Khamenei Tegaskan Syarat untuk Kembali ke Perjanjian Nuklir 2015

Pemimpin tertinggi revolusi Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei. (Khamenei.ir)

Teheran, MINA – Pemimpin Revolusi Islam menegaskan, hanya akan kembali ke komitmennya berdasarkan perjanjian setelah memverifikasi bahwa semua telah dicabut, Rabu (14/4).

Penegasan itu muncul di saat pembicaraan di Wina yang bertujuan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 berlarut-larut, Press TV melaporkan.

Khamenei mengatakan, dia telah mengarahkan diplomat Iran untuk melanjutkan negosiasi, tetapi memperingatkan mereka bahwa pembicaraan tidak boleh berlarut-larut.

“Pembicaraan seharusnya tidak menjadi pembicaraan tentang gesekan,” kata Khamenei. “Mereka seharusnya tidak menghalangi pihak-pihak untuk berlarut-larut dan memperpanjang pembicaraan. Ini berbahaya bagi negara.”

“Fakta bahwa Amerika berbicara tentang terlibat dalam negosiasi langsung dan tidak langsung [dengan Iran] bukan karena mereka ingin bernegosiasi dan menerima kebenaran, melainkan untuk memaksakan argumen salah mereka” pada Iran, kata pemimpin itu.

Delegasi Iran yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Abbas Araqchi berada di Wina, Austria, untuk putaran pembicaraan lain dengan negara-negara P4 + 1 – Inggris, Prancis, Rusia, China, dan Jerman – yang bertujuan menemukan cara bagi Amerika Serikat bergabung kembali dengan perjanjian nuklir, yang secara resmi disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Amerika Serikat, di bawah mantan presiden Donald Trump, secara sepihak menarik partisipasi dalam perjanjian tersebut dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, yang telah dicabut oleh kesepakatan tersebut.

Pemerintahan Trump kemudian meluncurkan apa yang disebut-sebut sebagai kampanye “tekanan maksimum” terhadap Iran, berharap bisa memaksa Republik Islam itu menerima batasan skala besar pada program nuklir dan pekerjaan misilnya.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden secara lisan telah menolak kebijakan pendahulunya dan mengakui kegagalannya, sambil menyatakan kesediaan untuk kembali ke kesepakatan Iran.

Namun, sejauh ini ia telah berhenti mengambil langkah konkret untuk tujuan itu dan mempertahankan sanksi terhadap Iran.

Khamenei menekankan, posisi Iran dalam masalah ini, bahwa Amerika Serikat – sebagai pihak yang telah berulang kali mengingkari kewajibannya di masa lalu – harus mencabut sanksi terlebih dahulu.

“Namun, ketika sampai pada pengambilan keputusan, mereka (negara Eropa yang terlibat) tunduk pada Amerika dan tidak bertindak secara independen,” kata Khamenei. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.