Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat: Al-Wala wal Bara'(Kesetiaan Kepada Sesama Muslim)

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - Kamis, 18 Juli 2024 - 18:20 WIB

Kamis, 18 Juli 2024 - 18:20 WIB

515 Views

Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur

Khutbah jumat pada kesempatan kali ini mengambil topik tentang Al-Wala wal Bara’ (kesetiaan kepada sesama Muslim)

Topik itu dipilih karena akhir-akhir ini ramai diperbincangkan tentang loyalitas seorang Muslim kepada orang Yahudi, terutama Zionis Israel.

Semoga dengan materi khutbah berjudul Al-Wala wal Bara’ (kesetiaan kepada sesama Muslim) ini menjadi pencerahan bagi kaum Muslimin semuanya.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Mempersiapkan Generasi Pembebas Masjid Al-Aqsa

Khutbah ke-1:

إنَّ الْـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ بِإِحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، مَا شَآءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَا لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْإِخْوَةُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَآ أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ.

Segala puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah memberikan kepada kita nikmat yang paling berharga, yaitu iman dan Islam.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi  

Dengan nikmat itu, marilah kita pegang teguh keduanya, selalu berada dalam keadaan iman dan Islam hingga akhir hayat kita, sebagai buah dari ketakwaan yang kita terus pelihara dan tingkatkan.

Hari ini kita berada di pertengahan bulan Muharam 1446 H. Semoga dengan momentum Muharam ini, kiranya kita mampu menjadi pribadi lebih baik lagi, mampu memberi manfaat bagi sebanyak-banyaknya manusia, membangun masyarakat Al-Jama’ah, kehidupan dengan nuansa persaudaraan, sesuai dengan contoh Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Pada kesempatan khutbah ini, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surah Al-Mumtahanah [60] ayat pertama, yang berbunyi:

Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ عَدُوِّى وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَآءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِم بِٱلْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا۟ بِمَا جَآءَكُم مِّنَ ٱلْحَقِّ يُخْرِجُونَ ٱلرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ ۙ أَن تُؤْمِنُوا۟ بِٱللَّهِ رَبِّكُمْ إِن كُنتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَٰدًا فِى سَبِيلِى وَٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِى ۚ  تُسِرُّونَ إِلَيْهِم بِٱلْمَوَدَّةِ وَأَنَا۠ أَعْلَمُ بِمَآ أَخْفَيْتُمْ وَمَآ أَعْلَنتُمْ ۚ  وَمَن يَفْعَلْهُ مِنكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِ (الممتحنة [٦٠]: ١)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. (Q.S. Al-Mumtahanah [60]: 1)

Asbabun Nuzul (sebab turunnya) ayat ini adalah berkaitan dengan kisah yang dialami oleh Hatib bin Abi Balta’ah. Hatib adalah seorang lelaki dari kalangan Muhajirin dan juga termasuk ahli Badar (ikut dalam Perang Badar).

Ketika Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam mengumumkan akan membebaskan kota Makkah, beliau kemudian memerintahkan kepada kaum Muslimin untuk melakukan persiapan.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam

Maka Hatib dengan sengaja menulis surat ditujukan kepada orang-orang Quraisy melalui seorang wanita suruhannya. Tujuannya ialah untuk memberitahukan kepada penduduk Makkah rencana yang akan dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam. Ia lakukan hal itu agar dirinya dianggap berjasa bagi kalangan Quraisy.

Lalu Allah Ta’ala memberitahukan hal itu kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam. Kemudian beliau mengirimkan utusan untuk mengejar wanita tersebut, maka diambillah surat itu dari tangan si wanita tadi.

Melalui ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kepada orang-orang beriman menjadikan musuh-musuh Allah, dan musuh orang-orang beriman, yaitu orang-orang yang memerangi agama-Nya, untuk dijadikan sebagai wali (teman setia).

Kesetiaan seorang Muslimin adalah kepada Allah Ta’ala, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadikan Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya dalam menyelesaikan segala urusannya, maka sungguh mereka akan mendapatkan kemenangan yang nyata.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina

Para mufassir juga menjelaskan, Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat mencela orang yang menjadikan kaum Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia (wali) atau penolong, karena sesungguhnya penolongmu yang dapat diandalkan hanyalah Allah Ta’ala, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Secara bahasa, al-wala’ berarti “mencintai, membela, dan dekat.” Secara istilah, al-wala’ artinya mencintai orang-orang beriman karena keimanan mereka, dalam bentuk membela, menolong, memberi nasihat, memberikan kesetiaan, berkasih sayang, dan berbagai hak-hak kaum Muslimin lainnya yang wajib ditunaikan.

Adapun lawan dari al-wala’ adalah al-bara’, yang berarti berlepas diri, tidak memberikan kesetiaan kepada musuh-musuh Allah Ta’ala, baik orang-orang munafik dan juga orang-orang kafir. Bahkan, bagi orang-orang kafir yang memusuhi Islam, mereka harus diperangi untuk menghentikan kejahatan dan kedzaliman mereka.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi  

Sangat disayangkan, apabila ada sebagian atau oknum kaum Muslimin yang justru menjadikan Zionis Yahudi sebagai teman dekat, sebagai auliya. Hal itu tentu tidak sejalan dengan perintah Allah Ta’ala dalam surah di atas.

Apalagi, di saat terjadi pembantaian dan aksi genosida yang dilakukan Zionis Israel kepada kaum Muslimin di Gaza, Palestina. Di saat kaum Muslimin di seluruh dunia berempati dan membantu saudara-saudaranya yang teraniaya di Gaza. Tentu, berkunjung ke wilayah pendudukan, menemui pemimpin musuh Islam merupakan perbuatan yang tidak dapat dibenarkan.

Orang-orang yang mengambil penolong dan pelindung selain Allah Ta’ala, keadaan mereka seperti berada di rumah laba-laba yang lemah dan rapuh. Rumah laba-laba tidak bisa memberi perlindungan dari panas, hujan, dan serangan musuh. Begitu pun juga mengambil wali selain Allah Ta’ala tidak akan mampu memberi manfaat sedikit pun bagi mereka.

Orang-orang yang mengambil pelindung dan penolong selain Allah Ta’ala, mereka adalah selemah-lemah makhluk, termasuk di sini adalah Bangsa Yahudi, karena mereka mengambil penolong dan pelindung selain Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman:

Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina

مَثَلُ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَوْلِيَآءَ كَمَثَلِ ٱلْعَنكَبُوتِ ٱتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ   وَإِنَّ أَوْهَنَ ٱلْبُيُوتِ لَبَيْتُ ٱلْعَنكَبُوتِ ۖ   لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ (العنكبوت [٢٩]: ٤١)

“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui.” (Q.S. Al-Ankabut [29]: 41)

Bukti sejarah kelemahan Yahudi adalah, mereka ditindas Fir’aun di Mesir. Setelah itu diperbudak Nebukadnezar di Palestina. Di zaman modern, mereka dibantai Hitler di Jerman. Saat ini pun, mereka tidak bisa mengalahkan pejuang Palestina, walaupun dibantu negara adidaya. Itu semua karena Yahudi sudah melenceng dari ajaran agama, mengambil penolong selain Allah Ta’ala.

Kisah kelemahan dan kehancuran kaum Yahudi hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi kita umat Islam, bahwa siapa pun yang mengambil pelindung dan penolong selain Allah Ta’ala, maka ia pasti akan lemah, terjajah, tertindas dan teraniaya.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Umat Unggul dengan Al-Qur’an

Siapapun yang tidak mau mengikuti petunjuk dan syariat nabi dan rasul akhir zaman, yakni Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam, pasti ia akan mengalami kegagalan, kesedihan dan kesengsaraan dunia dan akhirat.

Siapapun yang tidak mau bersatu, bekerja sama dan menjalin ukhuwah (persaudaraan), maka ia pasti akan dikalahkan oleh musuh-musuhnya.

Orang-orang yang menjadikan orang Yahudi sebagai walinya, hidup dalam perpecahan antar sesama umat Islam, maka mereka tidak memiliki marwah (kewibawaan) dan izzah (kemuliaan). Musuh-musuh mereka akan dengan mudah mengalahkannya, menjatuhkan kehormatannya, mengusirnya, menguasai wilayahnya dan merampas hak-haknya.

Sesungguhnya kemuliaan, kekuatan dan kehormatan suatu kaum diberikan kepada siapa saja yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an, menjadikan Allah Ta’ala, rasul-Nya dan orang-orang beriman sebagai walinya, menjalankan perintah-perintahnya, mengikuti sunnah-sunnah rasul-Nya yang mulia.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Makan yang Halal dan Thayib

Disebutkan dalam sebuah hadis:

أَنَّ نَافِعَ بْنَ عَبْدِ الْحَارِثِ لَقِىَ عُمَرَ بِعُسْفَانَ وَكَانَ عُمَرُ يَسْتَعْمِلُهُ عَلَى مَكَّةَ فَقَالَ مَنِ اسْتَعْمَلْتَ عَلَى أَهْلِ الْوَادِى فَقَالَ ابْنَ أَبْزَى. قَالَ وَمَنِ ابْنُ أَبْزَى قَالَ مَوْلًى مِنْ مَوَالِينَا. قَالَ فَاسْتَخْلَفْتَ عَلَيْهِمْ مَوْلًى قَالَ إِنَّهُ قَارِئٌ لِكِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَإِنَّهُ عَالِمٌ بِالْفَرَائِضِ. قَالَ عُمَرُ أَمَا إِنَّ نَبِيَّكُمْ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَدْ قَالَ «إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ»(رواه مسلم)

Nafi’ bin ‘Abdul Harits pernah bertemu ‘Umar di ‘Usfan dan ketika itu ‘Umar menugaskan Nafi’ untuk mengurus kota Makkah. Umar pun bertanya, “Kalau begitu siapa yang mengurus penduduk Al Wadi?” “Ibnu Abza”, jawab Nafi’. Umar balik bertanya, “Siapa Ibnu Abza”. Ketika itu dijawab, “Dia adalah di antara bekas budak kami.” Umar terheran dan berkata, “Kok bisa yang engkau tugaskan adalah bekas budak?” Nafi’ menjawab, “Ia itu paham Al-Qur’an dan memahami ilmu faroidh (waris).” Umar berkata, “Sesungguhnya nabi kalian Shallallahu alaihi Wasallam itu bersabda, ‘Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Al-Qur’an) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini’.” (H.R. Muslim)

Untuk itu, hendaknya kesetiaan kita hanya diberikan kepada Allah Ta’ala, Rasul-Nya dan orang-orang beriman, serta tidak memberikan kesetiaan kepada musuh-musuh-Nya, yaitu orang-orang Yahudi dan orang Kafir yang memerangi kaum Muslimin.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Upaya Agar Istiqamah di Jalan Yang Lurus

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ. إِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.

Khutbah ke-2

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِلُزُوْمِ الْجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ الْإِخْتِلَافِ وَالتَّفَرُّقَةِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ هُدَاةِ الْأُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا الْـمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْـمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعَالَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم،إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْـمُؤْمِنَاتِ وَالْـمُسْلِمِيْنَ وَالْـمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَآ الْـمُجَاهِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ. اللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْـمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْـمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْـمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْـمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَالْـمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ وَالْـمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْـمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَـمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشآءِ وَالْـمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat