangan pemimpin penting.
Baca Juga: Palestina Kecam Perintah Israel yang Menyita Pengeras Suara di Masjid
Yahya Sinwa, Kepala Biro Politik Hamas, Pemimpin gerakan perlawanan terbesar Palestina di Gaza dibunuh pasukan Israel saat bertempur di garis depan di Rafah, Gaza Selatan.
Militer Israel merilis rekaman drone yang menunjukkan Sinwar bertarung hingga nafas terakhirnya, melemparkan tongkat ke arah drone tersebut meski terluka parah.
Pihak Israel secara tidak sengaja menemukan Sinwar dan pejuang-pejuang lainnya, meskipun ada klaim bahwa pembunuhannya adalah hasil dari upaya intelijen AS dan Israel.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dalam 24 jam, Perlawanan Tepi Barat Lakukan 12 Operasi Melawan Tentara Penjajah