Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat: Barometer Cinta Allah Kepada Manusia

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - 47 detik yang lalu

47 detik yang lalu

0 Views

Khutbah Jumat di Masjid Al-Azhar Mesir (adenalmnarh.com)

Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur

Khutbah Jumat kali ini berjudul: Barometer Cinta Allah Kepada Manusia.

Kecintaan Allah  kepada manusia tidak didasarkan pada kekayaan atau keturunan, melainkan pada keimanan dan amal saleh. Allah  tidak memandang status sosial atau harta benda yang dimiliki seseorang, tetapi lebih kepada kualitas spiritual, keagungan moral dan shalehnya amal yang dilakukan.

Adapun balasan bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, Allah  tempatkan di tempat yang aman dan nyaman di dalam surga.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Mereka yang Menyerahkan Seluruh Hidupnya untuk Allah Ta’ala

Surga menjadi tempat yang aman karena para penghuninya dalam keadaan aman dari semua siksaan, aman dari rasa takut, dan aman dari gangguan semua keburukan dan kejahatan.

Khutbah selengkapnya silakan simak berikut ini:

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Khutbah ke-1:

Baca Juga: Khutbah Jumat: Keutamaan Ibadah Sosial

إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah  yang telah memberikan berbagai macam nikmat kepada kita, khususnya nikmat iman dan Islam sehingga kita dapat terus beribadah dan beramal shaleh, mengharapkan cinta dan ridha-Nya.

Dengan terus meningkatkan iman dan takwa, mudah-mudahan Allah  semakin mencintai kita, melimpahkan nikmat dan karunia-Nya dalam kehidupan dunia, hingga akhirat.

Jalan utama meningkatkan iman dan takwa adalah dengan senantiasa melaksanakan segenap perintah-perintah-Nya dan berusaha sekuat tenaga menjauhi segala larangan-larangan-Nya.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Al-Quds Wilayah yang Terluka

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Pada kesempatan khutbah ini, khatib akan menyampaikan judul “Barometer Cinta Allah kepada Manusia.” Sebagai landasannya, marilah kita merenungkan firman Allah  dalam Al-Qur’an Surah Saba’ [24] ayat ke-37, yang berbunyi:

وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفَى إِلا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ لَهُمْ جَزَاءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ (سباء [٢٤]: ٣٧)

“Dan bukanlah harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami; melainkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga).”

Baca Juga: Khutbah Jumat: Meraih Keikhlasan dalam Beramal

Melalui ayat ini, Allah  menegaskan bahwa harta yang dikumpulkan dan anak-anak yang dibanggakan tidaklah akan dapat mendekatkan diri kepada Allah  kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal saleh.

Ibnu Katsir  dalam tafsirnya menyebutkan, bahwa banyaknya harta dan anak-anak bukan merupakan bukti yang menunjukkan kecintaan Allah  kepadanya, bukan pula menunjukkan perhatian Allah  kepada mereka, melainkan yang mendekatkan diri kepada Allah hanyalah iman dan amal saleh yang di kerjakan.

Kecintaan Allah  kepada manusia tidak didasarkan pada kekayaan atau keturunan, melainkan pada keimanan dan amal saleh. Allah  tidak memandang status sosial atau harta benda yang dimiliki seseorang, tetapi lebih kepada kualitas spiritual, keagungan moral dan shalehnya amal yang dilakukan.

Sahabat yang mulia, Abu Hurairah Radhiallau anhu meriwayatkan sebuah hadits, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

Baca Juga: Khutbah Jumat: Meningkatkan Ibadah Paska Bulan Ramadhan

إن اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ إِنَّمَا يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ (رواه البخارى).

Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa dan harta benda kalian, tetapi sesungguhnya Dia hanya memandang kepada hati dan amal perbuatan kalian.” (HR Al-Bukhari)

Dengan iman dan amal soleh yang dikerjakan, maka Allah  akan memberi pahala yang agung lagi mulia, yaitu amal kebaikan mereka dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kali lipat, tujuh ratus kali lipat hingga tanpa batas.

Dalam hadits lainnya, Rasulullah ﷺ bersabda, yang artinya: “Allah  berfirman: Jika hamba-Ku bertekad melakukan kejelekan, janganlah dicatat hingga ia melakukannya. Jika ia melakukan kejelekan tersebut, maka catatlah satu kejelekan yang semisal. Jika ia meninggalkan kejelekan tersebut karena-Ku, maka catatlah satu kebaikan untuknya. Jika ia bertekad melakukan satu kebaikan, maka catatlah untuknya satu kebaikan. Jika ia melakukan kebaikan tersebut, maka catatlah baginya sepuluh kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Khutbah Idul Fitri 1446 H: Peradaban Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin untuk Pembebasan Al-Aqsa dan Palestina

Adapun balasan bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, Allah  tempatkan di tempat yang aman dan nyaman di dalam surga.

Surga menjadi tempat yang aman karena para penghuninya dalam keadaan aman dari semua siksaan, aman dari rasa takut, dan aman dari gangguan semua keburukan dan kejahatan.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Harta dan anak adalah amanah dari Allah  yang dapat menjadi jalan menuju kecintaan-Nya apabila dimanfaatkan sesuai dengan tuntunan agama.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Ramadhan, Persatuan Umat dan Pembebasan Al-Aqsa

Harta dapat digunakan untuk zakat, infaq dan shadaqah, serta kebaikan lainnya seperti mendukung pendidikan dan dakwah. Sedangkan anak yang dididik dengan nilai-nilai agama, dicurahkan kasih sayang, dan diajarkan untuk mencintai Allah  dan rasul-Nya, memberi teladan baik bagi sesama, maka mereka akan menjadi penyejuk pandangan mata, penenang jiwa dan penerus sujud dan ibadah kepada-Nya.

Ketika harta dan anak digunakan sebagai sarana untuk berbuat baik, bukan sebagai alat kesombongan, mereka menjadi bagian dari ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah .

Sahabat Huzaifah bin Al-Yaman Radhiallau anhu mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: yang artinya: “Ingatlah, sesungguhnya sesudah zaman kalian ini akan datang suatu zaman di mana orang kaya menggenggam erta-erat harta yang ada di tangannya karena takut berinfak. Kemudian Rasulullah membacakan firman-Nya:

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (سباء [٢٤]: ٣٩)

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyambut Idul Fitri dengan Mensyukuri Nikmat Ibadah Bulan Ramadhan

Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. (QS. Saba: 39)

Dalam hadits lainnya, Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

أَنْفِقْ بِلَالًا وَلَا تَخْشَ مِنْ ذِي الْعَرْشِ إِقْلَالَا (رواه البزار)

“Infakkanlah terus, hai Bilal, janganlah kamu takut kebangkrutan karena Tuhan yang mempunyai Arasy.” (HR. Al Bazzar)

Baca Juga: Khutbah Jumat : Perkuat Perjuangan Pembebasan Al-Aqsa di Bulan Ramadhan

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Terkait firman Allah  di Surah Saba ayat 37 di atas, Ibnu Katsir  menukil sebuah hadis dari Nabi Muhammad  yang menyebutkan tentang para penghuni tempat-tempat yang tinggi (surga) yang Allah  mencintai mereka, sebagaimana hadis berikut:

Rasulullahﷺ bersabda:

اِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَغُرَفًا يُرٰى ظُهُوْرُهَا مِنْ بُطُوْنِهَا وَبُطُوْنُهَا مِنْ ظُهُوْرِهَا

Baca Juga: Khutbah Jumat: Keutamaan I’tikaf di Sepuluh Hari Akhir Bulan Ramadhan  

“Sesungguhnya di dalam surga benar-benar terdapat tempat-tempat yang tinggi, bagian luarnya terlihat dari bagian dalamnya dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya”.

Ketika ada seorang Badui bertanya, “Untuk siapakah tempat-tempat itu?” Rasulullahﷺ menjawab:

لِمَنْ طَيَّبَ الْكَلَامَ وَاَطْعَمَ الطَّعَامَ وَاَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ

“Bagi orang yang bertutur kata baik, memberi makan (orang-orang fakir miskin), rajin berpuasa, dan gemar shalat di malam hari ketika manusia sedang tidur.”

Dari hadits di atas, empat karakteristik utama orang-orang yang dicintai Allah  dan menjadi ahli surga adalah:

  1. Mereka yang bertutur kata baik

Orang yang menjaga lisannya dengan berkata-kata yang baik, jujur, dan menghindari perkataan yang menyakitkan, termasuk dalam golongan yang dicintai Allah .

Lisan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan seorang Muslim, karena perkataan yang buruk dapat menjauhkan darinya dari rahmat Allah .

  1. Memberi makan fakir miskin

Sikap peduli dan empati terhadap orang-orang yang membutuhkan menunjukkan sifat kasih sayang yang dianjurkan dalam Islam. Memberi makan bukan hanya sekadar amal sosial, tetapi juga bentuk pengabdian kepada Allah  yang menunjukkan solidaritas terhadap sesama manusia.

  1. Rajin berpuasa

Berpuasa, baik yang wajib atau pun sunnah adalah ibadah yang menunjukkan ketakwaan dan pengendalian diri. Puasa membantu seseorang mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kecintaan Allah dengan hamba-hamba-Nya.

  1. Shalat malam

Shalat malam (qiyamul lail) adalah ibadah yang tidak bisa dilakukan oleh orang-orang munafik. Ia merupakan ibadah yang hanya dilakukan oleh orang-orang shaleh, yang tulus ikhlas mengabdi kepada Allah .

Allah  sangat mencintai hamba yang di waktu sunyi bertaqarrub kepada-Nya dengan tekun beribadah.

Semoga kita semua mampu menunaikan amalan-amalan yang mengantarkan kepada cinta Allah . Dengan senantiasa istiqamah menjaga keimanan dan ketakwaan, hingga akhir hayat kita.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.

Khutbah ke-2

 اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم  ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهpِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ احْيِى الْمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ بِجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَيْ حِزْبِ اللّٰهِ حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ- وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat