Perjuangan saudara-saudara kita di Masjidil Aqsa, Jalur Gaza, dan Palestina secara keseluruhan masih terus bergerak dan memerlukan dukungan dari kaum Muslimin di seluruh dunia.
Kondisi Kota Al-Quds di kawasan Palestina yang diberkahi, yang masih terluka, membuat aksi solidaritas dari kaum Muslimin dan dunia secara global, harus terus bergulir.
Untuk itu, berikut hadir Khutbah Jumat bertema “Al-Quds Wilayah yang Terluka,” yang ditulis oleh Ustadz Ali Farkhan Tsani, Duta Al-Quds Internasional, yang juga Redaktur Senior Kantor Berita MINA.
Berikut teks khutbah selengkapnya:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meraih Keikhlasan dalam Beramal
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْـمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ, وكُتِبَ عَلَيْنَا الصِّيَام اَلَّذِى هُوَ رُكْنٌ مِنْ أَرْكَانِ اْلاِسْلاَمِ
أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً أَدَّخِرُهَا لِيَوْمِ الزِّحَامِ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى دَارِ السَّلاَم
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ وَمَصَابِيْحِ الظُّلاَمِ. أمَّا بعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ عَزَّوَجَلَّ اُوْسِيْنيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَااللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ , كَمَا قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ , أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meningkatkan Ibadah Paska Bulan Ramadhan
وَقَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْ قَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلاَّ مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيْنَ هُمْ قَالَ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِس
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah telah memberikan limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian. Khususnya nikmat Islam dan iman kita kepada Allah.
Shalawat serta salam terkirim untuk baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta segenap keluarganya, para sahabatnya, dan pengikutnya yang istiqamah mengikuti sunnahnya.
Selanjutnya, khatib sampaikan wasiat untuk diri khususnya dan untuk hadirin sekalian dengan wasiat takwa kepada Allah. Sebagaimana firman–Nya :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan muslim berserah diri kepada Allah”. (Q.S. Ali Imran [3] : 102).
Hadirin yang dimuliakan Allah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Ramadhan, Persatuan Umat dan Pembebasan Al-Aqsa
Allah mengingatkan kita untuk memuliakan Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa, sebagaimana firman-Nya:
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Isra [17]: 1).
Masjidil Haram tentu sangat makmur dengan jutaan jamaah haji dan umrah sepanjang masa yang datang mengunjunginya dari penjuru dunia. Bangunannya yang megah dengan lampu-lampu terang di berbagai sudut, dan pendingin ruangan yang sejuk, membuat jamaah teduh di dalamnya. Serta jaminan keamanan dan kenyamanan selama di kawasan tersebut.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyambut Idul Fitri dengan Mensyukuri Nikmat Ibadah Bulan Ramadhan
Berbanding terbalik dengan kondisi di Masjidil Aqsa di Kota Al-Quds. Pasukan Zionis Israel membatasi, mencegah bahkan melarang sebagian besar kaum Muslimin yang hendak memakmurkan Masjid Kiblat pertama tersebut. Sebaliknya, pemukim ektremis Yahudi justru dikawal pasukan Zionis untukmemasuki kompleks Al-Aqsa untuk ritual Talmud.
Padahal Al-Quds Yerusalem adalah cahaya mata dan kerinduan kaum Muslimin yang tak pernah berakhir. Al-Quds adalah kota yang diberkati, suci dalam nama dan lingkungan sekitarnya.
Kota Al-Quds ini pula merupakan saksi bisu turunnya para Nabi dan Rasul yang menghadapi berbagai rintangan dari kaum yang ingkar kepada Allah, demi menegakkan tauhidullah dan menyampaikan risalah ilahi.
Al-Quds dan daerah sekitarnya, yang telah menjadi tempat lahirnya peradaban selama ribuan tahun, hiduplah banyak Nabi utusan Allah, seperti Nabi Ibraham, Nabi Ishaq, Nabi Ya’qub, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Zakariya, Nabi Yahya, dan Nabi Isa ‘Alahimassalam. Hingga Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai tamu terakhir ketika singgah dalam Isra Mi’raj yang diberkati.
Baca Juga: Khutbah Jumat : Perkuat Perjuangan Pembebasan Al-Aqsa di Bulan Ramadhan
Al-Quds dan Al-Aqsa merupakan kabar gembira dan amanah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kota suci yang dicintai dan disayangi oleh setiap orang yang beriman kepada Allah.
Al-Quds bukanlah tanah seperti tanah lainnya. Al-Quds bukan masalah yang hanya menyangkut umat Islam yang tinggal di Palestina dan sekitar Masjidil Aqsa. Namun ia dalah persoalan umum yang menjadi perhatian seluruh umat Islam yang tinggal di Palestina, di sekitar Masjidil Aqsa, dan di seluruh dunia.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Saudara-saudara kita yang terkasih di Al-Quds dan sekitarnya, hidup dalam kedamaian dan keamanan sejak masa junjungan kita Khalifah Umar bin Khattab. Kepemimipinan umat Islam memerintahnya dengan adil selama bertahun-tahun. Semua orang hidup saling menghormati, tanpa menyerang kehidupan, harta benda, atau agama siapa pun. Bahkan non-Muslim pun mengandalkan keadilan kepemimpinan Muslim untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul di antara mereka. Hingga kemudian runtuh seiring dengan runtuhnya kepemimpinan Turki Utsmani.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Keutamaan I’tikaf di Sepuluh Hari Akhir Bulan Ramadhan
Kini Al-Quds adalah luka kita yang belum sembuh dan kepedihan kita yang tak terpadamkan. Al-Quds tidak lagi menjadi tempat tinggal yang damai setelah menjadi sasaran berbagai serangan dari Zionis Israel. Senjata tak lagi terdiam di negeri para Nabi, dan pembunuhan orang-orang tak berdosa dengan kebiadaban dan kebrutalan yang tak kenal ampun tidak henti-hentinya.
Saudara-saudara kita di Al-Quds dan sekitarnya dan sekitarnya hidup di bawah praktik-praktik yang tidak manusiawi, seperti penindasan, kekerasan, dan isolasi. Kebebasan hidup, beragama dan berpikir mereka dirampas, dan identitas, kepribadian, kehormatan, martabat dan kehormatan mereka dilanggar.
Orang-orang beriman pun dicegah memasuki Masjidil Aqsa, kesayangan kita. Saat ini, upaya sedang dilakukan untuk menduduki dan meyahudisasi Al-Quds. Ada upaya untuk menjadikan Al-Quds atau mereka sebut Yerusalem sebagai ibu kota pendudukan Israel tanpa memperhatikan kemanusiaan, norma internasional, dan hak asasi manusia.
Upaya tercela dan tak dapat diterima semacam ini merupakan pukulan keras terhadap hati nurani umat manusia dan langkah berbahaya menuju pengrusakan keamanan dan perdamaian.
Baca Juga: Khutbah Jum’at: Istiqamah Beramal Hingga Akhir Ramadhan
Allah mengingatkan kita di dalam ayat:
وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيہَا ٱسۡمُهُ ۥ وَسَعَىٰ فِى خَرَابِهَآۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآٮِٕفِينَۚ لَهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡىٌ۬ وَلَهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬
Artinya : “Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya [masjid Allah], kecuali dengan rasa takut [kepada Allah]. Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 114).
Hadirin yang dimuliakan Allah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Pengendalian Diri sebagai Esensi Puasa Ramadhan
Kondisi di Yerusalem, Tepi Barat hingga Jalur Gaza, juga masih terjajah dan terjarah hingga kini. Kehormatan mereka, terutama kaum Muslimah dan anak-anak tak berdosa, dilecehkan terang-terangan. Kelaparan kini melanda besar-besaran di Jalur Gaza akibat blokade yang dikenakan pendudukan Israel terhadap bahan makanan, obat-obatan, bahan bakar dan segala kebutuhan hidup manusia.
Sementara para pemimpin dunia internasional tak kuasa memberikan bantuan militernya untuk membantu Palestina, serta badan dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tak kuasa menahan veto Amerika Serikat. Negara-negara tetangga-tetangga kayanya malah sebagian menjalin hubungan diplomatik normalisasi dengan bangsa penjajah.
Bagaimana tanggung jawab kita kepada baginda Nabi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang telah memperingatkan kita dalam sabdanya:
مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ نُصْرَتَه
Baca Juga: Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Al-Qur’an, Pedoman Hidup Orang Beriman
Artinya : “Tidaklah seseorang yang membiarkan seorang Muslim di tempat di mana kehormatannya dilanggar dan dilecehkan, kecuali Allah akan membiarkannya di tempat yang ia menginginkan pertolongan-Nya di sana. Tidaklah seseorang menolong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar kecuali Allah akan menolongnya di tempat yang menginginkan ditolong oleh-Nya,” (HR Abu Daud dan Ahmad).
Tak kalah tragisnya, adalah bagaimana kondisi tahanan warga Palestina di penjara-penjara mengerikan Zionis. Apalagi kalau sudah memasuki musim dingin, banyak di antara tahanan tanpa dakwaan itu harus meringkuk di balik jeruji besi yang sempit dan kumuh.
Betapa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallampun telah memperingatkan kita dalam sabdanya :
فُكُّوا الْعَانِيَ وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ، وَعُودُوا الْمَرِيضَ
Artinya : “Bebaskan orang yang sedang tertawan, berikanlah makan kepada orang yang sedang kelaparan, dan jenguklah orang sedang sakit”. (H.R. Bukhari).
Allah juga mengingatkan kita di dalam surat populer, Al-Ma’un, terutama ayat 1-3:
أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ
فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ
وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?”
“Itulah orang yang menghardik anak yatim”.
“Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”
Begitu banyak anak-anak yang menjadi yatim piatu, begitu banyak orang-orang miskin yang memeang sangat memerlukan bantuan makanan, pakaian, perumahan dan sebagainya.
Maka marilah kita segera atasi kesulitan dan penderitaan yang sedang mereka alami. Marilah kita jalankan agama dan nilai-nilai kita, dan mengajarkannya kepada generasi masa depan kita.
Tentang perjuangan pembebasan Masjidil Aqsa di kawasan Al-Quds ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menegaskan:
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْ قَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلاَّ مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيْنَ هُمْ قَالَ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِس
Artinya: “Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku kelompok yang selalu menolong kebenaran atas musuh mereka, orang-orang yang yang menyelisihi mereka tidak akan membuat mereka goyah kecuali orang yang tertimpa cobaa, sampai datang kepada mereka janji Allah Azza wa Jalla. Mereka bertany, “Wahai Rasulullah di manakah mereka?” Beliau menjawab, “Baitul Maqdis dan sisi Baitul Maqdis.” (H.R. Ahmad).
Oleh karena itu, marilah kita menjadi bagian dari orang-orang yang memuliakan, mempertahankan, menjaga dan mengawal Masjidil Aqsa di kawasan negeri yang disucikan Al-Quds.
Memuliakan Masjidil Aqsa bukan semata tanggung jawab kaum Muslimin Palestina saja. Namun juga tanggung jawab seluruh kaum Muslimin di seluruh dunia.
Di dalam hadis disebutkan:
عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ ، فَقَالَ : ” أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ، إَيتُوهُ، فَصَلُّوا فِيهِ ، فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ . قَالَتْ : أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ ؟ , قَالَ : ” فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ ، فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ
Artinya: “Dari Maimunah pembantu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis.” Nabi menjawab, “Tempat dikumpulkanya dan disebarkanya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya.” Maimunah bertanya lagi, “Bagaimana jika aku tidak bisa. “Maka berikanlah minyak untuk peneranganya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah ia telah mendatanginya.” (H.R. Ahmad).
Dalam kaitan ini, kewajiban “mengirimkan minyak” agar menjadi penerang Masjidil Aqsa, sebuah kewajiban sepanjang masa. Tentu bukan sekedar mengirim minyak dalam arti harfiah. Namun, mengirim segala daya dan kemampuan, ilmu, ceramah, tulisan, statemen, harta, jiwa, raga, aksi-aksi, doa, dan semua yang Allah karuniakan untuk tetap terangnya Al-Aqsa dari penodaan musuh-musuh-Nya.
Semoga kita dapat mengamalkannya sesuai kemapuan kita masing-masing. Semoga pula para pejuang dan rakyat Paleslina tetap solid dalam persatuan dan kesatuan, Allah beri pertolongan saudara-saudara kita di sana, dan Masjidil Aqsa dan Palestina dapat terbebas dari belenggu penjajan Zionis Yahudi. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin. []
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Mi’raj News Agency (MINA)