Khutbah Gerhana: Mentafakuri Kebesaran Allah, Menata Kesatuan Umat

Oleh: , Wartawan Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

 

اَلْحَمْدَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ , وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى اَشْرَافِ اْلاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ ,  أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ , مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَاءَ لَمْ يَكُنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ  إِلاَّ بِاللهِ ,

اَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ عَزَّوَجَلَّ اُوْسِيْنيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَااللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ,كَمَا قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ , أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ  بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ :  يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ,

Jamaah Rahimakumullah

Marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, yakni dengan selalu menthaati Allah dan tidak memaksiati-Nya, ingat kepada Allah dan tidak melupakan-Nya, serta selalu bersyukur kepada Allah dan tidak pernah mengkufuri-Nya.

Semoga kita selalu istiqamah dalam mengerjakan segala perintah-Nya dan dalam meninggalkan segala larangan-Nya.

Allah mengingatkan kita di dalam ayat-Nya:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan muslim berserah diri kepada Allah.” (QS Ali Imran/3: 102).

Hadirin yang dirahmati Allah

Fenomena alama berupa gerhana, baik ataupun gerhana matahari, bukanlah karena hidup atau matinya seseorang, atau karena bencana dan musibah sesuatu. Namun semata-mata karena kuasa-Nya.

Ini seperti ketika terjadi gerhana matahari pada jaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka Rasulullah bersama para sahabat melakukan . Setelah itu beliau menyampaikan khutbah yang antara lain mengatakan:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ الله لاَ يَنْخَسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبّرُوْا، وَصَلُّوا ، وَتَصَدَّقُوْا

Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda-tanda keagungan Allah, di mana keduanya tidak akan terjadi gerhana disebabkan karena kematian atau kelahiran seseorang. Maka, apabila kalian melihat sesuatu dari gerhana, maka takutlah dan bersegeralah berdoa kepada Allah memohon ampunan-Nya, bertakbirlah dan dirikanlah shalat serta bershadaqahlah.” (Muttafaq ‘Alaihi).

Inilah tanda kekuasaan Allah, bagaimana Allah Maha Berkuasa untuk menggerakkan bulan dan matahari, menundukkan siang dan malam, mengatur tatasurya dan galaksi di alam semesta ini dengan begitu rapi, teratur, sistematis dan tanpa kekacauan.

Di dalam Al-Quran disebutkan :

وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Artinya: “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang Maha Besar) bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk pelepah yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yaasiin [36]: 37-40).

Kaum Muslimin yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah

Selanjutnya, Allah mengingatkan kita, tentang terjadinya kerusakan di darat dan di lautan, terutama pada akhir jaman sekarang ini. Itu semua disebabkan ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.

Memang semuanya tentu bermuara pada kuasa dan kehendak Allah. Namun terjadinya bencana seperti tanah longsor, banjir, polusi udara, pemanasan global, limbah, dan lainnya. Semua adalah akibat dari perilaku manusia yang tidak memperlakukan alam secara seimbang. Sehingga yang terjadia dalah kerusakan alam dan sekitarnya.

Allah mengingatkan di dalam ayat-Nya:

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِى عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ (٤١) قُلۡ سِيرُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلُ‌ۚ كَانَ أَڪۡثَرُهُم مُّشۡرِكِينَ (٤٢) 

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari [akibat] perbuatan mereka, agar mereka kembali [ke jalan yang benar]. (41) Katakanlah: “Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan [Allah]”. (42) (QS Ar-Ruum [30]: 41-42).

Setelah itu, Allah mengendaki agar manusia itu kembali menghadapkan wajah secara lurus kepada islam, seperti lanjutan ayat:

فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّينِ ٱلۡقَيِّمِ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِىَ يَوۡمٌ۬ لَّا مَرَدَّ لَهُ ۥ مِنَ ٱللَّهِ‌ۖ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ يَصَّدَّعُونَ (٤٣)

Artinya; “Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus [Islam] sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak [kedatangannya]: pada hari itu mereka terpisah-pisah.” (43). (QS Ar-Ruum [30]: 43).

Adapun kerusakan terbesar bagi umat Islam adalah manakala kaum Muslimin itu berpecah-belah atau berfirqah-firqah. Sehingga kekuatan yang ada menjadi lemah, kepercayaan dan kewibawaan yang dimiliki menjadi terperosok, serta rahmat dan kasih sayang bagi semesta alam menjadi berkurang.

Allah mengingatkan di dalam ayat-Nya:

وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ وَلَا تَنَـٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡ‌ۖ وَٱصۡبِرُوٓاْ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (٤٦)

Artinya: “Dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Anfal [8]: 46).

Kita diingatkan sebagai umat Islam, umat yang satu, untuk terus memperkokoh persatuan itu. sebagaimana pernyataan dan perintah-Nya:

Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ

Artinya : “Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku”. (Q.S. Al-Anbiya [21] : 92).

Pada ayat lain Allah menyebutkan:

وَإِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ

Artinya: “Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.” (Q.S. Al-Mu’minun [23]: 52).

Jika kita renungkan ayat-ayat ini, maka akan sampailah pada pandangan bahwa era saat ini merupakan era kesejagatan, sebuah kampung besar atau global village, perhimpunan persatuan seluruh manu­sia.

Begitulah luasnya pan­dangan Islam yang menyebutkan universalitas kemanusiaan, seruan bagi manusia seluruh dunia, yang semuanya pada seruan Islam terhadap perdamaian dunia dan larangan berpecah-ebaah apalagi berperang saling bunuh.

Ini menunjukkan inti yang diajarkan Islam adalah akhlak karimah, budi yang mulia, ukhuwwah Islamiyah, dan persaudaraan kemanusiaan.

Apalagi sesama kaum Muslimin, maka bersatu padu, hidup berjama’ah, bergabung dalam satu Jama’ah Muslimin, merupakan syari’at utama untuk mendapatkan kekuatan dan kemenangan.

Allah menegaskan di dalam ayat-Nya :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah seraya berjama’ah dan janganlah kamu bercerai berai…..” (QS. Ali Imran [3] : 103).

Karena itu, hadirin yang dirahmati Allah.

Marilah peristiwa gerhana pada hari ini kita jadikan sebagai perenungan, dan peringatan agar kita kembali kepada keagungan Allah, betaubat kepada-Nya, memperbaiki ibadah dan amal shalih, selagi masih diberi kesempatan usia.

Kita juga diingatkan agar terus menyusun shaf kaum Muslimin dengan berjama’ah, dan menghindari perpecahan pertikaian dan permusuhan.

Semoga Allah meridhai kita semuanya. Aamiin. Yaa Robbal ‘aalamiin. (A/RS2/RI-1)

Marilah kita aminkan dengan doa:

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن, وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْن, وَلاَ عُدْوَانَ إلَّا عَلى الظَّالِمِيْن, أَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحمَّدٍ, سَيِّدِ المُرْسَلِيْن, وَإِمَامِ الْمُهْتَدِيْن وَ قَائِدِ الْمُجَاهِدِيْن, وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤمِنِيْنَ وَالْمُؤمِنَاتِ اَلاْحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ, اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر. اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ السَّحَابِ وَهَازِمَ الْأَحْزَابِ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ. اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيعَ الْحِسَابِ اهْزِمْ الْأَحْزَابَ اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ. لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ اْلحَلِيْمُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ اْلحَلِيْمُ اْلكَرِيْمُ. سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبِّ اْلعَرشِ الْكَرِيْم. حَسْبُنا اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ‏ لا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاَّ باللّه العَزيزِ الحَكيم، ما شاء اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلاَّ باللّه، اعْتَصَمْنا باللّه، اسْتَعَنَّا باللّه، تَوَكَّلْنا على اللّه. حَصَّنْتُنا كُلَّنا أجْمَعِينَ بالحَيّ القَيُّومِ الَّذي لا يَمُوتُ أَبَدَاً، وَدَفَعْتُ عَنَّا السُّوءَ بلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاَّ باللَّهِ العَليّ العَظيمِ.

أَللَّهُمَّ احْيِ اْلمُسْلِمِيْنَ  وَاِمَامَهُمْ  بِجَمَاعَةِ  اْلمُسْلِمِيْنَ  اَيْ حِزْبِ الله حَيَاةً  كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ  قُوَّةً  غَالِبَةً  عَلَى كُلِّ  بَاطِلٍ  وَظَالِمٍ وَسُوْءٍ  وَفَاحِشٍ  وَمُنْكَرٍ. اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُؤْمِنِينَ فِى بِلاَدِ فلِسْطِيْنَ وَلُبْنَانَ وَالْعِرَاقِ وَأَفْغَانِسْتَانِ  وَسوْرِيَّة وَرَوْهِنْسِا وَالْيَمَنْ خَاصَّةً وَفِى أَنْـحَاءِ بُلْدَانِ المْـُؤْمِنِيْنَ عَامّةً. أَللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى الْكُفَّارِ يَهُوْدِى اِسْرَائِيْلِ وَشُرَكَائِهِمْ وَشَطِّطْ شَمْلَهُمْ وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ أَللَّهُمَّ إِهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ , وِالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.