Kairo, MINA – Pemimpin senior gerakan perlawanan Hamas, Khalil al-Hayya, tiba di Kairo pada Ahad (5/10) untuk memimpin delegasi utama negosiasi tidak langsung dengan Israel dan perundingan intra-Palestina.
Ini menandai misi publik pertama al-Hayya sejak selamat dari serangan udara Israel di Doha bulan lalu yang menargetkan pemimpin Hamas dalam pertemuan tim negosiasi gerakan tersebut. Serangan Israel yang bertujuan menggagalkan upaya mediasi itu menewaskan putra dan beberapa ajudannya.
Al-Hayya akan memimpin delegasi untuk negosiasi tidak langsung dengan Israel mengenai pertukaran tahanan dan diskusi antar-Palestina untuk mengakhiri perpecahan internal.
Sebuah sumber Hamas mengatakan kepada The New Arab bahwa putaran awal akan membahas pembebasan tahanan Israel dan jaminan terkait, sementara Hamas juga akan mengajukan tuntutan kepada para mediator agar gencatan senjata diberlakukan pada awal perundingan.
Baca Juga: Pemukim Yahudi Lancarkan Serangan Besar-besaran di Tepi Barat
Sumber tersebut menambahkan bahwa Hamas tetap menentang pemerintahan internasional mana pun di Jalur Gaza, dan mengatakan posisi ini didukung oleh Arab. Ia merujuk pada keputusan Arab mengenai pemerintahan Palestina dan komitmen terhadap komite pendukung yang menerima dukungan dari Liga Arab.
Perundingan tersebut bertepatan dengan upaya diplomatik yang lebih luas di resor Sharm El-Sheikh, Mesir, tempat para negosiator Israel dan utusan internasional berkumpul untuk membahas implementasi fase pertama peta jalan Presiden AS Donald Trump untuk Gaza.
Netanyahu mengonfirmasi pada Sabtu ia telah menginstruksikan tim negosiasi Israel “untuk menyelesaikan detail teknis” dari potensi kesepakatan pertukaran tahanan.
Gedung Putih mengatakan Trump telah mengutus menantunya, Jared Kushner, dan utusan Timur Tengah Steve Witkoff ke Mesir untuk membantu proses tersebut.
Baca Juga: Dalam Dua Tahun, Israel Jatuhkan 200.000 Ton Bahan Peledak di Gaza
Perundingan Sharm El-Sheikh diperkirakan akan mencakup pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina, daftar pembebasan awal, dan mekanisme pemantauan gencatan senjata.
Sumber-sumber Mesir mengatakan, diskusi tersebut juga akan membahas penarikan bertahap Israel dari wilayah berpenduduk di Gaza dan kerangka kerja pemerintahan pascaperang.
Hamas mengumumkan pada Jumat mereka pada prinsipnya telah menerima usulan pemerintahan Trump untuk pembebasan semua tawanan Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, dan menyatakan kesiapan untuk segera memasuki negosiasi guna membahas detailnya.
Mereka mengatakan pemerintahan Gaza dapat diserahkan kepada dewan tokoh independen tetapi menekankan pembicaraan lebih lanjut akan diperlukan mengenai “masa depan Jalur Gaza”.
Baca Juga: Hamas Bantah Setujui Pelucutan Senjata
Trump mengatakan pada hari yang sama Hamas tampak “siap untuk perdamaian abadi” dan mendesak Israel untuk segera menghentikan pemboman Gaza agar kita dapat mengamankan pembebasan para sandera dengan cepat dan aman. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Zionis Rampas Lebih Banyak Tanah di Tepi Barat untuk Pemukiman Ilegal