Khutbah Idul Adha: Prestasi Sedekah di Tengah Wabah

Oleh: Abu Wihdan Wahyudi KS

 

إنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَـغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله ِمِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا  وَ مِنْ سَـيِّأَتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ  وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدََا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

والصلاة والسلام على رسول الله وعلى أله وصحبه ومن واله , مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَألَمْ يَكُنْ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ  إِلَّا بِالله , أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ :  يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ( ) يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا( ) يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا(70)يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا( ) أمـّا بعد :

فَـإِنّ  أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَـابُ اللهِِ , وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ

 

الله أكبر  الله أكبر  لا إله إلا الله هو الله أكبر الله أكبرولله الحمد

Ma’asyiral Muslimin , Jama’ah Shalat Idul Adlha yang dirahmati Allah

 

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Allah Yang Maha Pencipta, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Dialah Yang Maha Kuasa, Mengatur Alam Semesta ini, Pemberi rizki untuk seluruh makhluq-Nya. Hanya Dialah Yang Maha Besar dan Agung, kita semua faqir dan lemah dihadapan-Nya. Oleh sebab itu, Bertaqwallah kepada Allah, dengan sebenar-benarnya taqwa, agar dapat meraih kemuliaan hakiki.

الله أكبر  الله أكبر  الله أكبر

Jama’ah Shalat Idul Adlha yang dirahmati Allah

Bencana dapat dimaknai sebagai musibah yang bisa menimpa kepada siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155)

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar

Berbagai peristiwa yang menimpa manusia pada hakikatnya merupakan wujud kasih sayang Allah kepada manusia, sebagai ujian dan cobaan atas keimanannya.  Adanya corona yang melanda lebih dari 200 negara, menjadi batu ujian untuk mengukur keimanan seorang mukmin. Jika ia dapat beramal shalih saat ini, berarti telah meraih prestasi dengan dua momentum emas terbaik di tahun 1441 H. :

Momentum emas Pertama, terjadi pada bulan Dzulhijjah, sebagaimana diisyaratkan dalam surat Al-Fajr,

بسم الله الرحمن الرحيم

وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2)

“ Demi waktu Fajar, dan malam yang sepuluh,”

Kalimat وَلَيَالٍ عَشْرٍ (malam yang sepuluh), mayoritas ahli tafsir menyebutkan, bahwa yang dimaksud adalah 10 hari di awal Dzulhijjah. Hari ini kita berada di hari ke sepuluh, maka janganlah kita lewatkan tanpa meraih keutamaannya. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalllam bersabda, tidak ada amal shalih yang lebih dicintai Allah melebihi 10 hari diawal Dzulhijjah, sekalipun dibandingkan dengan jihad fii sabiilillah. Kecuali orang yang syahid bersama seluruh hartanya. Oleh karena itu mari kita optimalkan amal shalih kita di hari ke sepuluh ini.

الله أكبر  الله أكبر  الله أكبر

Hadirin kaum muslimin, jika masih ada di antara kita yang memiliki kemampuan dan belum berqurban, segeralah niatkan berqurban, masih ada kesempatan menyembelih di hari tasyriq sampai tanggal 13 Dzulhijjah. Janganlah kita sia-siakan kesempatan emas ini, karena boleh jadi ini adalah Dzulhijjah terakhir untuk kita. Tidak ada seorang pun yang dapat menjamin akan bertemu lagi dengan Dzulhijjah di tahun depan.

Ramadlan dan Syawal telah lebih dulu berlalu meninggalkan kita dengan segala keistimewaan dan keutamaannya. Saat ini kita sedang berada di perjalanan bulan Dzulhijjah, janganlah ia berlalu meninggalkan kita tanpa makna dan pahala.

Jama’ah shalat Idul Adlha A’azzakumullah, Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam tahun hijriyyah, maka sangat tepat untuk rekapitulasi amal, melakukan muhasabah atas amal-amal yang telah dilakukan selama setahun ini, apakah banyak amal shalih atau amal salah ?

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ ». قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Dari hadits ini, dapat kita pahami, bahwa ada 4 hal yang akan ditanya di hari kiamat. Yang pertama adalah umurnya, untuk apa dihabiskan. Hari demi hari, pekan demi pekan, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun, akan ditanya Allah, apakah untuk ta’at atau untuk maksiat. Yang kedua adalah ilmunya, apakah diamalkan atau tidak. Ilmu yang sudah kita terima, dari para da’i, muballigh, ustadz, kyai dan lainnya, serta dari Al Qur’an yang kita baca, dari hadits yang kita kaji,  semuanya akan dimintai pertanggung jawaban, apakah diamalkan atau tidak. Yang ketiga adalah hartanya, darimana ia peroleh, apakah dengan jalan benar atau batil, apakah halal atau haram ?, mungkin dari hasil korupsi, manipulasi data, mark up laporan keuangan, memalsukan surat, mengurangi timbangan, riba, dan pelanggaran lainnya.

Sudahkah kita optimalkan untuk di jalan Allah, bersedekah, infaq, jariyah, menolong Islam dan Muslimin Ataukah kita belanjakan, untuk bermaksiat, mubadzir, bahkan untuk perkara  yang haram.. Yang keempat adalah jasadnya, pendengaran, penglihatan, lisan, pikiran, perasaan, tangan dan seluruh anggota tubuh ini semuanya akan ditanya Allah.

الله أكبر  الله أكبر  الله أكبر

Hadirin kaum muslimin yang dirahmati Allah

 

Momentum emas kedua, adalah adanya wabah corona yang melanda dunia. Oleh karena itu, siapa yang beramal shalih, terutama sedekah di tengah wabah ini, maka akan jauh lebih besar pahalanya dibandingkan dalam kondisi normal. Hal ini berdasarkan firman Allah ;

….لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا…

…Tidaklah sama di antara kalian  orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. … (QS. Al-Hadid : 10)

Sebelum Futuh Makkah tahun 8H. berbagai kesulitan, kekurangan, gangguan, tantangan dan rintangan datang silih berganti, Akan tetapi setelah Futuh Makkah, kaum muslimin relatif aman, tidak banyak kekurangan dan berbagai kesulitan lainnya. Demikian pula saat ini, berbagai kesulitan, kekurangan dan  penderitaan dapat kita rasakan bersama, Maka dalam kondisi ini setiap sedekah, kepedulian dan pengorbanan menjadi lebih besar dan lebih tinggi derajatnya, dibandingkan dengan kondisi normal. Karena  itulah, jangan sampai momentum emas ini berlalu dari diri kita, tanpa meraih prestasi amal shalih, dan pahala berlipat ganda. Al Ujrotu biqadril masyaqqah, Al Jazaa’u min jinsil ‘amal.

الله أكبر  الله أكبر  الله أكبر

Jama’ah shalat Idul Adlha yang mengharap rahmat dan karunia Allah…

 

Di tahun lalu, jutaan muslimin melaksanakan Ibadah Haji di tanah suci, sedangkan saat ini hanya ribuan muslimin yang berhaji. Corona sebagai bukti, bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ujian dan kematian bisa datang kapan saja, Namun kita diperintahkan untuk senantiasa ikhtiyar dan meyakini bahwa taqdir ada yang mutlak, dan ada yang dapat berubah dengan ikhtiyar.

 

الله أكبر  الله أكبر  الله أكبر

Hadirin kaum muslimin yang dirahmati Allah

Saat ini, gema takbir, tahlil dan tahmid membahana di seantero dunia. Jagat raya pun bersahutan berlomba mengagungkan nama Allah, Dzat Yang Maha Pencipta. Kita bersyukur kepada Allah, atas karunia nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga dengan izin dan pertolongan-Nya semata, kita masih bisa bertobat dan bersimpuh di tempat ini.

Gema takbir, Allahu Akbar, yang kita kumandangkan, hendaknya mampu merontokkan segala bentuk kesombongan dan arogansi dalam diri. Karena, hanya Allah lah yang patut sombong, hanya Allah lah yang Maha Mulia. Gemuruh tahlil Laa ilaaha illallah yang kita lantunkan mestinya secara totalitas membersihkan segala noda syirik dalam diri kita. Demikian pula ucapan kalimat tahmid,  Alhamdulillah, sebagai ungkapan syukur atas berbagai nikmat yang telah Allah karuniakan, mendorong kita untuk lebih sadar akan kasih sayang Allah, maka kita memuji dan mengagungkan-Nya .

الله أكبر  الله أكبر  الله أكبر

Hamba-hamba Allah, muslimin dan muslimat yang mengharap ampunan-Nya.

Nikmat kesempatan seringkali baru kita rasakan nilainya justru di saat nikmat itu telah meninggalkan kita. Hari-hari di awal Dzulhijjah yang sarat dengan makna dan keutamaan, bahkan menjadi waktu amal sholeh yang lebih dicintai Allah.  Walau hati terasa berat melepaskannya, namun ia adalah waktu, yang terus melaju dan tak satupun makhluq mampu menghentikannya, tak ada yang kuasa menahannya. Waktu tak akan memihak, Ia tidak akan memperlambat lajunya untuk menunggu orang-orang yang malas dan lambat amalnya, ia pun tidak akan mempercepat putarannya untuk membantu orang yang tergesa-gesa. Waktu akan terus berjalan dan tak lagi menengok ke belakang, mustahil pula kembali mengulang perjalanan.

 الله أكبر  الله أكبر  الله أكبر

Jama’ah Shalat Idul Adlha yang Dirahmati Allah

 

Marilah kita buka lembaran sejarah Nabi Ibrahim ‘alihis salam. Perjalanan hidupnya sarat dengan makna dan mutiara kehidupan,  gambaran cinta yang tulus kepada kekasih Yang Maha Tinggi menjadi ukiran emas dalam sejarah peradaban manusia. Kesabaran dan keikhlashannya, dalam menempuh ujian dan tempaan hidup telah menaikkan derajatnya menjadi lebih mulia di sisi kekasihnya, Allah ‘Azza wa Jalla.

الله أكبر  الله أكبر  الله أكبر

Jama’ah Shalat Idul Adlha yang dimuliakan Allah

 

Ada dua ibadah utama yang kita temui pada perayaan Idul Adlha, yaitu ibadah qurban dan ibadah haji. Keduanya sarat dengan hikmah yang mendalam, antara lain ada lima hal yang menjadi kriteria Mabrurnya ibadah haji dan ibadah qurban.

1- Ikhlas

Keikhlashan menjadi syarat mutlak diterimanya amal seorang hamba, Ketika ia berhaji dan berqurban semata – mata karena Allah, bukan dorongan duniawi, popularitas, sanjungan dan pujian manusia, maka in syaa Allah, syarat mutlak ini terpenuhi untuk diterima sebagai amal shaleh.

Allah Ta’ala berfirman :

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj: 37)

Untuk ibadah haji pun demikian, kita diperintahkan untuk ikhlas, bukan cari gelar dan cari sanjungan. Ini berarti berqurban dan berhaji bukanlah ajang untuk pamer amalan dan kekayaan, atau riya’.

 اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ

2-   Ittiba’us sunnah

Untuk diterimanya amal shaleh kita, sebagai syarat shahnya suatu amalan, tidaklah cukup dengan ikhlash, akan tetapi harus ittiba’ atau mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam urusan haji, Nabi bersabda :

لِتَأْخُذُوا مَنَاسِكَكُمْ

Ambillah dariku manasik-manasik kalian,” (HR. Muslim juz 2, hal. 943, no. 1297, dari Jabir).

Demikian pula dalam berqurban  ada aturan syari’ah  atau ketentuan yang mesti dipenuhi.

3- Dengan  harta yang halal

Baik haji maupun qurban, keduanya wajib dilaksanakan dengan harta yang halal.  Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihui wasallam bersabda;

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا  …

“Wahai manusia, Sesungguhnya Allah itu Maha baik, tidak menerima kecuali yang baik” (Shahih Muslim, juz 3 , hal 85, nomor 2393)

Harta halal untuk berqurban dan berhaji, akan menjadi tambah berkah, sebagaimana Allah  Azza wa Jalla berfirman,

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pula,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim, no. 2588; dari Abu Hurairah)

Maka atas dasar ini pula, Allah mengingatkan dalam QS. Al-Munafiqun : 9-10

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (9) وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ (10)

Ayat ini memberikan informasi, bahwa tidak ada artinya penyesalan, bila nyawa sudah di kerongkongan. Permohonan diundurkannya ajal agar dapat bersedekah dan menjadi orang yang shalih. Namun semua itu sia-sia di hadapan Allah.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ

 Para hamba Allah yang mengharap ridla dan ampunan-Nya …

Ciri mabrur yang keempat, adalah ;

4- Belajar untuk taat dalam waktu dan keadaan tertentu

Dalam ibadah qurban ada larangan bagi yang berqurban Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا رَأَيْتُمْ هِلاَلَ ذِى الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ

Jika kalian telah menyaksikan hilal Dzulhijjah (maksudnya telah memasuki 1 Dzulhijjah, -pen) dan kalian ingin berqurban, maka hendaklah shahibul qurban tidak memotong rambut dan kukunya.” (HR. Muslim no. 1977).

 

5- Meningkatnya hubungan dengan Allah dan sesama manusia

Haji mabrur dan qurban yang diterima Allah, juga ditandai dengan peningkatan ibadahnya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Makin taqwa dan makin banyak memberi manfaat kepada manusia.

الله أكبر  الله أكبر  الله أكبر

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah ………..

Jika Nabi Ibrahim ‘alaihis salam telah dapat mewujudkan cintanya kepada Allah dengan  pengorbanan seorang anak, lalu bagaimana dengan kita?

Sepantasnya kita sadar,  hanya menyembah dan berserah diri kepada Allah, serta berkorban hanya untuk Allah.

 

Ikhwatu iman  yang kami cintai karena Allah …

Dibalik mushibah corona, banyak yang mendapatkan hikmah dan kebaikan. Banyak orang yang bertaubat, berbondong-bondong orang barat masuk Islam, banyak muslimin yang merindukan kehidupan berjama’ah, sehingga bertambahnya kaum muslimin yang berbai’at kepada Imaamul Muslimin. Demikian pula Presiden Erdogan, telah merubah fungsi Hagia Sophia menjadi masjid, dan menghidupkan kembali cahaya Islam di bumi Turki. Ini semua menjadi bagian dari ciri-ciri kebangkitan Islam.

 

Jama’ah Shalat Iedul Adlha, yang merindukan cinta dan kasih sayang Allah.

Marilah kita refleksikan ukiran sejarah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan Nabi Muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kehidupan masa kini. Sungguh kita merasakan beratnya ujian dalam menegakkan kebenaran dan menghidupkan sunnah di akhir jaman yang penuh dengan fitnah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda,

يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالقَابِضِ عَلَى الجَمْرِ.

(Sunan Tirmidzi,  juz 4, hal. 526, no.2260)

 عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « وَدِدْتُ أَنِّى لَقِيتُ إِخْوَانِى ». فَقَالَ أَصْحَابُ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَوَلَيْسَ نَحْنُ إِخْوَانَكَ قَالَ « أَنْتُمْ أَصْحَابِى وَلَكِنْ إِخْوَانِى الَّذِينَ آمَنُوا بِى وَلَمْ يَرَوْنِى(مسند أحمد -ج 26 / ص 448)

Aku rindu ingin berjumpa dengan Ikhwanku. Lalu para sahabat bertanya ; Bukankah kami adalah ikhwanmu?, Beliau menjawab : Kalian semua adalah sahabatku, akan tetapi ikhwanku adalah orang-orang yang beriman padaku, padahal mereka tidak pernah berjumpa denganku.”

Dalam riwayat lain, beliau bersabda :

 بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

الَّذِينَ يُصْلِحُونَ مَا أَفْسَدَ النَّاسُ مِنْ سُنَّتِي

” Islam datang dalam keadaan asing, dan akan kembali asing sebagaimana permulaannya. Berbahagialah orang-orang yang asing, yaitu orang-orang yang memperbaiki dan menghidupkan sunnahku dikala manusia merusaknya. “ (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi)

الله أكبر الله أكبر  الله أكبر

Hamba-hamba Allah yang mengharap ampunan dan ridlaNya….

Sebagai aplikasi dan hikmah bulan Dzulhijjah ini, marilah kita bersihkan tauhid kita dari segala bentuk kesyirikan yang akan menghancurkan amal-amal kita dan menjadikan kita haram masuk surga. Hidupkanlah sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sekalipun banyak yang mengingkarinya. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan  Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. menjadi tuntunan dan panutan kita dalam beribadah kepada Allah, dan berjuang menegakkan kalimah Allah Subhanahu wa ta’ala

الله أكبر الله أكبر  الله أكبر

Hadirin kaum muslimin, Hafizhakumullah …….

Melalui hikmah Arafah, dan amalan-amalan di bulan Dzulhijjah ini, marilah kita wujudkan persatuan dan kesatuan kaum muslimin, yang tidak dibatasi dengan bangsa dan bahasa, tidak dibedakan dengan warna kulit dan kedudukan. Sebagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (102) وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpegang teguhlah kepada tali Allah seraya berjama’ah, dan janganlah berpecah-belah. (QS.Ali Imron : 102-103)

 

Hidup berjama’ah dan berimaamah adalah pola kehidupan para nabi dan rasul Allah. Kewajiban menegakkan Islam dengan persatuan dan kesatuan ummat serta melarang berpecah belah telah disyari’atkan Allah kepada Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa ‘alahimussalam dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an, Surat Asy Syura ayat 13. Demikian pula, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ثَلَاثٌ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ وَمُنَاصَحَةُ أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ

“ Tiga Perkara yang tidak akan ada kedengkian atas mereka hati seorang muslim ; Ikhlash beramal karena Allah, Menasihati Imaamul Muslimin dan Menetapi Jama’ah Muslimin .“ (HR. Tirmidzi, no hadits 2582 —-Shahih)

الله أكبر الله أكبر  الله أكبر

Hamba-hamba Allah yang mengharap ridla dan kemuliaan di sisiNya. Kehormatan kaum muslimin dimana saja berada adalah kehormatan kita, darah daging mereka adalah darah daging kita, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

” Sesungguhnya Orang-orang beriman itu bersaudara…..” (QS. Al Hujuraat : 10) 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

و كونوا عباد الله إخوانا ( متفق عليه )

” Dan Jadilah kamu sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara.”

Kaum muslimin di Palestina, di Irak, di Suriah, di Rohingnya, di Kashmir, di Yaman, di Somalia dan negeri muslim lainnya adalah darah daging kita. Dimanapun kaum muslimin yang bersyahadat sama, kiblatnya sama ke ka’bah, kitabnya sama Al Qur’an dan Rasulnya sama yakni Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka adalah saudara kita. Karena itulah, permasalahan muslimin dimanapun berada, adalah masalah yang harus kita pecahkan bersama.

Demikian pula Masjidil Aqsha  yang hingga kini masih dalam kekuasan Zionis Israel laknatullah ‘alaihim, adalah kehormatan kita. Kemudian rencana keji aneksasi (pencaplokan) Tepi Barat Palestina oleh Zionis Israel adalah wajib kita tolak.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada awal tahun ini meluncurkan rencana damai versi AS. AS mengisyaratkan lampu hijau kepada Zionis Israel untuk mencaplok  Tepi Barat. Ini termasuk bagian masalah yang harus kita sikapi dengan Iman dan Islam. Bahwa, apapun bentuk penjajahan adalah tidak manusiawi dan harus dihapuskan.

Hamba-hamba Allah, muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah

Sebelum mengakhiri ini, perkenankan  kami menyampaikan nasihat khusus untuk muslimat sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

Wahai kaum muslimat dan mukminat : Bertaqwallah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, janganlah berbuat syirik sekecil apapun, jauhilah riba dalam berbagai urusan duniamu, jagalah kehormatanmu, tutuplah auratmu dengan jilbab sesuai syari’at, sempurnakanlah kekurangan agamamu dengan memperbanyak shadaqah, jadilah pendamping setia bagi suamimu dalam mentaati Allah dan Rasul-Nya, dan dalam berjuang di jalan Allah, berhiaslah di depan suamimu, bersyukurlah atas kebaikan suami sekecil apapun, jadilah penjaga yang baik atas harta dan keluargamu, makanlah selalu dengan yang halal. Jauhilah sifat dengki dan saling mengumpat diantara kaummu.

الله أكبر الله أكبر  الله أكبر

Jama’ah Shalat Idul Adlha, muslimin dan muslimat yang Dirahmati Allah

Marilah kita tundukkan hati, pusatkan pikiran dan tanamkan rasa tawadlu untuk munajat kepada Allah, Dzat Yang Maha Pencipta, Yang Menghidupkan dan Mematikan kita.

الحمد لله حمدا يوافي نعمه ويكافي مزيدة يا ربنا لك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك الكريم وعـظيم سلطانك.  اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى أله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

Yaa Allah, Dzat Yang Maha Perkasa, detak jantung kami dalam genggaman-Mu, denyut nadi kami dalam kuasa-Mu, segala rasa dan pikiran yang terlintas dalam pengetahuan-Mu, segala noda dan dosa dalam perhitungan-Mu. Segala apa yang terjadi dalam kehendak-Mu.

Wahai Dzat Yang Maha Bijaksana dan Maha Adil

Kami sadar, sudah bergelimang noda dan dosa, kami lalui hari-hari dalam hidup tanpa penyesalan dan taubat, tanpa tangisan, tanpa rasa takut kepada-Mu. Kami merasa aman dengan maksiat, kami merasa aman dari murka dan ‘adzab-Mu, padahal Engkau Maha Melihat dan Mendengar. Engkau Maha Tahu apa yang kami perbuat.  Ampunilah kami Yaa Allah.

Yaa Allah, gelombang fitnah menghadang dan menghantam kami, betapa banyak diantara kami terjebak kepada jalan musuh-musuh-Mu. Yaa Allah, Engkau Maha Tahu  akan tertindasnya umat ini, Engkau Maha Tahu perpecahan umat ini, karena itu Yaa Allah, satukan hati kami, curahkan rahmat dan karunia-Mu, kuatkan kami untuk menegakkan kebenaran ini.

Yaa Rabb,  Dzulhijjah tahun ini kami jalani di tengah wabah corona. Karena kuasaMu, makhluq yang sangat kecil itu telah menjadi monster yang mengerikan, membuat ciut hati sebagian besar manusia, menimbulkan kepanikan luar biasa di tengah-tengah kami. Karena itu Yaa Allah, ambillah segera makhluqMu itu, jauhkanlah dari kami yang selalu menyembah hanya padaMu dan mohon pertolongan hanya pada-Mu

Masukanlah kami kepada golongan hamba-Mu yang shalih, satukan kami dengan para nabi, syuhada shiddiqin dan shalihin. Dekaplah kami dipangkuan-Mu dengan cinta, ampunan dan ridla serta karunia-Mu. Amiin Yaa Rabbal ‘alamiin.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ , رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا    اَللَّهُمَّ اَنْج الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ و المؤمنات والـــمسلمين والــمسلمات في بلد فلسطين و الهندي وكسمير والصين واليمن خاصة وفي انـحـاء بلدان الــمسلمين عامة

اَللَّهُمَّ اشْدُدُ وَطْأَتَكَ عَلَى  الكفار الذين يــحارب الاسلام و الــمسلمين  اللهم شتت شملهم وفرّق جمْعهم ومزّق حزْبـهم واجتلف بين قلوبـهم اللهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ

اللهم ادفع عنا الغلاء والبلاء والوباء والمـحن و سوء الفتن ما ظهر منها ومابطن

في بلدنا هذا خاصة  وفي بلدان الـمسلمين عامة

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

ربنا آتنا في الدنيا حَسنةً وفي الآخرة حَسنة وقنا عذاب النار”

وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وأصحابه أجمعـين

والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

 (A/WK/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

 

 

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments are closed.