Al-Quds, 1 Sya’ban 1436/19 Mei 2015 (MINA) – Ketua Komite Rakyat Anti Blokade, Jamal Khudari menegaskan, proses rekontruksi kerusakan Gaza akibat agresi Israel belum dimulai.
Dalam keterangan persnya pada Senin (18/5), Khudari menegaskan, 60 ribu unit hunian di antaranya perkampungan penuh dan apartemen atau rumah susun (rusun) yang dihancurkan oleh pasukan Israel belum mulai direkontruksi secara nyata, demikian Pusat Info Palestina melaporkan.
Sementara itu, Israel mempromosikan kepada dunia melalui media massa mereka bahwa telah memberikan izin masuknya bahan bangunan melalui perlintasan Karim Abu Salim. Namun yang sudah diwujudkan hanyalah memperbaiki sebagian kerusakan saja.
Khudari menegaskan, Israel memberikan izin masuknya bahan bangunan sejak berakhirnya agresi ke Gaza hingga sekarang hanya sebesar 10 % dari kebutuhan yang diperlukan. Israel masih menerapkan blokade dan menutup semua perlintasan. Sehingga kebutuhan yang semestinya yakni 3 ribu ton setiap harinya tidak terpenuhi.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Bahan bangunan sedikit yang masuk Jalur Gaza itu tidak berdampak apapun dalam proses rekontruksi karena kebutuhan pasar di Jalur Gaza sangat besar dengan tingkat kerusakan yang parah.
Di sisi lain, ribuan warga terusir masih berada di pusat-pusat penampungan, perkemahan, caravan dan di bawah rumah-rumah yang rusak dan retak sehingga ini menjadi ancaman kesemalatan mereka juga.
Khudari menegaskan kembali, kesetiaan para donatur untuk merekontruksi Gaza adalah tanggungjawab moral, hukum dan kemanusiaan. Warga yang menjadi korban perang Israel dan pemilik rumah yang rusak terusir masih menunggu janji tersebut dalam merekontruksi Gaza yang pernah mereka sampaikan di konferensi Mesir pada Oktober tahun lalu.
Para donatur memiliki peran dalam komitmen dengan dukungan dana dan menekan Israel agar membuka perlintasan di perbatasan Jalur Gaza. (T/P011/R11)
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)