Cileungsi, Bogor, MINA – Imaamul Muslim Yakhsyallah Mansur mengatakan, puasa dan kesabaran adalah bekal bagi ummat Muslim yang melaksanakan puasa di tengah wabah Corona (COVID-19).
Hal itu disampaikan Yakhsyallah dalam Khutbah Akhir Syaban pada Chanel Youtobe Al-Jama’ah TV, Senin (20/4). “Khutbah Akhir Syaban, biasanya kita ketemu langsung, karena merebaknya virus COVID-19 di Indonesia maka kami sampaikan melalui online. Semoga para ikhwan dan akhwat selalu sehat,” katanya.
Imaam Yakhsyallah berpesan, puasa dan kesabaran sangat diperlukan di tengah merebaknya COVID-19 yang melanda dunia. Wabah Corona adalah musibah yang harus dihadapi dengan kesabaran sebagaimana yang disebutkan dalam Alquran surah Al-Baqarah 155-157.
Rangkaian ayat ini adalah tuntunan komprehensif dari Allah dalam menghadapi musibah, apa itu musibah?
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Para ulama mendefinisikan “musibah adalah segala sesuatu yang tidak menyenangkan dan menimpa kepada manusia,” imbuhnya.
Allah Subhanahu Wata’ala mengingatkan agar berfikir positif dalam mengahadapi musibah. Karena musibah sebesar apapun yang dirasakan itu lebih sedikit dari pada Rahmat-Nya yang diberikan kepada manusia.
“Oleh karena itu, Allah mengingatkan kepada manusia untuk menghadapi musibah dengan sabar. Dengan kesabaran segala kesedihan dan dampak dari musibah dapat dihadapi. Sabar pada hakekatnya adalah kemampuan jiwa untuk menghimpun diri guna mencari jalan keluar dan tidak hanya berkeluh kesah belaka,” jelas Yakhsyallah.
Ia menegaskan, oleh karena itu, bulan Ramadhan adalah sarana untuk memantapkan diri sehingga kita tetap tenang dan optimis bahwa wabah ini dapat berakhir.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
“Optimisme bahwa musibah ini akan segera berakhir seperti kita menanti saat datangnya waktu berbuka puasa saat kita sedang lapar dan dahaga dalam puasa,” ucap Yakhsyallah. (L/R8/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)