Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Idul Fitri 1438 Ramadhan dan Aplikasi Nilai-Nilai Kesatuan Umat

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 22 Juni 2017 - 15:29 WIB

Kamis, 22 Juni 2017 - 15:29 WIB

3570 Views

Oleh: Majelis Dakwah Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah)

الحمد لله الذى لا اله الا الله وحده صدق وعده ونصر عبده واعز جنده وهزم الاحزاب وحده اشهد ان لا اله الا لله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى اله واصحا به ومن تبعه ومن واله

واعلموا رحمكم الله ان خير الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الامور محد ثتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فى النار

 اما بعد: فيا عباد الله اوصيكم وايا ي بتقوى الله وطاعته وطاعة لعلكم تفلحون فعليكم بالجماعة واياكم والفرقان فان يد الله مع الجما عة ومن شد شد الى النا ر

Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi  

الله اكبر, الله اكبر, الله اكبر ولله الحمد

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah….

Alhamdulillah, kita panjatkan puji dan syukur hanya kepada Allah, karena segala keutamaan, kemuliaan dan kebaikan adalah milik-Nya. Selain Allah adalah makhluk, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah sang Maha Pencipta penguasa alam semesta yang menggenggam mahluk ciptaan-Nya. Tidak ada daya dan upaya melainkan semuanya hanya dari Allah SWT.

Dialah yang telah memberikan kekuatan kepada kita untuk melaksanakan satu prosesi ibadah sebagai training aktualisasi taqwa dalam amaliyah harian. Pembersih segala dosa, menuju kemuliaan di sisi Allah yaitu dengan ibadah shaum di Bulan Ramadhan. Semoga shaum yang telah kita lakukan diterima oleh Allah SWT dan dapat mengantarkan kita kepada derajat taqwa.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis

الله اكبر, الله اكبر, الله اكبر ولله الحمد

Bulan Ramadhan bulan penuh keberkahan, kehadiranya sangat dinanti oleh semua Muslimin sedunia, bulan yang penuh dengan sejuta pesona dengan dilipat gandakan pahala bagi amal kebaikan dan diburu dengan berbagai amal unggulan yang ditunjukan oleh Rasulullah Shalallahu A’laihi Wasalam seperti taraweh, tilawtil Qur’an, berdoa dan berdzikir, memohon ampunan serta berbagi dengan bershodaqah, berinfaq dan berzakat baik zakat harta maupun Zakat Fitrah.

Semoga shaum beserta berbagai amalan mulia lainnya yang telah kita lakukan diterima oleh Allah SWT dan menjadikan kita semua menjadi orang-orang yang bertaqwa.

Meskipun sangat disayangkan, karena Ramadhan tahun ini masih saja diwarnai oleh sekelompok orang yang mengurangi nilai barokah dari bulan Ramadhan, dan citra umat Islam pada umumnya. Lihar saja Bom Kampung Melayu yang menggegerkan Ibu Kota Indonesia, begitu pula peledakan yang terjadi di Stadion Manchester, Inggris beberapa pekan lalu, disusul penyerangan di London awal Juni yang semuanya menelan korbang jiwa.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam

Belum lagi peristiwa yang menimpa Ribuan Muslimin Philipina yang harus mengungsi akibat pertempuran domestic sehingga sahur, berbuka dan beribadah di bulan Ramadhan dijalani dengan rasa tidak tenang dan aman. Kejadian terbaru dan memprihatikan juga menimpa saudara kita yaitu Muslim Qatar, negara yang super makmur itu harus menerima ujian diputuskanya diplomatik dan dikucilkan oleh negara-negara tetanganya seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yaman, Libya, Mesir dan Yordania,  tidak  hanya sekedar memutus hubungan saja, bahkan pemboikotanpun dilakukan secara tegas.

Begitu pula nasib saudara-saudara kita Muslimin Palestina yang sampai detik ini masih dalam cengkraman Zionis Israel yang masih membutuhkan doa, bantuan dan pembelaan kita semua.

Informasi terbaru yang disampaikan Imam Masjid Al-Aqsha Syaikh DR. Mustafa Mohammad Abdel Rahman Tawil beberapa waktu lalu saat mengunjungi Ponpes Al-Fatah menyampaikan bahwa Ramadhan kali ini Israel hanya mengizinkan kepada warga Palestina yang berusia di atas 40 tahun untuk masuk dan melakukan shalat di Masjid Al-Aqsha. Sementara itu di luar bulan Ramadhan, Israel melarang warga Palestina yang berusia di bawah 54 tahun untuk masuk ke Majid Al-Aqsha. Oleh sebab itu, pinta beliau, Masjid Al-Aqsha sangat membutuhkan untuk diziarahi oleh kaum Muslimin dari seluruh dunia.

Kunjungan ke Masjid Al-Aqsha ini merupakan sunnah sesuai dengan perintah Rasulullah Shallallahu Alahi Wassallam bahwa seorang Muslim dianjurkan untuk melakukan perjalanan ke tiga masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsha.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina

Untuk itu, Muslim Palestina adalah saudara kita seaqidah yang harus kita bela, kita bantu dan kita doakan, syukur-syukur kita dapat mengunjunginya. Mari kita belajar untuk mengambil hikmah dari semua kejadian di atas.

الله اكبر, الله اكبر, الله اكبر ولله الحمد

  1. Ramadhan Momentum Untuk Bersatu

Bulan Ramadhan adalah sebagai momentum untuk membangun semangat kesatuan umat, semangat bersatu dan semangat kesatuan menjadi langkah strategis dalam membangun kemajuan Muslimin di masa yang akan datang dalam menghadapi tantangan umat yang semakin besar dan komplek, isyarat Bulan Ramadhan kepada semangat kesatuan umat tampak pada:

  1. Makna Puasa

كتب عليكم الصيام

Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi  

Artinya: “telah diwajibkan kepadamu puasa”. (Qs. Al Baqarah[2]:183).

Puasa dengan makna menahan diri (Imsak) menunjukan tentang makna kebersamaan, Allah mengajarkan arti memahami perasaan antar sesama, perasaan lapar bagi yang yang miskin melalui puasa ini juga dapat dirasakan oleh mereka yang berkecukupan, sehingga penderitaan rasa lapar bagi yang hidup dalam keterbatasan materi melalui ibadah puasa diharapkan dapat menggugah kedermawanan para Aghniya.

Kewajiban puasa bagi seluruh muslimin, baik laki-laki, perempuan, kaya dan miskin, pemuda dan dewasa  yang telah baligh kecuali yang udzur memberi arti tentang kesamaan kedudukan manusia dalam pandangan agama, sehingga kasih sayang  dan ukhuwwah Islamiyyah, saling membantu dalam kebaikan dan ketaqwaaan adalah suatu keniscayaan dalam menopang  wujud kesatuan antar mereka.

  1. Perintah Puasa untuk semua Umat Para Nabi

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡڪُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِڪُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS Al-Baqarah [2]: 183).

Ayat di atas dapat difahami bahwa dalam kewajiban berpuasa ada makna kontinuitas atau keberlanjutan, dimana perintah puasa itu tidak hanya bagi Umat Nabi Muhammad Saw saja, melainkan puasa itupun telah diwajibkan bagi  para Nabi dan umat-umat sebelumnya. Hanya tentang waktu dan aturanya saja yang berbeda, dari sini tampak bahwa Umat manusia itu dipandang oleh Allah Swt sebagai satu kesatuan.

 إِنَّ هَـٰذِهِۦۤ أُمَّتُكُمۡ أُمَّةً۬ وَٲحِدَةً۬ وَأَنَا۟ رَبُّڪُمۡ فَٱعۡبُدُونِ

Artinya: Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah aku. (QS Al-Anbiya [21]: 92).

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Umat Unggul dengan Al-Qur’an

Sayyid Quthub dalam tafsirnya menyatakan, “Umat Islam adalah umat yang satu di bumi dan Tuhan mereka adalah Tuhan yang satu di langit, tidak ada Tuhan selain Dia, dan tidak ada yang pantas disembah melainkan diri-Nya, Umat yang satu sesuai sunnah yang satu yang menyaksikan kesatuan kehendak yang Maha Esa di Bumi dan di Langit.

  1. Terlihatnya Hilal Sebagai Ketetapan Awal Ramadhan bagi Muslimin Sedunia

 فَمَن شَہِدَ مِنكُمُ ٱلشَّہۡرَ فَلۡيَصُمۡهُ‌ۖ

Artinya: “Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu…” (QS Al-Baqarah [2]: 185)

Ketetapan Islam dalam mengawali puasa di bulan Ramadhan dan ketetapan Islam dalam mengahirinya juga memiliki arti kesatuan.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Makan yang Halal dan Thayib

Sayyid Sabiq dalam buku Fikih Sunnah menjelaskan, “Diketahui masuknya bulan Ramadhan itu dengan jalan Rukyat atau melihat Hilal walau dari seorang saja yang bersifat adil, atau dengan menghitung bilangan bulan Sya’ban cukup tiga puluh hari.

Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Ra berkata:

صوموا لرؤيته وافطروا لرؤيته, فان غم عليكم فاكملوا عدة شعبان تلاتين يوما.رواه البخارى ومسلم

Artinya: “Berpuasalah kamu jika melihatnya, dan berbukalah jika melihatnya, dan jika terhalang oleh awan, maka cukupkanlah bilangan Sya’ban itu tiga puluh hari.” (HR.Imam Bukhori dan Muslim).

Baca Juga: Khutbah Jumat: Upaya Agar Istiqamah di Jalan Yang Lurus

Dalam riwayat Abu Daud, Hakim dan Ibnu Hibban disebutkan bahwa “Orang-orang (sahabat Nabi)  sama mengintai hilal, maka saya sampaikanlah kepada Rasulullah SAW bahwa saya telah melihatnya, maka Nabipun berpuasa dan menyuruh manusia mempuasakanya”.

Kedua hadits diatas dikomentari oleh Imam Ath Thirmidzi yaitu hal ini jadi amalan sebagian ulama, kata mereka jika mengenai awal puasa, diterima kesaksian seorang laki-laki.

Dari sini dapat difahami bahwa terlihatnya hilal di suatu tempat menjadi ketetapan hukum dimulainya puasa atau diakhirinya puasa pada bulan Ramadhan, dan ini menjadi moment potensi atau peluang bagi muslimin untuk bersatu.

  1. Prediksi Kesamaan Mengawali dan Mengahiri Puasa Ramadhan

Adanya perkiraan perhitungan tanggal yang diprediksikan sama oleh para Ahli Hisab untuk beberapa tahun ke depan menjadi potensi bagi Muslimin untuk dapat menumbuhkan semangat kesatuan dan persatuan sehingga mewujud pada Ukhuwwah Islamiyyah, untuk itu Kaum Muslimin diharapkan melalui bulan Ramadhan ini mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan tentang perintah berjama’ah sebagai wujud Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Kabar Gembira bagi yang Mentaati Allah dan Rasul-Nya

الله اكبر, الله اكبر, الله اكبر ولله الحمد

I. URGENSI KESATUAN UMAT ATAU BERJAMA’AH

  1. Kesatuan melahirkan Ukhuwwah atau persaudaraan

Secara historis dapat kita baca, bagaimana Kaum Aus dan Khojroj di masa Rasulullah SAW, setelah mereka memeluk Islam, hidup dalam bimbingan tauhid yang benar, di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW, mereka hidup berjamaah penuh dengan kasih sayang dan ikatan Ukhuwah Islamiyyah, jauh dari rasa hasad, dengki, permusuhan, dendam masa lalu yang telah mengotori hidup dan jiwa mereka, hal itu diisyaratkan Allah dalam Firmanya:

وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْ‌ۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ۬ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَا‌ۗ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ

Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS Ali Imran [3]: 103).

Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya: ayat ini merupakan perintah hudup berjama’ah(bersatu) dan larangan hidup berfirqah-firqah(bercerai berai). Lebih lanjut ibnu katsir menyatakan bahwa asbabun nuzul ayat ini berkenaan dengan kondisi Kaum Aus dan Khojroj yang mereka berjama’ah atau disatukan karean Iman dan Islam, Kaum Aus dan Khojroj digelari oleh Allah sebagai Kaum Anshor,  Berjama’ahnya dua suku  ini di mana sebelumnya selalu bertikai dan berperang maka lahir pesaudaraan dan kasih sayang yang luar biasa.

Gambaran kasih sayang atau ukhuwwah dan kesatuan muslimin pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW.:

مثل المؤمنين فى توادهم وتراحمهم ونعاطفهم مثل الجسد اذا اشتكى منهم

عضو تداعى له سائر الجسد با السهر والحمى .رواه مسلم

Artinya: perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, saling menyayangi, dan saling berlemah lembut adalah laksana satu tubuh, jika ada satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuh lainya akan turut tak bisa tidur dan demam(HR.Imam Muslim).

  1. Terhindar dari Ftnah dan kerusakan di bumi

Hidup berjamaah bagi Kaum Muslimin memberikan jaminan keselamatan dari berbagai musibah dan fitnah yang diarahkan orang-orang Kafir kepada mereka, hal itu Allah jelaskan dalam firmanya:

 وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بَعۡضُہُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍ‌ۚ إِلَّا تَفۡعَلُوهُ تَكُن فِتۡنَةٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَفَسَادٌ۬ ڪَبِيرٌ۬

Artinya: “Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. jika kamu (hai Para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS Al-Anfal [8]: 73).

Pengertian fitnah menurut Syekh Abdur Rozak dalam Kitab Atsarul Fitnah, dalam perspektif  Al Qur’an antara lain:

  1. Ujian dan Cobaan (QS Al Ankabut [28]: 2).
  2. Memalingkan diri dari jalan kebenaran dan menolaknya (QS Al-Maidah [5]: 49).
  3. Siksa (QS An-Nahl [16]: 110).
  4. Penyesatan (QS Al-Maidah [5]: 41).

Diantara makna Fitnah adalah perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekan seseorang.( Kamus Besar Bahasa Indonesia). Ibnu Jarir dalam Tafsir Jamiul Bayan berkata bahwa Fitnah berarti adanya kesamaran antara kebenaran dan kebathilan di muka bumi. Adapn Sayyid Quthb, dalam tafsirnya Fi Dzilalil Qur’an berkata “Fitnah yang bertebaran hari ini lewat sebuah sistem modern dan terintegrasi”.

Selanjutnya Sayyid Quthb menjelaskan maksud ayat di atas bahwa: “Masyarakat Jahiliyyah/Kafir tidak bergerak secara perorangan, namun ia bergerak sebagai seorang anggota, yang akan berusaha membela anggotanya yang lain dengan karakternya untuk mempertahankan eksistensi mereka.

Untuk itu munculnya berbagai fitnah, tuduhan, pencitraan negatif seperti teroris, ektrimis, fundamentalis yang kerap menimpa kaum muslimin dimanapun mereka berada, dan terjadinya perselisihan, saling menghujat,  pertikaian, pertempuran, dan adu domba anatar Umat Islam, juga peristiwa kedzaliman, penistaan, pembunuhan yang menimpa Muslimin di banyak tempat, itu semua adalah bagian kecil dari fitnah yang Allah terangkan pada ayat diatas, belum akan ada tanda-tanda berakhir, meskipun banyak manusia modern menyuarakan kedamaian dan membela hak-hak asasi manusia.

Melalui ayat ini, Allah menjeskan bahwa makar dan kedzaliman kafirin terhadap muslimin hanya mampu dihilangkan jika muslimin bersatu, selama muslimin tidak mau bersatu maka tidak ada jaminan mereka akan selamat dari berbagai fitnah dan kerusakan.

  1. Bersatu atau Berjama’ah itu mendapat ridho dan rahmat dari Allah Swt

Dalam banyak ayat seperti dalam QS. Huud [11]: 118-119 dapat difahami bahwa hidup berjama’ah itu mendatangkan rahmat dan ridha Allah SWT, rahmat dan ridha Allah itu menyelimuti kehidupan muslimin yang berjamaah, Allah menjaga, melindungi dan membela mereka, Allah mendatangkan rasa aman dalam setiap jiwa mereka, Allah tumbuhkan kepekaan untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, penjelasan bahwa Allah ridho bagi mereka seperti sabda Rasulullah Saw:

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَ ثًا وَيَسْخَطُ لَكُمْ ثَلاَ ثًا يَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَأَنْ تُنَاصِحُوا مَنْ ولاَّهُ اللَّهُ أَمْرَكُمْ وَيَسْخَطُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ وَكَثْرَةَ السُّؤَال

(رواه احمد فى مسنده ,ومسلم فى صحيحه عن ابى هريرة)

Rasulullah Shallallahu A’laihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu ridho kepada kamu tiga perkara dan benci kepada tiga perkara. Adapun (3 perkara) yang menjadikan Allah ridho kepada kamu adalah hendaknya kamu memperibadatinya dan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apapun, dan hendaklah kamu berpegang teguh dengan tali Allah seraya berjama’ah dan janganlah kamu berfirqoh-firqoh, dan hendaklah kamu senantiasa menasehati kepada seseorang yang Allah telah menyerahkan kepemimpinan kepadanya dalam urusanmu.

Dan Allah membenci kepadamu 3 perkara, dikatakan mengatakan (mengatakan sesuatu yang belum jelas kebenarannya), menghambur-hamburkan harta benda, banyak bertanya (yang berfaidah).”(HR. Ahmad, Musnad Imam Ahmad dalam Musnad Abu Hurairah, Muslim, Shahih Muslim; II/6. Lafadz Ahmad)

Juga Sabda Rasulullah Saw

الجماعة رحمة والفرقة عذاب.رواه احمد

Artinya: “Berjamah/ bersatu itu Rahmat, dan berfirqah-firqah atau bercerai berai itu adalah adzab.” (HR.Ahmad).

  1. Bersatu atau berjama’ah solusi dari problematika hidup Muslimin

عن حذيفة بن اليمان يقول كان الناس يسالون رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الخير وكنت اساله عن الشر مخافة ان يدركني فقلت يا رسول الله انا كنا فى جاهلية وشر فجاءنا الله بهذا الخير فهل بعد هذا الخير من شر قال نعم قلت وهل بعد ذلك الشر من خير قال نعم وفيه دخن قلت وما دخانه قال قوم يهدون بغير هديي تعرف منهم وتنكر قلت فهل بعد ذلك الخير من شر قال نعم دعاة الى ابواب جهنم من اجابهم اليها قذفوه فيها قلت يا رسول الله صفهم لنا فقال هم من جلدتنا ويتكلمون بالسنتنا قلت فما تامروني ان ادركني ذلك قال تلزم جماعة المسلمين وامامهم قلت فان لم يكن لهم جماعة ولا امام قال فاعتزل تلك الفراق كلها ولو ان تعض باصل شجرة حتى يدريكك الموت وانت على ذلك.زواه البخاري ومسلم

Artinya: Dari Hudzaifah bin Al Yaman Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,orang-orang bertanya kepada Raslullah Shallahu ‘Alaihi wa salllam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau dari hal keburukan karena aku khawatir keburukan itu akan menimpa diriku.

Aku bertanya “ya Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada dalam kejahiliyahan dan keburukan, lalu Allah mendatangkan kebaikan ini(Islam) kepada kami, apakah sesudah kebaikan ini akan ada lagi keburukan?.

Rasul menjawab; Iya.

Aku bertanya;” dan apakah sesudah keburukan itu ada lagi kebaikan”.

Rasul menjawa; “ya, dan didalamnya ada kekeruhan”.

Aku bertanya;”apakah kekeruhan itu?.

Rasul menjawab; ”yaitu orang-orang yang mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku, dalam riwayat Muslim, “kaum yang berprilaku bukan dari sunnahku dan orang-orang yang mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku, engkau ketahui dari mereka itu dan engkau ingkari”.

Aku bertanya, “apakah sesudah kebaikan itu akan ada lagi keburukan?.

Rasul menjawab, “ya, yaitu adanya penyeru-penyeru yang mengajak ke pintu-pintu neraka Jahannam, barang siapa mengikuti ajakan mereka, maka mereka melemparkanya ke dalam Jahanam itu.

Aku bertanya,”ya Rasulullah, tunjukkanlah sifat mereka itu kepada kami:.

Rasul menjawa,”mereka itu dari kulit-kulit kita dan berbicara menurut lidah(bahasa) kita”.

Aku bertanya, ‘Apakah yang engkau perintahkan kepadaku jika akau menjumpai keadaan seperti itu?.

Rasul menjawab,”tetaplah engkau pada Jama’ah Muslimin dan Imam mereka”.

Aku bertanya.”jika tidak ada bagi mereka jama’ah dan Imam?.

Rasul bersabda,”hendaklah engkau keluar menjauhi firqah-firqah itu semuanya, walau engkau harus menggigit akar kayu hingga kematian mendatangimu, engkau tetap demikian.” (HR.Bukhori dan Muslim).

Hadits ini merupakan petunjuk yang lebih menjelaskan tentang arti hidup berjamaah, penjelasan tentang jawaban dari  banyaknya pertanyaan Kaum muslimin hususnya mereka yang merindukan Muslimin bersatu, dan menjadi solusi dari berbagai macam persoalan hidup yang sedang  mereka hadapi, baik persoalan internal Muslimin yang belum mampu keluar dari perpecahan dan pertikaian, sebagianya lagi terdzalimi oleh kaum Kafir dan Zionis Israel, maupun persoalan mereka yang tertinggal dari kemajuan ilmu dan peradaban.

الله اكبر, الله اكبر, الله اكبر ولله الحمد

II. WUJUD HIDUP BERJAMA’AH

Rasulullah Saw pernah  memberikan jawaban saat beliau ditanya tentang siapa itu Al Jama’ah, beliau menjawab

ما انا عليه واصحابه

Artinya: “Apa yang saya (Muhammad) dan para sahabat ada diatasnya.” ( HR.Ahmad).

Dari penjelasan di atas tentang perintah dan pentingnya kesatuan dan persatuan Muslimin maka dalam rangka upaya mengembalikan kejayaan Islam dan peradabanya serta tertunaikanya amanah penyelamatan atas muslim tertindas di manapun berada, serta membebaskan wakaf dan warisan para Nabi yaitu Masjidil Aqsa dari cengkraman Kaum Zionis Yahudi, sekaligus berjuang mengembalikan sistem kepemimpinan yang pernah di contohkan oleh Rasululah Saw sebagaimana Sabdanya:

تكون النبوة فيكم ما شاء الله ………

Maka menjadi kewajiban kita semua Kaum Muslimin untuk hidup berjama’ah, hidup terpimpin berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, berjama’ah adalah kewajiban kita Muslimin, berjama’ah adalah bersatu untuk beribadah kepada Allah SWT, berjamaah adalah cara mengamalkan Islam secara kaffah, berjama’ah bukan sekedar menjalankan ibadah mahdhah bersama, tetapi berjama’ah adalah wujud pengamalan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, berjama’ah adalan jalan hidup dan sistem hidup berdasar petunjuk Allah, mari kita berjama’ah agar Allah meridhoi kita, mari kita dakwahkan kewajiban berjamaah ini kepada seluruh umat Islam.

Akhirnya marilah kita bermunajat kepada Allah, semoga doa kita diijabah.

الحمد لله حمدا يوافي نعمه ويكافئ مزيده,يا ربنا لك الحمد كما ينبغى لجلالك وجهك وعظيم سلطانك.

اللهم منزل الكتاب ومجري السحاب وهازم الاحزاب امزمهم وانصرنا عليهم.

اللهم منزل الكتاب,وسريع الحساب اهزمهم الاحزاب اللهم اهزمهم وزلزلهم.

اللهم انت عضدنا وناصرنا بك نحول وبك نصاول وبك نقاتل.

اللهم انت ربنا وربهم وقلوبهم وقلوبنا بيدك وانما يغلبهم انت يا مالك يوم الدين,اياك نعبد واياك نستعين.

لااله الا الله العظيم الحليم,لااله الا الله رب العرش العظيم,لا اله الا الله رب السموات ورب العرش الكريم,

 لااله الا انت عز جارك وجل ثنائك,حسبنا الله ونعم الوكيل,نعم المولى ونعم النصيرلا حول ولا قوة الا بالله

اعتصمنا بالله واستعنا بالله وتوكلنا على الله,حصنتنا كلنا اجمعين,بالحي القيوم الذي لايموت ابدا,ودفعت عنا سوء بلا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم.

يا قديم الاحسان,يا من احسانه فوق كل احسان,يا مالك الدنيا ولاخرة يا حي يا قيوم يا ذالجلال ولاكرام.

يا من لا يعجزه شيئ ولا يتعاظمه,انصرنا على اعدائنا هؤلاء وغيرهم واظهرنا عليهم فى عافية وسلامة تامة عاجلا.

اللهم احي جماعة المسلمين وامامهم فى جماعة المسلمين (حزب الله)حياة كاملة طيبة,وارزقهم قوة غالبة على كل باطل وظالم وفاحش وسوء ومنكر.

 اللهم انصر مجاهدين فى فلسنين,اللهم انج الؤمنين والمؤمنات فى بلاد فلستين خاصة وفى بلدان المسلمنين عامة,اللهم اهزمهم وزلزلهم وشطط شملهم وفرق جمعهم ومزق حزبهم.

 ربنا تقبل منا انك انت السميع العليم,وتب علينا انك انت التواب الرحيم,وسبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.

(T/RS2/B05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda