Oleh Dr. Wahyudi KS, dosen STAI Al-Fatah, Cileungsi, Bogor, Dai ponpes Al-Fatah
إنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَـغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله ِمِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَـيِّأَتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدََا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
والصلاة والسلام على رسول الله وعلى أله وصحبه ومن واله , مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَألَمْ يَكُنْ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِالله , أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ( ) يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا(70)يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا( ) أمـّا بعد :
إِنَّ أَحْسَنَ الحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا
Baca Juga: Khutbah Idul Adha 1446 H: Pengorbanan untuk Pembebasan Al-Aqsa dan Kemerdekaan Palestina
الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله هو الله أكبر الله أكبرولله الحمد
Ma’asyiral Muslimin , Jama’ah Shalat Idul Adlha yang dirahmati Allah
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Yang Maha Besar, Maha Pencipta, Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Pemberi rizki untuk seluruh makhluq-Nya. Sedangkan kita semua, adalah faqir dan lemah dihadapan-Nya. Denyut nadi kita dalam kuasa-Nya, detak jantung kita dalam genggaman-Nya. Maka tidaklah ada yang patut disombongkan, dan tidak ada yang layak dibanggakan, hanya Allah Yang Maha Agung dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Baca Juga: Khutbah Idul Adha: Haji, Qurban dan Kesalehan Sosial dalam Semangat Ukhuwah Islamiyah
Jama’ah Muslimin yang dirahmati Allah
Hari kemarin 9 Dzulhijjah, sekitar 2 juta jama’ah haji telah mengukir sejarah wukuf di Arafah 14 abad yang lalu. Momen ini adalah peristiwa paling mendasar dalam ibadah haji, sehingga ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya :
فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ الْحَجُّ؟ قَالَ: «الْحَجُّ عَرَفَةُ
Ya Rasulullah, Bagaimana haji itu ? beliau menjawab Al Hajju Arafah, Haji itu Arafah.
Baca Juga: Khutbah Idul Adha: Momentum Penyucian Hati dan Penguatan Ukhuwah Islamiyah
Arafah mendapat kedudukan istimewa dalam rangkaian ibadah haji. Padang Arafah adalah miniatur Padang Mahsyar, Kalau di Padang Arafah, saat kita sadar atas dosa-dosa kita, in syaa Allah masih bisa bertobat dan beramal shaleh. Di Padang Mahsyar, semua kita akan sadar dan tidak mungkin mengingkari akan banyaknya dosa dan kesalahan kita, namun semuanya sudah terlambat. Di Padang Mahsyar tidak ada pintu tobat, tidak ada gunanya kita menyesal nanti. Oleh karena itu, saat inilah momen yang paling tepat untuk kita bertobat. Jangan pernah menunda untuk bertobat, karena kematian bisa datang tiba-tiba tanpa aba-aba terlebih dahulu. Kematian pun tidak akan menunggu tobat kita.
Jama’ah Muslimin yang dirahmati Allah
Hari ini seperempat penduduk bumi ini adalah kaum muslimin, lebih dari 2 milyar muslimin terbentang dari Maroko sampai Merauke,. Kita bersyukur Islam yang menjadi satu-satunya agama yang Allah ridlai, kini makin diterima dan diimani oleh bangsa Eropa, Amerika dan Australia. Perkembangan Islam di 3 benua tersebut sangat pesat. Namun demikian, tidaklah cukup kita berbangga dengan jumlah, karena faktanya di negeri-negeri mayoritas muslim, termasuk negeri Indonesia ini, masih banyak kaum muslimin yang tidak tahu Apa itu Islam ?, masih banyak kaum muslimin yang tidak mau diatur dengan cara-cara Islam, masih banyak kaum muslimin yang ibadahnya hanya sebatas ritual, tidak berdampak pada sosial apalagi melahirkan komitmen untuk memperjuangkan Islam. Lebih parah lagi, adanya kaum muslimin yang paranoid terhadap Islam, sehingga lahirlah Islamophobia (ketakutan pada Islam). Akibatnya adalah gagal paham terhadap Islam. Na’udzubillahi min dzaalik
Baca Juga: Khutbah Jumat: Penjajahan di Atas Muka Bumi Harus Dihapuskan
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Jama’ah Muslimin yang mengharap ridla dan ampunan Allah
Salah satu di antara ketidak tahuan kaum muslimin pada ajaran Islam, adalah sebagian besar muslimin tidak tahu, bahwa merayakan Idul Adlha harus lebih bersungguh-sungguh dibandingkan dengan merayakan Idul Fithri. Hal ini karena Allah dan Rasul-Nya lebih mengagungkan Idul Adlha daripada Idul Fithri.
Terkait dengan keutamaan Idul Adlha, tidak kurang dari 7 faktor penting yang harus diketahui oleh muslimin.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Amalan-amalan Istimewa di Sepuluh Hari Awal Bulan Dhulhijah
Pertama, Berdasar QS. Al-Fajr : 1-2,
وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2)
“Demi waktu fajar dan malam yang sepuluh “
Imam Ibnu Katsir rahimahullah dan Ibnu Hajar Al-Asqalani, berdasarkan hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, menjelaskan bahwa, pada 10 hari yang beramal shalih saat itu lebih dicintai Allah dibandingkan hari-hari lainnya. Hal ini karena menyertai Idul Adlha ada ibadah-ibadah induk, yakni shaum/puasa Arafah, shalat Idul Adlha, shadaqah kurban dan Ibadah Haji. Semua itu tidak terdapat pada bulan lain, selain Dzulhijjah. [2]
Baca Juga: Khutbah Jumat: Qurban, Bentuk Ibadah Sosial
Kedua, Pertemuan Akbar kaum muslimin dari seluruh dunia
Delapan puluh tiga (83) hari menjelang wafatnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkhutbah di Arafah, disaksikan oleh lebih dari 114 ribu kaum muslimin, dan saat itu pula turun QS. Al-Maidah, ayat 3.
…اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ…
… Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu…
Baca Juga: Khutbah Jumat: Buka Blokade Gaza, Bebaskan yang Terpenjara
Ayat ini adalah sebagai legitimasi keabsahan dan kesempurnaan Islam. Ini sebagai isyarat bahwa syariat Islam telah sempurna mencakup seluruh aspek kehidupan, baik urusan yang bersifat individu maupun komunitas, tidak perlu mengadopsi sistem diluar Islam. Dan khutbatul wada’ di padang Arafah ini memberikan isyarat bahwa kaum muslimin harus terus menjaga persatuan dan kesatuan umat dengan satu komando, yakni Imaamul Muslimin. Sebagaimana yang beliau sampaikan, tidak ada perbedaan antara Arab dan bukan Arab (ajam).
Beliau adalah satu-satunya Imaamul Muslimin saat itu. Ini menjadi satu isyarat, bahwa sebenarnya kaum muslimin adalah satu, tidak dipisahkan dengan negara dan bangsa, tidak dibedakan dengan warna kulit dan bahasa. Dimana pun kaum muslimin berada adalah bersaudara. Oleh karena itu, sudah sepantasnya menyambut dengan iman dan ikhlash atas perintah beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam ; Talzamu Jamaa’atal Muslimiina wa Imaamahum. “ Tetapilah olehmu Jama’ah Muslimin dan Imaam Mereka.”[3]
Jama’ah Muslimin yang dirahmati Allah
Ketiga, Pada bulan ini selama empat hari, tanggal 10-13, kaum muslimin yang lapang hartanya, diperintahkan untuk berqurban.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Islam dan Bai’at
Kurban adalah merupakan bentuk pengorbanan dan perjuangan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Karena itulah yang sampai kepada Allah bukan darah dan dagingnya, akabn tetapi takwanya kepada Allah. Maka berkurbanlah dengan penuh keikhlashan dan kesungguhan, berikan yang terbaik kepada Allah untuk prestasi diri kita.
Dari Abdullah bin Qurath radliyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
أَعْظَمُ الأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ
“Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari An-Nahr, kemudian hari Al-Qarr. (hari menetap)” (HR. Ahmad 4/350, Abu Dawud no. 1765)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Tanggung Jawab Orangtua Terhadap Pendidikan Anak
Keempat, Membaca takbirnya lebih lama dari Idul Fithri.
- Dalam Idul Fithri, takbirnya disyariatkan dari ba’da shalat shubuh sampai menjelang shalat Idul Fithri. Sebagian ulama membolehkan dari ba’da maghrib kalau sudah masuk tanggal 1 Syawwal
- Dalam Idul Adlha takbirnya selama 5 hari, yakni mulai tanggal 9 (Arafah) s.d. 13 Dzulhijjah (tasyriq) dan bahkan bisa 13 hari bila ditambahkan takbir umum dari tanggal 1 Dzulhijjah. Hal ini didasarkan kepada keumuman hadis, sebagai berikut ;
عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanayaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid.”
Kelima, Rahmatan lil ‘aalamiin,
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meraih Pahala Syahid di Bulan Dzulhijjah
- Idul Adlha, selain takbir lebih banyak dan adanya pertemuan akbar umat Islam se dunia, juga rahmatnya dapat dirasakan oleh semua manusia, terutama saat pembagian daging qurban.
- Daging qurban bersifat universal, tidak saja bagi muslimin yang faqir dan miskin, akan tetapi juga dapat dibagikan kepada semua manusia, apapun agamanya. Sedangkan zakat fitrah yang menyertai Idul Fitri, terbatas kalangan muslimin yang miskin, demikian pula zakat harta terbatas dengan delapan (8) asnaf. Dengan demikian lebih terasa menjadi rahmatnya untuk seluruh manusia adalah sedekah qurban.
Keenam, Meneladani dua kekasih Allah, dua uswah hasanah :
Merayakan Idul Fitri hanya menjadikan uswah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena Idul Fitri tidak terdapat pada millah Ibrahim ‘alaihissalaam
Adapun merayakan Idul Adlha adalah napak tilas dan menjadikan uswah hasanah kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam dan uswah hasanah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. (QS. 33 : 21, 60: 4-6)
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Jama’ah Shalat Idul Adlha yang dimuliakan Allah
Ketujuh, bahwa bulan Dzulhijjah ini merupakan bulan terakhir dalam tahun hijriyyah. Oleh karena itu, adalah momen yang tepat untuk mengevaluasi diri, rekapitulasi amal, muhasabah dan introspeksi. Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits sebagai berikut :
الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ. هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ.
عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ، قَالَ: حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ، وَإِنَّمَا يَخِفُّ الحِسَابُ يَوْمَ القِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا.
مَيْمُونِ بْنِ مِهْرَانَ، قَالَ: لاَ يَكُونُ العَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ مِنْ أَيْنَ مَطْعَمُهُ وَمَلْبَسُهُ.
“Orang yang cerdas adalah orang yang selalu menginstospeksi diri dan beramal untuk setelah kematiannya. Orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan saja kepada Allah.”
Umar bin Khaththab berkata ; Hisablah diri-diri kalian sebelum kalian dihisab nanti, dan berhiaslah kalian untuk Pameran Akbar (alam mahsyar). Sesungguhnya orang-orang yang akan ringan hisabnya di hari kiamat, hanyalah orang yang (sering) menghisab dirinya selama di dunia.
Maimun bin Mihran berkata ; Tidaklah seorang hamba dikatakan bertaqwa, sehingga ia menghisab dirinya sebagaimana ia menghisab yang menyertainya, dari mana makanannya dan pakainnya ?.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Jama’ah shalat Idul Adha yang mengharap ampunan dan ridla Allah.
Marilah kita jadikan Dzulhijjah sebagai bulan muhasabah tahunan, apakah banyak amal shalih atau amal salah ?
Janganlah kita sia-siakan kesempatan emas ini, karena boleh jadi ini adalah Dzulhijjah terakhir untuk kita. Boleh jadi tahun depan Dzulhijjah tiba, namun kita telah tiada.
Imaam Tirmidzi meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Tidak akan bergeser dua tepak kaki seorang hamba, sehingga ditanya 4 perkara :Yang pertama adalah umurnya, untuk apa dihabiskan. Yang kedua adalah ilmunya, pada apa ia diamalkan, Yang ketiga adalah hartanya, darimana ia peroleh, dan kemana dia belanjakan Yang keempat adalah jasadnya pada apa ia gunakan.
Maka, pendengaran, penglihatan, lisan, pikiran, perasaan, tangan dan seluruh anggota tubuh ini semuanya akan ditanya Allah dan diminta pertanggung jawaban.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Jama’ah Muslimin yang dimuliakan Allah
Melalui hikmah Arafah, dan amalan-amalan di bulan Dzulhijjah ini, marilah kita wujudkan persatuan dan kesatuan kaum muslimin, Sebagaimana firman Allah:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
Dan berpegang teguhlah kepada tali Allah seraya berjama’ah, dan janganlah berpecah-belah. (QS.Ali Imran : 103)
Hidup berjama’ah dan berimaamah adalah pola kehidupan para nabi dan rasul Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“ Tiga Perkara yang tidak akan ada kedengkian atas mereka hati seorang muslim ; Ikhlash beramal karena Allah, Menasihati Imaamul Muslimin dan Menetapi Jama’ah Muslimin .“
Permasalahan muslimin dimanapun berada, adalah masalah yang harus kita pecahkan bersama. Demikian pula Masjidil Aqsha adalah kehormatan kita, namun hingga kini masih dalam kekuasan Zionis Israel laknatullah ‘alaihim,. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam sebagai bapak para nabi, telah melakukan renovasi Masjid Al-Aqsha hingga meninggikannya. Kemudian setelah memindahkan Hajar istrinya dan Ismail putranya ke Bakkah atau Mekkah sekarang, beliau pun merenovasi baitullah Ka’bah. Ini semua dilakukannya karena Nabi Ibrahim khalilullah, melaksanakn perintah dengan rasa cinta kepada Allah, dan kecintaannya kepada kedua masjid suci itu. Kemudia Allah menjadikan dua mesjid tersebut sebagai kiblatnya kaum muslimin.
Oleh karena itu, janganlah pernah kita menghapus dalam ingatan dan hati kita, bahwa kita punya PR besar yakni membebaskan Al-Aqsha dari penjajah Zionis Israel. Kita yakin saatnya akan tiba sebagaimana diisyaratkan dalam Al-Qur’an surat Al-Israa’ ayat ke 7, bahwa kaum muslimin akan memasuki masjidil aqsha sebagaimana di masa Umar bin Khaththab atau di masa Shalahuddin Al-Ayubi. Sebagaimana pula dikabarkan dalam hadits Bukhari Muslim, bahwa Zionis Yahudi akan dikejar-kejar oleh kaum muslimin yang berkarakter HAMBA ALLAH, sehingga mereka akan bersembunyi di balik pohon dan batu. Pohon dan batu berkata Ya Muslim Ya Abdallah, Wahai Muslim Wahai Hamba Allah, kemarilah, di belakangku ini ada orang Yahudi, bunuhlah ia.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Hamba-hamba Allah, muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah
Dari khutbah ini, marilah kita muhasabah diri dan jujurlah pada nurani, sudah sejauh manakah kita menjadikan uswah, sebagai teladan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ?, Adakah kita masih lebih cenderung kepada figur-figur lain selain dua uswah tersebut. Demi Allah, sungguh tidak ada contoh teladan terbaik di dunia ini, selain Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Sebelum mengakhiri khutbah ini, kami pesankan khusus untuk kaum muslimat ;
Wahai kaum muslimat dan mukminat : Bertaqwallah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, janganlah berbuat syirik sekecil apapun, jauhilah riba dalam berbagai urusan duniamu, jagalah kehormatanmu, tutuplah auratmu dengan jilbab sesuai syari’at, sempurnakanlah kekurangan agamamu dengan memperbanyak shadaqah, jadilah pendamping setia bagi suamimu dalam mentaati Allah dan Rasul-Nya, dan dalam berjuang di jalan Allah, berhiaslah di depan suamimu, bersyukurlah atas kebaikan suami sekecil apapun, jadilah penjaga yang baik atas harta dan keluargamu, makanlah selalu dengan yang halal. Jauhilah sifat dengki dan saling mengumpat diantara sesama kalian.
Jama’ah muslimin yang dirahmati Allah,
Untuk mengakhiri khutbah ini, Marilah kita tundukkan hati, pusatkan pikiran dan tanamkan rasa tawadlu, rendah hati untuk munajat kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ َحَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِي مَزِيْدَةٌ. يَا رَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لـِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَـظِيْمِ سُلْطَانِكَ. أللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مـُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِه وَأصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ
Yaa Allah, Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang, pagi ini kami bersimpuh dihadapan-Mu dengan penuh kesadaran, akan banyaknya dosa dan kesalahan kami.
Ya Allah Ya Rabb kami, Anugerahkanlah kepada kami kemampuan untuk meneladani Ibrahim ‘alaihissalam dan keluarganya serta meneladani Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan keluarganya, sehingga kami bisa bersama mereka di surga-Mu nanti.
Wahai Dzat Yang jantung kami dalam genggaman-Mu, denyut nadi kami dalam kuasa-Mu, kami sadar betapa banyaknya dosa dan kesalahan kami. Kami sadar sering menunda panggilan-Mu, lalai dari shalat di awal waktu, lalai dari majelis ilmu, lalai dari amal shaleh sehari-hari. Kami sering menyia-nyiakan nikmat-Mu, membuang-buang waktu dengan tanpa perasaan bersalah, menggunakan harta bukan pada jalan yang Engkau ridlai. Menjadikan teladan bukan kepada para kekasih-Mu yakni Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Padahal kami tahu mereka berdua adalah yang paling pantas dijadikan teladan bagi kami. Ampuni kami Ya Allah, Jadikanlah kami termasuk orang-orang yang bersyukur. Jadikanlah kami sebagai hamba-hamba-Mu yang shalih.
Ya Rabb, perjuangan menegakkan kebenaran Islam ini sungguh sangat berat disaat fitnah akhir zaman ini begitu dahsyat, laksana memegang bara api yang membakar tangan kami. Satukanlah hati kami dengan rahmat-Mu, sehingga kami semua bisa istiqamah dalam mewujudkan Jama’ah Muslimin dan Imaamnya. Jadikanlah kami untuk senantiasa menjadi Hizbullah yang selalu berpihak pada-Mu. Satukan kami dengan para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin. Dekaplah kami dipangkuan-Mu dengan cinta, ampunan dan ridla serta karunia-Mu. Ya Allah. Amiin Yaa Rabbal ‘alamiin.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَاۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَࣖ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلامِ وَالْمُسْلِمِينَ وَانْصُرْ الإِسْلامَ وَالْمُسْلِمِينَ وَاجْعَلْ كَلِمَتِكَ هَيِ العُلْيَا إِلى يَوْمِ الدِّينِ
اللهم احيي جماعة الـمسلمين وإمامهم حياة كاملة طيبة وارزقهم قوة غالبة عـلى كل باطل و ظالم و فاحش وسوء و منكر
اَللَّهُمَّ العن الصهيونـي إسراءيل وشركائهم
اَللَّهُمَّ اشْدُدُ وَطْأَتَكَ عَلَى الكُفَّارِ الَّذِيْنَ يُــحَارِبُوْنَ الإسْلاَمَ وَالـْـمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ شَتِتْ شَـمْلَهُمْ شَـمْلاً وَفَرِّقْ جَـمْعَهُمْ وَمَزِّقْ حِزْبَـهُمْ وَاخْـتَلِفْ بَيْنَ قُلُوْبِـهِمْ اللهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
ربنا آتنا في الدنيا حَسنةً وفي الآخرة حَسنة وقنا عذاب النار”
وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وأصحابه أجمعـين ,والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ