Oleh: Dr. TGH M. Zainul Majdi, MA., Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB)
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Para hadirin yang dirahmati Allah. Marilah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala Sang pengasih dan penyayang yang tiada putus mencurahkan beragam nikmat kepada kita nikmat kehidupan, akal pikiran, hati yang tenang, kebersamaan dalam keragaman, persatuan dalam perbedaan yang di atas semua itu adalah nikmat iman dan Islam.
Selama satu bulan kita menjalani ibadah puasa dengan semua kelangkapan dan penyempurnanya, siang hari kita berpuasa malam harinya tarawih bersama, masjid ramai dengan kajian agama, umat bertadarus, berikrikaf, bersodaqoh dan berzakat fitrah maupun zakat mal. Tak lupa kita kokohkan jalinan silaturrahim dan persaudaraan, benar yang dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bahwa Ramadhan terbukanya semua pintu kebaikan dimudahkannya semua kebajikan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka dikunci.
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Allahuakbar 3x Walillahilham
Para hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Ramadhan adalah masa di mana kasih sayang Allah pada hambanya tampak nyata, dengan Ramadhan Allah mendidik kita untuk membersihkan jiwa raga dan harta. Membersihkan jiwa karena Ramadhan menghantar kita kepada taqwa la’allakum tattaqun (supaya kamu bertaqwa), sebaik-baik jiwa adalah jiwa yang bertaqwa. Membersihkan raga karena puasa bermanfaat untuk mengembalikan asupan melancarkan metabolisme dan menyehatkan kerja organ dalam tubuh kita Sumu tasihhu (puasalah agar kalian sehat). Membersihkan harta karena sesungguhnya Ramadhan saat yang baik untuk berinfaq dan berzakat, khuz min amwalihim shadaqotan tutahhiruhum watuzakkihim biha ambillah dari mereka zakat yang membersihkan dan menyucikan mereka (QS. At Taubah : 103).
Allahuakbar 3x Walillahilham
Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina
Para jama’ah yang dirahmati Allah
Hari ini semua itu kita sempurnakan dengan kesyukuran, sukur yang diwujudkan dengan takbir, tasbih, dan tahmid Walitukmilul ‘iddata walitukabbirullaha ‘ala ma hadakum wala’allakum tasykurun. Takbir Allahu akbar karena tak ada yang lebih besar dan agung selain daripada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bahkan tak ada keagungan apapun selainnya semua kemuliaan darinya. Tasbih subhanallah karena kesucian dan kesempurnaan hanya baginya sedangkan kita adalah makhluknya dengan segala kekurangan dan kelemahan yang ada. Tahmid alhamdulillah karena kebaikan sampai kepada kita semata karena kehendak dan kuasanya La haula wala quwata illa billah.
Allahuakbar 3x Walillahilham
Para jamaah solat ied yang dimuliakan Allah
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
Selanjutnya apa setelah Ramadhan? Lalu apa setelah Ramadhan?
Bagaimana Syawwal kita? Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan seterusnya?
Mari kita jadikan Ramadhan yang baru usai sebagai Muqaddimah pembuka dan penghantar halaman pertama dari rangkaian amal yang lebih baik, inilah tugas kita sejak saat ini detik ini hingga akhir hayat kita. Semoga Allah memanjangkan umur kita semua dalam kebaikan dan ketaatan, aamiin.
Tugas kita adalah mengisi waktu yang tersisa dalam hidup kita hari-hari mendatang yang kita sebut dengan masa depan dengan sebaik-baik amal dan perbuatan.
Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina
ليس العيد لمن لبس الجديد، ولكن العيد لمن طعاته تزيد
Berhari raya adalah bertambah taat bukan berbangga dengan suka cita sesaat. Rasulullah SAW bersabda:
(الكيس من دان نفسه, وعمل لما بعد الموت والعاجز من اتبع هواها وتمني على الله الأماني (رواه الترمذي
Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan diri dengan baik dan bekerja di dunia untuk kehidupan selanjutnya, sebaliknya orang yang lemah adalah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya sampai memenuh harap kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala tanpa taubat dan istighfar.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Allahuakbar 3x Walillahilham
Hadirin yang dimuliakan Allah
Bagaimana membangun rangkaian amal di masa depan?
Ada dua hal yang perlu kita perhatikan Pertama Iman dan Keyakinan. Kokohkan iman kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, bersihkan, murnikan tauhid kita karena itu merupakan pangkal dan pusat segenap kebaikan dan kemuliaan. La ilahaillallah muhammadurrasululah tiada Tuhan selain Allah Muhammad utusan Allah. Itulah syahadat yang membuka seluruh ruang kebaikan membebaskan manusia dari belenggu kesesatan menghadirkan kemuliaan dalam kehidupan Rasulullah yang mulia menyampaikan hadis qudsi Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Ucapan tauhid adalah bentengku, siapa saja yang masuk ke dalamnya niscaya selamat dari azabku”. Itulah ucapan yang menjadi energi terbesar dalam perjalanan umat manusia dalam bentang sejarah yang panjang, mengeluarkan manusia dari kegelapan akibat kekufuran dan kebodohan menuju cahaya iman serta ilmu pengetahuan.
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam, tak Ada Jejak Yahudi Sedikit Pun
Kedua Amal dan Karya Nyata, di sinilah iman mendapatkan batu ujiannya, sekitar 360 kali kata amal yang berarti kerja dan karya disebut dalam Al-Quran dan 69 kali di antaranya disebut bersamaan dengan iman Innallazina amanu waamilushalihat. Hal ini menunjukkan hubungan tak terpisahkan antara keimanan dan amal perbuatan. Seorang mesti diuji oleh Allah melalui hidup di dunia ujian itu diletakkannya di sini dan saat ini di dunia.
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian siapa di antara kalian yang paling baik perbuatan dan Dia Maha Perkasa dan lagi Maha Pengampun.
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ…
Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. (QS. Al-Maidah 48)
Maasiral Mukminin Rahimakumullah
Maka dunia yang fana ini sesungguhnya sangat berharga karena hanya dengan lulus dalam kehidupan dunia seorang muslim akan dapat kemulian di akhirat. Lulus di dunia adalah manakala kita mampu menghadirkan amal shalih di dalam kehidupan kita yaitu amal perbuatan yang memenuhi kriteria-kriteria ilahiyah karena berlandaskan iman, insaniyah dalam rangka membawa maslahat bagi manusia serta akhlakiayah yaitu memenuhi standar hukum moral dan etika.
Kriteria yang pertama atau Ilahiyah adalah pondasi dari semuannya, dengan adanya landasan iman perbuatan memiliki dimensi ukhrawi, perbuatan yang diorientasikan sebagai ibadah dilaksanakan karena pancaran iman di dada kelak di akhirat itulah perbuatan yang akan hadir menjadi pembela kita di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata
Nilai ilahiyah juga berarti bahwa perbuatan itu mampu mendekatkan diri kita kepada Allah mengingatnya setiap saat mengokohkan keyakinan kita kepadanya dan menyadarkan kita bahwa akhirnya kita semua akan kembali kepadanya, Ala ilallahi tasiral umur ketahuilah kepada Allah-lah kembali semua urusan (Asy-Syura : 53).
Kriteria kedua yaitu Insaniayah juga sangat penting, amal perbuatan kita itu harus memiliki dimensi kemaslahatan dan kemanfaatan bagi manusia termasuk di dalamnya lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain, artinya kebaikan yang paling tinggi nilainya adalah yang memberi manfaat bagi manusia, sebaliknya perbuatan yang paling buruk adalah perbuatan yang merugikan dan membebani orang lain.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Attabrani sahabat Ibnu Umar menceritakan bahwa salah seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan bertanya siapa laki-laki yang paling dicintai Allah dan perbuatan apa yang paling dicintainya? Rasul menjawab manusia yang dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya dan perbuatan yang paling dicintai Allah salah satunya dengan cara engkau membuat senang saudara muslimmu, membantunya, menghilangkan kesusahannya, menutupi hutangnya, menghilangkan laparnya, dan sungguh aku lebih menyukai pada jalan dan menutupi kebutuhan saudaraku dari pada beriktikaf di masjid ini selama satu bulan.
Dan barangsiapa yang menahan amarahnya padahal ia bisa menumpahkannya pasti Allah akan menutupi aib-aibnya dan Allah akan memenuhi hatinya dengan kedamaian pada hari kiamat dan barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya pastilah Allah akan memantapkan langkahnya di jalan pada hari di mana banyak manusia tergelincir darinya.
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
Allahuakbar 3x Walillahilham
Kriteria yang ketiga adalah kriteria Akhlaqiyah, bahwa dalam Islam yang mulia ini adalah akhlak yang utama, ada standar nilai yang menjadi ukuran dan pedoman dalam beramal dan mengisi kehidupan tujuan yang mulia harus ditempuh dengan jalan yang mulia.
Dalam Islam mencapai tujuan tidak diperbolehkan dengan menghalalkan segala cara, suatu perbuatan yang istimewa bisa saja tidak ada nilainya, sia-sia manakala kita menempuhnya dengan yang tidak baik prosesnya cacat moral, atributnya bermasalah dan bertentangan dengan tata nilai Islam yang diajarkan.
Rasul yang mulia dalam sebuah hadis digambarkan bahwa salah seorang yang berjalan jauh menuju tanah suci menempuh perjalanan panjang penuh tantangan letih dan lelah maka pakaiannya berdebu rambutnya riap-riapan lalu sesampainya di depan ka’bah ia berdoa “ya rabb ya rabb” berulang kali ia berdoa tapi sayang sekali kata Rasulullah minumannya haram makanannya haram pakaian yang melekat di badannya pun haram, lalu Rasulullah berkata bagaimana mungkin Allah mengabulkan doanya.
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
Allahuakbar 3x Walillahilham
Maka mari bersama kita menginspirasikan diri kita masing-masing dari Ramadhan yang mulia ini untuk menjadi manusia yang lebih baik dalam iman ilmu dan amal, kita pastikan amal perbuatan yang terbaiklah yang kita persembahkan kepada Allah, karena Allah SWT hanya menerima Amal yang terbaik. (R01/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
*Disampaikan ntb/">Gubernur NTB Dr. TGH M. Zainul Majdi, MA. dalam Khutbah Idul Fitri 1438 Hijriyah di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB, Kota Mataram, Ahad 1 Syawwal 1438 H/25 Juni 2017.