Khutbah Gerhana Matahari: Mentafakuri Keagungan Allah dan Kesatuan Umat

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA (Mi’raj Islamic News Agency) dan Da’i Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor

اَلْحَمْدَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ , وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى اَشْرَافِ اْلاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ ,  أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ , مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَاءَ لَمْ يَكُنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ  إِلاَّ بِاللهِ , اَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ عَزَّوَجَلَّ اُوْسِيْنيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَااللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ,كَمَا قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ , أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ  بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ :  يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ , وَقَالَ اللهُ فِيْ اَيَةٍ اُخَرَ , ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

 Jamaah Shalat Gerhana, Rahimakumullah

Marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, yakni dengan selalu menthaati Allah dan tidak memaksiati-Nya, ingat kepada Allah dan tidak melupakan-Nya, serta selalu bersyukur kepada Allah dan tidak pernah mengkufuri-Nya.

Semoga kita selalu istiqamah dalam mengerjakan segala perintah-Nya dan dalam meninggalkan segala larangan-Nya.

Hadirin yang dirahmati Allah

Apa yang terjadi saat ini, pergantian siang dan malam, adalah menunjukkan tanda keagungan Allah semata, seperti Allah sebutkan di dalam ayat:

إنَّ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka”. (QS Ali Imran [3]:190-191).

Demikian halnya, fenomena yang terjadi dengan adanya gerhana, baik matahari ataupun bulan, ini bukanlah karena hidup atau matinya seseorang, atau karena bencana dan musibah sesuatu. Namun semata-mata karena kuasa-Nya.

Ini seperti ketika terjadi , maka beliapun bersama para sahabat melakukan shalat gerhana. Setelah itu beliau menyampaikan khutbah yang antara lain mengatakan:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ الله لاَ يَنْخَسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبّرُوْا، وَصَلُّوا ، وَتَصَدَّقُوْا

 Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda-tanda keagungan Allah, di mana keduanya tidak akan terjadi gerhana disebabkan karena kematian atau kelahiran seseorang. Maka, apabila kalian melihat sesuatu dari gerhana, maka takutlah dan bersegeralah berdoa kepada Allah memohon ampunan-Nya, bertakbirlah dan dirikanlah shalat serta bershadaqahlah.” (Muttafaq ‘Alaihi).

Inilah tanda , bagaimana Allah Maha Berkuasa untuk menggerakkan bulan dan matahari, menundukkan siang dan malam, mengatur tatasurya dan galaksi di alam semesta ini dengan begitu rapi. Allah pun menyebut di dalam ayat:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

 Artinya: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS Yunus [10]: 5).

Pada ayat lain di dalam Surat Yasin, Allah menegaskan kembali tentang keagungan kuasa-Nya dalam untaian:

وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

 Artinya: “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang Maha Besar) bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk pelepah yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yaasiin [36]: 37-40).

Kaum Muslimin yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah

Selanjutnya, Allah mengingatkan kita, tentang terjadinya kerusakan di darat dan di lautan, terutama pada akhir jaman sekarang ini. Itu semua disebabkan ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.

Memang semuanya tentu bermuara pada kuasa dan kehendak Allah. Namun terjadinya bencana seperti tanah longsor, banjir, polusi udara, limbah, dan lainnya. Semua adalah akibat dari perilaku manusia yang tidak memperlakukan alam secara seimbang. Sehingga yang terjadia dalah kerusakan alam dan sekitarnya.

Allah mengingatkan di dalam ayat-Nya:

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِى عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ (٤١) قُلۡ سِيرُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلُ‌ۚ كَانَ أَڪۡثَرُهُم مُّشۡرِكِينَ (٤٢

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari [akibat] perbuatan mereka, agar mereka kembali [ke jalan yang benar]. (41) Katakanlah: “Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan [Allah]”. (42) (QS Ar-Ruum [30]: 41-42).

Setelah itu, Allah mengendaki agar manusia itu kembali menghadapkan wajah secara lurus kepada islam, seperti lanjutan ayat:

فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّينِ ٱلۡقَيِّمِ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِىَ يَوۡمٌ۬ لَّا مَرَدَّ لَهُ ۥ مِنَ ٱللَّهِ‌ۖ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ يَصَّدَّعُونَ (٤٣)

Artinya; “Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus [Islam] sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak [kedatangannya]: pada hari itu mereka terpisah-pisah.” (43). (QS Ar-Ruum [30]: 43).

Karena itu, hadirin yang mulia

Marilah kita senantiasa mengikuti arahan dan aturan dari Allah agar hidup selamat, sukses dan selalu dalam pertolongan-Nya. Jika berbuat sebaliknya, berpaling dan ingkar, maka yang dihadapi adalah kesempitan hidup, hilang arah pegangan, serta buta dari jalan ke surga.

Allah mengingatkan kita di dalam ayat:

وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِڪۡرِى فَإِنَّ لَهُ ۥ مَعِيشَةً۬ ضَنكً۬ا وَنَحۡشُرُهُ ۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ أَعۡمَىٰ (١٢٤)

Artinya: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS Thaha [20]: 124).

Demikian halnya, kerusakan terbesar adalah jika kaum Muslimin ini berpecah-belah oleh kepentingan hawa nafsu. Sehingga kekuatan yang ada menjadi lemah, kepercayaan dan kewibawaan yang dimiliki menjadi terperosok, serta rahmat dan kasih sayang bagi semesta alam menjadi tiada.

Allah mengingatkan di dalam ayat-Nya:

وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ وَلَا تَنَـٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡ‌ۖ وَٱصۡبِرُوٓاْ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (٤٦)

Artinya: “Dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Anfal [8]: 46).

Justru hadirin, kita diingatkan sebagai umat yang satu untuk terus memperkokoh persatuan itu. sebagaimana pernyataan dan perintah-Nya:

Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ

Artinya : “Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku”. (Q.S. Al-Anbiya [21] : 92).

Pada ayat lain Allah menyebutkan:

وَإِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ

Artinya: “Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.” (Q.S. Al-Mu’minun [23]: 52).

Jika kita renungkan ayat-ayat ini, maka akan sampailah pada pandangan bahwa era saat ini merupakan era kesejagaan, sebuah kampung besar atau global village, perhimpunan persatuan seluruh manu­sia.

Begitulah luasnya pan­dangan Islam yang menyebutkan universalitas kemanusiaan, seruan untuk seruan bagi manusia seluruh dunia, yang semuanya pada seruan Islam terhadap perdamaian dunia dan larangan berpecah-ebaah apalagi berperang saling bunuh.

Bahwa inti yang diajarkan Islam adalah akhlak karimah, budi yang mulia, ukhuwwah Islamiyah, dan persaudaraan kemanusiaan. Apalagi sesama kaum Muslimin, maka bersatu padu, hidup berjama’ah, bergabung dalam satu Jama’ah Muslimin, merupakan syari’at utama untuk mendapatkan kekuatan dan kemenangan.

Ini Sesuai dengan firman Allah di dalam ayat-Nya :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali [agama] Allah seraya berjama’ah dan janganlah kamu bercerai berai…..” (QS. Ali Imran [3] : 103).

Juga diperkuat di dalam perintah Nabi:

تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْا

Artinya : “Tetaplah engkau pada Jama’ah Muslimin dan Imaam mereka.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Karena itu, hadirin yang dirahmati Allah.

Jika ada saudara sesama Muslim yang terluka, terdzalimi, apalagi secara missal terjajah seperti saudara-saudara kita di bumi Palestina sana. Terlebih lebih dari 1,7 juta mereka yang terkurung dan terblokade dari darat, lautan dan udara di sepanjang Jalur Gaza serta di seluruh Palestina negeri penuh berkah oleh penjajahan Israel. Maka tidak ada cara lain kecuali kita yang berada di sekelilingnya hingga yang terjauh sekalipun berkewajiban membela dan membebaskannya. Jangan biarkan kehormatan kaum Muslimin diserang dan terus dilecehkan begitu saja. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan di dalam hadirsnya:

مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ نُصْرَتَه

Artinya : “Tidaklah seseorang yang membiarkan seorang Muslim di tempat di mana kehormatannya dilanggar dan dilecehkan, kecuali Allah akan membiarkannya di tempat yang ia menginginkan pertolongan-Nya di sana. Tidaklah seseorang menolong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar kecuali Allah akan menolongnya di tempat yang menginginkan ditolong oleh-Nya,” (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Dan, ini adalah kewajiban bersama membebaskan yang tertawan dan terblokade serta memberi makan yang memerlukan. Betapa Rasul pun telah mengingatkan di dalam sabdanya:

فُكُّوا الْعَانِيَ- يَعْنِي الأَسِيرَ- وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ، وَعُودُوا الْمَرِيضَ

Artinya: “Bebaskan orang yang sedang tertawan, berikanlah  makan kepada orang yang sedang kelaparan, dan jenguklah orang sedang sakit”. (H.R. Bukhari).

Akhirnya, semoga dengan mentafakuri keagungan Allah melalui terjadinya gerhana matahari, serta situasi penuh kerusakan di muka bumi ini, marilah menjadi koreksi dan evaluasi, musahabah kita semua, untuk kembali pada tuntunan Allah, dengan mengamalkan Al-Quran dan As-Sunnah secara kaaffaah dalam kehidupan sehari-hari.

Marilah kita aminkan dengan doa:

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن, وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْن, وَلاَ عُدْوَانَ إلَّا عَلى الظَّالِمِيْن, أَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحمَّدٍ, سَيِّدِ المُرْسَلِيْن, وَإِمَامِ الْمُهْتَدِيْن وَ قَائِدِ الْمُجَاهِدِيْن, وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤمِنِيْنَ وَالْمُؤمِنَاتِ اَلاْحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ, اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر. اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ السَّحَابِ وَهَازِمَ الْأَحْزَابِ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ. اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيعَ الْحِسَابِ اهْزِمْ الْأَحْزَابَ اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ. لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ اْلحَلِيْمُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ اْلحَلِيْمُ اْلكَرِيْمُ. سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبِّ اْلعَرشِ الْكَرِيْم. حَسْبُنا اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ‏ لا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاَّ باللّه العَزيزِ الحَكيم، ما شاء اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلاَّ باللّه، اعْتَصَمْنا باللّه، اسْتَعَنَّا باللّه، تَوَكَّلْنا على اللّه. حَصَّنْتُنا كُلَّنا أجْمَعِينَ بالحَيّ القَيُّومِ الَّذي لا يَمُوتُ أَبَدَاً، وَدَفَعْتُ عَنَّا السُّوءَ بلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاَّ باللَّهِ العَليّ العَظيمِ.

أَللَّهُمَّ احْيِ اْلمُسْلِمِيْنَ  وَاِمَامَهُمْ  بِجَمَاعَةِ  اْلمُسْلِمِيْنَ  اَيْ حِزْبِ الله حَيَاةً  كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ  قُوَّةً  غَالِبَةً  عَلَى كُلِّ  بَاطِلٍ  وَظَالِمٍ وَسُوْءٍ  وَفَاحِشٍ  وَمُنْكَرٍ. اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُؤْمِنِينَ فِى بِلاَدِ فلِسْطِيْنَ وَلُبْنَانَ وَالْعِرَاقِ وَأَفْغَانِسْتَانِ  وَسوْرِيَّة وَرَوْهِنْسِا وَالْيَمَنْ خَاصَّةً وَفِى أَنْـحَاءِ بُلْدَانِ المْـُؤْمِنِيْنَ عَامّةً. أَللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى الْكُفَّارِ يَهُوْدِى اِسْرَائِيْلِ وَشُرَكَائِهِمْ وَشَطِّطْ شَمْلَهُمْ وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ أَللَّهُمَّ إِهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ , وِالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .

(P4/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.