Oleh: Ali Farkhan Tsani*
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ؛ مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ, إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُونَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Sidang Jumat rahimakumullah
Segala puji hanyalah milik Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Marilah senantiasa kita pelihara dan tingkatkan takwa kita kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya.
Takwa dalam artian, selalu berusaha menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya, mentaati-Nya dan tidak memaksiati-Nya, berdzikir kepada-Nya dan tidak melupakan-Nya, serta senantiasa mensyukuri-Nya dan tidak mengingkari-Nya.
Hadirin yang dimuliakan Allah karena takwanya
Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kita orang-orang beriman dengan janji yang benar, dengan jual beli dan tukar menukar yang agung, yaitu bahwa Allah membeli dari orang-orang beriman, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Bentuk akad dan jual belinya adalah hendaknya mereka orang-orang beriman itu bersedia mengorbankan jiwa dan harta mereka untuk Allah, berjihad di jalan Allah, untuk meninggikan kalimat-Nya dan menampakkan agama-Nya.
Hal ini Allah sebutkan di dalam ayat:
إِنَّ ٱللَّهَ ٱشْتَرَىٰ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَٰلَهُم بِأَنَّ لَهُمُ ٱلْجَنَّةَ ۚ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى ٱلتَّوْرَىٰةِ وَٱلْإِنجِيلِ وَٱلْقُرْءَانِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِۦ مِنَ ٱللَّهِ ۚ فَٱسْتَبْشِرُوا۟ بِبَيْعِكُمُ ٱلَّذِى بَايَعْتُم بِهِۦ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah/9: 111).
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
Berkenaan dengan ayat ini, Ibnu Katsir di dalam Kitab Tafsir Al-Quranul ‘Adzim menjelaskan, Allah mengabarkan bahwa Dia mengganti atau membeli dari hamba-hamba-Nya yang beriman jiwa dan harta mereka, yang mereka curahkan di jalan-Nya dengan surga sebagai harganya.
Ini merupakan bagian dari karunia dan kedermawanan-Nya, untuk memberikan ganti harga dari apa yang merupakan milik-Nya, yakni surga. Harga surga ini dilimpahkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, yang selalu taat kepada-Nya.
Imam Hasan al-Bashri dan Qatadah menyebut tentang ayat dengan kalimat, “Demi Allah, Dia telah berjual-beli dengan mereka orang-orang beriman, lalu Dia menjadikan sangat mahal harga yang mereka terima, yaitu surga.”
Begitulah hadirin yang berbahagia
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa
Barang dagangan Allah yang sangat mulia dan mahal ini, yaitu berupa surga, hanya pantas diperdagangkan dan dibeli oleh para pedagang dan pembeli kelas tinggi, yaitu mereka yang siap mencurahkan segenap kesungguhan dan perjuangan mereka, dengan jiwa, raga dan harta, berjihad di jalan Allah, untuk meraih ridha Allah .
Merekalah orang-orang beriman berselera tinggi, selera surga, hingga mereka siap berjuang dan mengorbankan segala yang mereka miliki untuk memenuhi selera mereka yang tinggi itu.
Harga yang sangat tinggi surga ini disebutkan di dalam ayat:
فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Artinya: “Di dalam surga yang sangat tinggi.” (QS Al-Ghaasyiah: 10).
Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan kita agar memohon surga Firdaus dalam sabda beliau:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْفِرْدَوْسَ الأَعْلَى مِنَ الْجَنَّةِ
Artinya: “Jika kalian memohon (surga) kepada Allah, maka mintalah (surga Firdaus), itulah surga yang paling tengah dan paling tinggi, dan atapnya adalah Arsy Yang Maha Pemurah.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah).
Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital
Pada hadits lain disebutkan:
اَللَّهُمَّ إني أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لي خَيْرًا
Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan segala hal yang mendekatkan kepadanya, dari perkataan maupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan dari segala hal yang mendekatkan kepadanya, dari perkataan maupun perbuatan. Dan aku mohon kepada-Mu agar Engkau jadikan setiap yang Engkau takdirkan bagiku adalah baik.” (HR Ibnu Majah dan Ahmad).
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah
Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!
Berkaitan dengan hal ini, Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah berkata, “Barangsiapa yang bercita-cita untuk meraih perkara-perkara yang tinggi, maka wajib baginya untuk menekan kuat kecintaan kepada perkara-perkara yang rendah.”
Maknanya adalah cita-cita tertinggi bagi orang beriman adalah surga-Nya, ridha-Nya. Maka hendaklah kita berani menekan dari urusan dunia dan menjauhi kemaksiatan.
Sikap inilah yang ditunjukkan antara lain oleh sahabat yang mulia, Suhaib bin Sinan, ketika ia berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Ia harus rela menyerahkan semua harta benda miliknya di Mekkah kepada orang-orang kafir Quraisy, agar mereka tidak menghalangi hijrahnya ke Madinah.
Maka ketika Suhaib telah sampai kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di Madinah, Rasul memang telah mengetahui kejadian tersebut berdasarkan berita dari Malaikat Jibril.
Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI
Rasulullah pun menyampaikan kabar gembira kepada Suhaib dengan mengatakan, “Wahai Abu Yahya, sungguh telah beruntung perniagaanmu.” Rasul mengucapkannya hingga tiga kali.
Begitulah pada ayat ditegaskan:
فَٱسْتَبْشِرُوا۟ بِبَيْعِكُمُ ٱلَّذِى بَايَعْتُم بِهِۦ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
Artinya: “…..Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah/9: 111).
Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika
Jadi, harta dan diri kita, kita sendiri sudah tidak punya hak lagi menggunakannya, karena sudah kita jual kepada Allah. Allah pun tidak tanggung-tanggung membelinya dengan surga. Kita pun sebagai orang beriman tidak tanggung-tanggung juga, menjualnya dengan berjihad dengan harta dan dan jiwa kita di jalan Allah.
Berkaitan dengan ayat ini lah maka Syamr ibnu Atiyyah mengatakan, “Tiada seorang Muslim pun melainkan pada lehernya terkalungkan bai’at kepada Allah yang harus ia tunaikan atau ia mati dalam keadaan tidak menunaikannya.”
Kemudian Syamr ibnu Atiyyah membacakan Surat At-Taubah ayat 111 tersebut. Ia menambahkan, karena itulah maka barang siapa yang berangkat di jalan Allah, berarti dia telah berbai’at kepada Allah. Dengan kata lain, Allah menerima transaksinya dan Allah pun akan memenuhi balasannya.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-6] Tentang Halal dan Haram
Berkaitan dengan ayat ini pula, Abdullah bin Rawwahah pernah berkata kepada Rasulullah dalam malam Bai’at ‘Aqabah, “Berilah persyaratan bagi Tuhanmu dan bagi dirimu sesuka hatimu.” Maka Rasulullah menjawab melalui sabdanya: “Aku memberikan syarat bagi Tuhanku, hendaklah kalian menyembah-Nya dan janganlah kalian mempersekutukan Dia dengan sesuatu pun. Dan aku memberikan syarat bagi diriku, hendaklah kalian membelaku sebagaimana kalian membela diri dan harta benda kalian sendiri.”
Mereka (para sahabat) bertanya, “Apakah yang akan kami peroleh jika kami mengerjakan hal tersebut?” Rasulullah menjawab, “Surga.” Mereka berkata, “Jual beli yang menguntungkan, kami tidak akan mundur dan tidak akan mengundurkan diri.” Lalu turunlah Surat At-Taubah ayat 111 tersebut.
Demikianlah, semoga kita dapat mengamalkannya. Aamiin. (A/RS2/P1)
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua:
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ . يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
فَقَالَ اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفخشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون. ولذكر الله أكبر. أقم الصلاة
*Ali Farkhan Tsani, Penulis, Redaktur Senior Kantor Berita MINA, Duta Al-Quds, Pengasuh Pesantren Tahfidz Al-Quran, Alamat Elektronik: [email protected], HP/WA: 0858-1712-3848
Mi’raj News Agency (MINA)