Khutbah Jumat : Bekal Apalagi Setelah Taqwa?

Oleh : Agus Priono, Amir Majelis Dakwah Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah)

 Khutbah Pertama:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

 اَمَّا بَعْدُ فَـإِنّ  أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَـابُ اللهِ , وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِىالنَّارِ

 

Para Hamba Allah, Sidang Jumah Rahimakumullah.

Alhamdulillah, pertama, hendaknya kita banyak bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang tak ternilai bagi kehidupan dan keselamatan manusia di dunia dan akhirat, yaitu nkmat iman dan islam.

Kedua, pada bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan Allah, selayaknya kita tingkatkan taqwa kita guna meraih pahala yang besar dan mencapai derajat mukmin yang bertaqwa. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kalian mati kecuali kalian dalam keadaan islam (berserah diri kepada Allah)”  (QS. Ali Imran: 102).

Selanjutnya pada bulan Ramadhan, saat syaitan dibelenggu oleh Allah, maka pada saat inilah manusia diuji apakah mampu menjaga taqwanya atau justru menggantikan posisi syaitan yang sedang dibelenggu. Naudzubillah mindzalik.

Para Hamba Allah, Sidang Jumah Rahimakumullah

Taqwa bagi orang-orang beriman adalah bekal hidup utama yang harus dijaga hingga akhir hayat kita, karena:

Pertama. Taqwa akan menjadikan manusia mulia di sisi Allah:  إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ dan Kedua. Taqwa adalah bekal hidup terbaik dunia-akhirat: وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

Taqwa membentuk pribadi-pribadi mukmin yang taat mengamalkan perintah-perintah Allah dan sekaligus menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan kata lain pribadi bertaqwa adalah pribadi manusia tangguh, karena selalu menunjukkan sikap dan tindakan terpuji, taat beribadah dan takut berbuat dosa.

Sosok manusia yang nampaknya semakin jarang dijumpai di jaman modern yang cenderung materialistik, konsumtif dan hedonistik. Tidak sedikit umat Islam yang terseok-seok bahkan tergelincir dalam hidupnya hingga berujung penjara dunia dan ancaman adzab neraka.

Di sinilah perlunya orang-orang beriman mengamalkan syariah Islam secara kaffah (QS. al-Baqarah: 108). Karena kesempurnaan pribadi taqwa itu tidak lepas dari kaitan perintah berikutnya dari Allah bagi orang beriman, yaitu QS. Ali Imran: 103 dan 104.

Rangkaian tiga ayat tersebut merupakan sebuah paket perintah Allah kepada orang-orang beriman, ditandai dengan awalan huruf wau athaf pada awal ayat 103 dan 104. yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, ayat 102 adalah perintah Allah agar orang beriman membangun pribadi taqwa, karena dengan modal taqwa inilah seseorang beriman diharapkan mampu dan siap mengamalkan syariah selanjutnya. Tidak mungkin kita mengajak seseorang melaksanakan ibadah shoum, tadarus al-quran, zakat dan seterusnya jika belum tumbuh motivasi taqwa dalam dirinya.

Kedua, ayat 103 adalah perintah selanjutnya, agar mukminin membangun komunitas umat (berjamaah) dengan tidak berfirqoh-firqoh/bergolong-golongan.

Ayat tersebut berbunyi:  وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا  Dan berpegang eratlah kalian dengan tali Allah seraya berjamaah dan jangan berfirqoh-firqoh”.

Merawat taqwa bagi orang-orang beriman tidak dapat dilakukan seorang diri. Naluri manusia untuk hidup bermasyarakat merupakan naluri dasar yang akan membentuk tatanan sosial dan interaksi sosial sehingga manusia tumbuh sesuai dengan naluri kemanusiannya dalam komunitas sesama manusia.

Berbagai media sosial bahkan saat ini semakin memungkinkan interaksi manusia lebih rapat dan efektif. Demikian halnya terjaganya taqwa hanya akan selamat dan terkondisikan karena mukminin hidup berjamaah, bukan berfirqoh, dalam segmen-segmen sosial maupun politik sebagaimana masyarakat jahiliyah sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Naluri ini dikukuhkan Allah dengan firman-Nya:

وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُون

فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ فَذَرْهُمْ فِي غَمْرَتِهِمْ حَتَّى حِينٍ

“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan aku adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku. Kemudian mereka (pengikut-pengikut Rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu.” (QS. Al-Mu’minun {23}: 52-54).

Ketiga, ayat 104, agar pribadi mukmin dan berjamaah tersebut menjadi pelopor kebaikan dan memperbaiki perilaku buruk masyarakat, amar ma’ruf nahi munkar.

Ayat tersebut berbunyi:  وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar”.

Paket inilah yang diamalkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sejak beliau di Mekah hingga hijrah ke Madinah. Berawal dari dakwah beliau di Mekah, dimulai dengan membenahi mental umat dengan iman dan taqwa. Para sahabat yang telah bermental iman dan taqwa inilah yang siap hijrah baik ke Habasyah maupun akhirnya ke Madinah. Beberapa sahabat yang belum siap tertinggal di Mekah.

Setelah beliau hijrah di Madinah, maka dibangunlah masyarakat mukminin (berjamaah) dengan ikatan persaudaraan (ukhuwwah). Beliau mempersaudarakan para sahabat Muhajirin asal Mekah dengan para sahabat Anshor asli Madinah. Selanjutnya di Madinah beliau mulai mengimplementasikan ayat-ayat terkait dinamika sosial ekonomi umat dalam rangka amar maruf nahi munkar. Beliau bersama para sahabat membuat perjanjian-perjanjian kerjasama dengan pihak lain (kabilah-kabilah, komunitas yahudi, nasrani dll).

Sekiranya oleh Rasulullah Islam dipraktekkan hanya pada amalan dzikir dan sholat semata, tentulah kehadiran dan diutusnya beliau sebagai Rasulullah tidak akan merubah peradaban Jahiliyah menjadi peradaban Islami yang penuh kasih sayang, bermoral dan membawa kedamaian hidup di Jazirah Arab.

Peradaban jahiliyah berubah menjadi peradaban Islamy karena amar ma’ruf nahi munkar. Michael Hart seorang sejarawan dan penulis terkenal Amerika Serikat dlam bukunya yang monumental, yaitu 100 Tokoh Dunia, menampilkan Nabi Muhammad didalamnya, dengan alasan Nabi Muhammad telah merubah wajah/peradaban masyarakat Jazirah Arab yang jahiliyah menjadi Islam dengan keteladanan akhlak dan tindakan terpuji beliau.

Hanya dengan kiprah umat sebagaimana dicontohkan Rasulullah itulah, umat Islam akan mampu mencapai kejayaan dan menjadi umat terbaik di muka bumi.

Allah berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah”  (QS.Ali Imran: 110).

Para Hamba Allah, Sidang Jumah Rahimakumullah

Pergolakan pemikiran dan dinamika peradaban manusia akan terus bergulir sepanjang masa, maka kehadiran insan-insan bertaqwa dalam sebuah jaringan komunitas berjamaah dengan perilaku konsisten dalam amar ma’ruf nahi munkar akan terus menjadikan harumnya syiar Islam dan terjaganya peradaban manusia dalam koridor kebaikan hakiki yang menjadi dambaan setiap manusia hingga akhir jaman.

بَا رَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيْمِ  وَنَفَعَنِي وَاِيَا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلَا يَا تِ وَذِّكْرِالْحَكِيْم اَقُوْلُ قَوْلِي هَاذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْم لِي وَلَكُمْ وَلِسَا ءِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَا سْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah Kedua:

Marilah kita tutup khutbah jumah ini dengan memanjatkan doa kepada Allah subhanahu wata’ala, semoga Allah jayakan Islam dan muslimin dimanapun berada, serta diselamatkan dari bahaya pandemi covid-19 yang sedang mengintai umat manusia di dunia saat ini.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِلُزُمِ الْجَمَاعَةِ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍالَّذِىْ اَرْسَلَهُ اللهُ

إِلَى جَمِيْعِ الْأُمَّةِ, وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ هُدَانِ لْأُ مًّةِ.

اَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ, وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِـيَّ بَعْدَهُ

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيِّنَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَإِخْوَانِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

انّ اللهَ وَمَلئِكَتَهُ يَصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآيُّهَاالَّذِيْنَ امَنُوْا صَلُّوْ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَاحِبَ الْوَجْهِ اْلأَنْوَرِ، وَالْجَبِيْنِ اْلأَزْهَرِ، وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلأَرْبَعَةِ الْخُلَفَاءِ الرَّشِدِيْنَ وَاْلأَئِمَّةِ الْمَهْدِيِّيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بَالْحَقِّ وَبِهِ كَانُوْا يَعْدِلُوْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِى وَعَنِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعِنَا مَعَهُمْ بِعَفْوِكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

 اَللهُمَّ أَعِزَّاْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُسْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ،

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ،

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِيْ أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا

اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَباَءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِلْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشَكَرْوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ

(A/R8/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.