الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ. وَتَرَى الْمَلاَئِكَةَ حَافِّينَ مِنْ حَولِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِالْحَقِ وَقِيلَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.). أَشْهَدُ أَنْ لَا إِله إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه رَبُّ الَعَالَمِينَ وَقَيُّومُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرَضِينَ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ , اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَابِعِينَ وَالْعَامِلِيْنَ بِسُنَّتِهِ ، إِلَى يَوْمِ الدِّيـْنِ . أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ ، وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى, اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ. وقد قال الله تعالي في كتابه الكريم وهو أصدق القائل: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم: وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. وقال النبي : إِنَّكَ أَنْ تَذَرَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَذَرَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ
Hadirin Jama’ah Jumah yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
Saat ini dunia sedang dilanda kecemasan terjadinya krisis di bidang energi, khususnya energi minyak bumi yang merupakan sumber energi utama dunia. Krisis ini terjadi akibat ketidakseimbangan permintaan dan penawaran energi yang didorong pesatnya laju pertambahan penduduk dan pesatnya industrialisasi dunia. Juga pemulihan ekonomi global yang dimotori pertumbuhan ekonomi tinggi di Asia diiringi peningkatan permintaan energi untuk industri dan konsumsi, ternyata turut mendorong kenaikan harga energi dunia. Harga minyak dunia satu dekade belakangan ini terus meningkat bahkan sampai melebihi angka 100 US Dolar.
Proporsi minyak bumi sebagai sumber utama energi mencapai 40% dari total permintaan energi dunia, namun cadangannya terus berkurang. Pada tahun 2011 pertumbuhan permintaan minyak bumi dunia akan mencapai 1,7% sementara peningkatan produksi hanya mencapai 0,9%. Keadaan ini menyebabkan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia rentan terhadap risiko terjadinya krisis energi.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi
Cadangan minyak bumi terbukti saat ini di Indonesia diperkirakan tinggal 9 miliar barel, dengan tingkat produksi rata-rata 0,5 miliar barel per tahun, sehingga diperkirakan cadangan minyak akan habis dalam waktu 14 tahun lagi. Cadangan gas diperkirakan 170 TSCF (trilion standart cubic feed) sedangkan kapasitas produksi mencapai 8,35 BSCF (billion standart cubic feed). Cadangan batu bara diperkirakan 57 miliar ton dengan kapasitas produksi 131,72 juta ton per tahun.
Minyak bumi Indonesia diperkirakan akan habis sebelum 2025. Kementerian ESDM berusaha memperlambat laju penurunan produksi minyak bumi pada 2011 dari 12% menjadi 3% dengan optimalisasi lapangan yang ada dan pengembangan lapangan baru. Indonesia masih beruntung memiliki sumber energi lain, yaitu gas dan batu bara. Cadangan batu bara saat ini sebesar 19,3 miliar ton dengan target produksi 2010 adalah 320 juta ton. Apabila produksi batu bara stabil dan cadangan baru batu bara lapisan dalam sulit diambil, umur produksi batu bara hanya 60,3 tahun.
Umur produksi gas alam juga tidak jauh dari batu bara, yaitu 59 tahun berdasarkan status 2008 mencapai 170 tscf (trillion standard cubic feed – satuan volume gas) dan produksi per tahun mencapai 2,87 tscf. Meskipun ditemukan cadangan baru, produksi puncak minyak bumi dan gas tidak bisa ditingkatkan setelah 2010. Bahkan kecenderungannya akan menurun sampai habis. Bila produksi batu bara ditingkatkan untuk menggantikan sumber energi minyak bumi dan gas, puncak produksi diperkirakan terjadi sebelum 2040. Kemudian produksi akan menurun 6%-10% per tahun sampai habis pada 2080.
Krisis energi dunia berdampak sangat signifikan bagi Indonesia, mengingat di satu sisi Indonesia masih sangat bergantung kepada energi fosil ini. Karena minyak bumi di Indonesia tidak sekedar dijadikan sumber energi untuk kendaraan dan pabrik industri melainkan juga pembangkit listrik. Di sisi lain, pemerintah masih memberikan subsidi kepada bahan bakar minyak ini, sehingga ketika permintaan naik dan harga minyak dunia semakin mahal, subsidi pemerintah pun membengkak. Lihat saja bagaimana besar subsidi bahan bakar minyak pada R-APBN-P 2011. Dalam APBN 2011, pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi energi sebesar Rp136 triliun. Satu jumlah yang sangat besar!
Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis
Besarnya konsumsi BBM dan listrik hingga akhir semester pertama tahun ini mendorong pemerintah menambah alokasi subsidi energi menjadi Rp187 triliun. Subsidi untuk BBM bersubsidi dari semula Rp80 triliun menjadi Rp120 triliun. Sedangkan subsidi listrik dari semula Rp40 triliun menjadi Rp65 triliun. Terjadi lonjakan sebesar Rp50,5 triliun untuk anggaran subsidi, yang jelas akan sangat membebani APBN.
Hadirin yang dimuliakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
Kenyataan tesebut mengkhawatirkan kita semua. Jika kita tidak melakukan perubahan-perubahan dalam penggunaan BBM maka dampaknya Negara tidak hanya akan mengalami krisis energi, tetapi juga krisis ekonomi. Krisis energi disebabkan kelangkaan fosil minyak dalam perut bumi sedangkan krisis ekonomi disebabkan subsidi yang terlalu besar di bidang energi itu.
Hadirin yang dimuliakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam
Lalu bagaimana Islam bicara soal energi, dan adakah konsep-konsep yang secara eksplisit ataupun implisit tertuang dalam ajaran Islam?
Tentu sebagai agama yang memiliki aturan yang lengkap, Islam telah memberikan petunjuk bagaimana manusia mempergunakan sumber daya alam (BBM) yang telah diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Secara eksplisit dapat dipahami dari penunjukkan manusia sebagai khalifah fil ardl oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala (Al-Baqarah: 30). Sebagai khalifah fil ardl, manusia wajib mengelola potensi-potensi yang ada di bumi ini menjadi kemaslahatan yang dapat dirasakan oleh umat manusia yang tinggal di dalamnya. Sebagai khalifah manusia harus mengelola, mengatur, mengawasi, dan menjaga alam ini tetap layak sebagai tempat tinggal manusia. Dalam konteks inilah manusia dalam mengelola sumber daya minyak harus melakukan regulasi dan pengawasan agar keberadaan minyak bumi dapat dinikmati orang yang hidup sekarang ini dan anak cucunya nanti.
Secara implisit juga banyak ajaran Islam yang mendorong kesadaran untuk hemat energi dan melestarikannya supaya dapat menjadi bekal hidup para anak cucu nanti. Ajaran tersebut dalat dilihat misalnya pada:
- Larangan Islam meninggalkan anak keturunan dalam keadaan lemah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memperingatkan umat Islam agar tidak meninggalkan anak keturunan dalam keadaan lemah, sebagaimana dalam firman-Nya:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (QS. Al-Nisa [4]: 9)
Dan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berikut:
إِنَّكَ أَنْ تَذَرَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَذَرَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ
Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi
“Sesungguhnya engkau jika meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya, itu lebih baik daripada jika meninggalkan mereka dalam keadaan miskin, yang menjadi beban masyarakat”. (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Ibnu Majah)
Islam memerintahkan agar kondisi generasi berikutnya dipikirkan agar mereka tidak menjadi generasi yang lemah apalagi menjadi beban bagi masyarakat. Ayat dan hadits tersebut, dapat dikaitkan pula agar kita yang hidup di zaman ini tidak menggunakan bahan bakar minyak dengan serakah tanpa memikirkan anak cucu kita. Dapat dibayangkan bagaimana sulitnya kehidupan anak cucu kita bila BBM sudah tidak ada lagi di dalam perut bumi.
- Islam mengajarkan hidup hemat dan tidak menyia-nyiakan harta
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian”. (QS. Al-Furqan [25]: 67)
Penggunaan BBM berlebihan adalah salah satu perbuatan israf yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. BBM yang ada dalam perut bumi jumlahnya sangat terbatas, dan pada suatu saat nanti akan habis, karena itu kita tidak boleh menggunakannya tanpa kendali. Pemerintah sudah seharusnya membuat regulasi yang membatasi penggunaan BBM. Tidak seperti sekarang pertumbuhan kendaraan bermotor sangat pesat dan masyarakat berlomba-lomba untuk memilikinya, sementara pemerintah tidak mengeluarkan regulasi pembatasan penggunaan kendaraan bermotor. Akhirnya, penggunaan BBM seakan tidak terkendali, target subsidi APBN pun melebihi batas yang telah ditentukan.
- Rasul Menyuruh umat Islam hemat Air/BBM
Dalam hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ada penjelasan agar orang yang berwudlu tidak berlebihan dalam penggunaan air, seperti sabda Rasulullah berikut:
Rasulullah berkata kepada Jabir, “Mengapa engkau berlebih-lebihan?” Jabir menjawab, “Apakah di dalam wudhu tidak boleh berlebih-lebihan?”. Kemudian Rasulullah menjawab, “Ya, janganlah engkau berlebih-lebihan ketika wudhu meskipun engkau berada di sungai.” Termasuk juga sunnah membasuh dalam wudlu maksimal 3 kali, lebih dari itu dianggap sudah melebihi sunnah.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Umat Unggul dengan Al-Qur’an
Hadits di atas mengisyaratkan bahwa penggunaan air secara berlebihan, di sumber air yang berlimpah saja tidak diperbolehkan, apalagi penggunaan BBM yang jumlahnya sangat terbatas, secara berlebihan.
- Allah menyuruh Umat Islam berkreasi/mencari sumber energi terbarukan
Dalam Al-Qur’an banyak teguran-teguran Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepeda manusia manakala manusia tidak menggunakan akal pikirannya. Teguran tersebut biasanya menggunakan lafal “afala ta’qilun atau afala tadzakkarun atau afala ta’lamun”. Teguran Allah tersebut mengisyaratkan agar manusia menggunakan akal pikirannya dalam menghadapi berbagai realitas, termasuk dalam masalah BBM. Maka, dalam menghadapi krisis BBM ini, manusia harus menggunakan akal pikirannya untuk menemukan sumber energi baru dan terbarukan (EBT) selain BBM, mengingat sumber BBM sangat terbatas. EBT merupakan pilihan efektif dalam jangka panjang untuk mengatasi ancaman krisis energi.
- Pemerintah membuat kebijakan Pro-Rakyat berbasis Kemaslahatan
Pemerintah Indonesia selama ini memberikan subsidi BBM agar harga minyak di Indonesia tidak mengikuti harga minyak dunia yang sangat mahal. Kebijakan subsidi ini di lain pihak dianggap sebagai kebijakan pro-rakyat, karena dengan subsidi BBM tidak saja harga BBM di Indonesia tidak mahal tetapi juga harga-harga bahan kebutuhan pokok pun dapat dikendalikan.
Persoalannya, subsidi BBM di Indonesia saat ini sudah sangat besar, dan tentu ini seiring penggunaan BBM yang terus meningkat tajam. Jika ini terus dibiarkan pasti pada gilirannya, Indonesia akan mengalami krisis energi. Karena itu, paradigma meningkatkan subsidi BBM sebagai kebijakan pro-rakyat harus dilihat secara komprehensip. Dapat dipastikan subsidi tersebut akan mendorong penggunaan BBM yang sulit dikendalikan.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Makan yang Halal dan Thayib
Lihat saja, misalnya, pada tahun 2010 konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi,telah jauh melebihi kuota di APBN pada tahun 2010. Pada tahun 2010 konsumsi BBM bersubsidi tahun menembus angka 40,5 juta kiloliter. Padahal, alokasi sesuai kuota BBM bersubsidi yang disepakati dengan DPR sebesar 36,5 juta kiloliter. Dalam APBN 2011, konsumsi BBM bersubsidi dianggarkan 38,59 juta KL, yang terdiri dari Premium 23,19 juta KL (63,54 ribu KL per hari), minyak tanah 2,32 juta KL (6,34 ribu KL per hari), dan solar 13,08 juta KL (35,85 ribu KL per hari). Realisasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi per 31 Mei 2011 telah mencapai 15,46 juta kiloliter (KL). Angka itu telah mencapai 40 persen dari target Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2011 sebesar 38,59 juta KL. Bahkan diperkirakan konsumsi BBM hingga akhir tahun akan melampaui target menjadi 41,42 juta KL.
Penggunaan BBM yang terus meningkat ini tentu harus dilihat dampaknya terhadap berbagai aspek, termasuk dampaknya terhadap anak cucu kita. Karena itu, pemerintah harus mencari jalan yang lebih baik dalam mengatasi krisis BBM ini, dari pada terus menerus memberikan subsidi yang besar. Dalam hal ini, dalam Islam ada sebuah kaidah yang dapat dijadikan pedoman bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan, yaitu:
تَصَرُّفُ الإِمَامِ عَلَى الرَّعِيَّةِ مَنُوْطٌ بِالمَصْلَحَةِ
“Kebijakan pemerintah terhadap rakyatnya harus berbasis kemaslahatan.”
Baca Juga: Khutbah Jumat: Upaya Agar Istiqamah di Jalan Yang Lurus
Kemaslahatan menurut Islam adalah apa-apa yang dapat memberikan kebaikan kepada kehidupan ini secara keseluruhan, bukan parsial, dan berlaku pada masa kini dan pada masa yang akan datang. Sesuatu yang sepertinya merupakan maslahah pada zaman sekarang, tetapi akan menimbulkan madharat di kemudian hari, tidaklah dapat dikategorikan sebagai sebuah kemaslahatan.
Subsidi BBM yang jor-joran tanpa diriingi pembatasan penggunaan kendaraan bermotor berpotensi memberikan kemudharatan di masa yang akan datang. Karena itu, jika memang subsidi dianggap jalan terbaik bagi pemerintah, maka pemerintah pun harus mengeluarkan kebijakan lain yang dapat menghambat penggunaan BBM secara berlebihan yang keadaannya terus mengalami peningkatan itu.
Saudara Hadirin Yang dimuliakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kita sebagai khalifah Allah di muka bumi ini harus menggunakan kemampuan akal pikiran kita untuk mengatur kehidupan dunia dan mencapai kemashlahatan. Krisis BBM yang melanda dunia, dan Indonesia khususnya, dapat diatasi dengan sikap dan prilaku manusianya sendiri. Jika kita tidak serakah dalam menggunakan BBM, maka krisis BBM setidaknya dapat diatasi, dan anak cucu kita pun akan dapat menikmati BBM sebagaimana yang kita nikmati saat ini.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Kabar Gembira bagi yang Mentaati Allah dan Rasul-Nya
Semoga Allah SWT senantiasa menunjukkan kita kepada jalan kebenaran dan memberi kekuatan kepada kita untuk mengikutinya. Dan semoga Allah juga menyadarkan kita tentang kebatilan dan memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat menghindarinya. Amien, amien ya Rabbal ‘Alamin.
أَعُوذُ بـِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ , وَابْتَغِ فِيمَا ءَاتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ, بَارَكَ الله ُلِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَاِيّاَكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
(AK/R01)
- **Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup-Sumber Daya Alam – Majlis Ulama Indonesia (LPLH – MUI)
Mi’raj News Agency (MINA)