Khutbah Jumat: Hikmah Nuzulul Quran, Sebagai Pedoman Hidup

Al-Quran (ilustrasi)

Oleh , Redaktur Senior MINA News, Da’i Ponpes Al-Fatah Cileungsi, Bogor

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي خَلَقَ اْلإِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ اْلبَيَانَ وَأَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىَ سَائِرِ اْلأَدْيَانِ. أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ الْوَاحِدُ الْمَنَّانِ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلمَبْعُوْثُ اِلَى كَافَةِ اْلاَنَامِ.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ عَلَى مَمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْاَيَّامِ.

اما بعد. فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِى كُلِّ مَكَانٍ وَاُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِطَاعَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ فىِ كُلِّ زَمَانٍ. قال الله تعالى فى كتابه الكريميَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وقال شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ اْلقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَاْلفُرْقَانِ

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, dengan terus berusaha menjalankan apa-apa yang menjadi perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Serta menambah dengan mengerjakan sunah-sunah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Dengan demikian, dampaknya akan kembali pada diri kita, yakni kita akan memperoleh ketenangan, kebahagiaan, kemuliaan, keberkahan dan keselamatan di hadapan Allah, baik di dunia maupun di akhirat.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Alhamdulillah hingga pertengahan bulan suci ini, kita masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk menunaikan ibadah puasa di siang hari dan shalat tarawih di malam harinya, semata-mata karena “iimaanan wah tisaaban”. Yakni penuh keyakinan, semata karena Allah, dan penuh pengharap akan ridha-Nya.

Hingga kita pun melakukan aktivitas, amaliyah sehari-hari, dalam bingkai iman dan takwa. Tidak ada sesuatu yang sia-sia juga tak ada waktu yang terbuang percuma. Semuanya diisi dengan amal shalih, pekerjaan terbaik, prestasi kebajikan.

Itulah wujud atau aplikasi dari tanda kita memahami dan menghayati Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita. Al-Qur’an yang bukan sekedar bacaan tekstual, tapi ia lebih dari itu, adalah pengamalan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an yang bukan hanya ditadarusi lafalnya. Namun juga ditadaburi kandungan maknanya.

Terlebih pada momentum bulan suci Ramadhan ini. Al-Qur’an hendaknya menjadi daya dorong kita, sumber motivasi dan pengawal kita dalam melangkah mengarungi kehidupan yang fana ini.

Allah pun menyebut di dalam ayat kaitan antara bulan Ramadhan dengan Al-Qur’an :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ -١٨٥

Artinya: ”Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)……”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 185).

Begitulah, karenanya, memaknai hikmah Nuzulul Qur’an pada bulan Ramadhan penuh berkah ini adalah dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, sumber informasi dan motivasi, obat penguat jiwa, penyebar kasih sayang, landasan menata peradaban dunia serta bacaan kegemaran sehari-hari.

Seperti Allah menyebut di dalam ayat:

 وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلۡقُرۡءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ۬ وَرَحۡمَةٌ۬ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ‌ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّـٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارً۬ا

Artinya: “Dan Kami turunkan dengan berangsur-angsur dari Al-Qur’an ayat-ayat Suci yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman kepadanya, dan (sebaliknya) Al-Qur’an tidak menambahkan orang-orang yang zalim (disebabkan keingkaran mereka) melainkan kerugian jua”. (QS Al-Isra [17]: 82).

Pada ayat lain Allah berfirman:

وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِى كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِم مِّنْ أَنفُسِهِمْ ۖ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ ۚ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ تِبْيَٰنًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ

Artinya: “(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (Q.S. An-Nahl [16]: 89).

Di dalam Tafsir Al-Wajiz, Syaikh Wahbah az-Zuhaili, menjelaskan, bahwa ayat ini berbicara tentang Allah telah menurunkan kepadamu Al-Qur’an yang menjelaskan secara terperinci tentang setiap sesuatu yang dibutuhkan manusia, berupa hukum-hukum agama dan syariat, petunjuk dari kesesatan, penyebab rahmat dan keberhasilan bagi orang yang beriman, dan kabar gembira tentang surga bagi orang-orang Muslim yang menunaikan syariat Allah.

Sidang Jumat yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah, 

Dengan memaknai hikmah Nuzulul Quran marilah kita menjadikan isi kandungan Al-Qur’an benar-benar sebagai pedoman hidup kita. Al-Qur’an yang isinya mampu mendorong kemajuan peradaban, menebarkan kasih sayang dan perdamaian di seluruh alam.

Cahaya Al-Qur’an yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang manfaat, nilai-nilai budaya yang penuh persaudaraan, serta hubungan antar bangsa yang penuh dengan cinta dan persaudaraan.

Allah menyatakan di dalam firman-Nya:

هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ ءَايَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ

Artinya: “Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Qur’an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu”. (Q.S. Al-hadiid [57]: 9).

Imam Ibnu Katsir di dalam tafsir Al-Quranul ‘Adzim menjelaskan, bahwa dengan ayat “supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya artinya mengeluarkan dari kegelapan-kegelapan jahil (kebodohan), kekafiran, dan pendapat-pendapat yang bertentangan (dengan kebenaran) menuju kepada cahaya petunjuk, keyakinan dan iman.

Imam Al-Qurthubi memaknakan, sebagai mengeluarkan dari dzulumat yaitu syirik dan kekafiran kepada iman kepada Allah.

Dalam hal kebodohan, misalnya terjadinya kerusakan alam, bencana, kebobrokan moral, kriminalitas, pergaulan bebas, itu akibat jauh dari Al-Qur’an, akibat nilai-nilai petunjuk Al-Qur’an tidak diterapkan dalam kehidupan nyata. ِ

Karenanya, dengan selalu bersama Al-Qur’an, yang ditekankan pada bulan Ramadhan ini, dan itu menjadi pesan Nuzulul Qur’an, maka marilah kita mentadarusi dan mentadaburinya, sehingga akan senantiasa terhubung dengan Allah.

Dengan demikian, dengan hal itu akan mampu memberikan spirit, inspirasi, dan motivasi dalam kehidupan. Di sinilah Al-Qur’an dikatakan sebagai mukjizat dan rahmat bagi manusia dan alam. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari Nuzulul Qur’an pada bulan suci Ramadhan tahun ini. Aamiin ya robbal ‘aalamiin. (A/RS2/RI-1)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Mi’raj News Agency (MINA)

*Penulis, Ust. Ali Farkhan Tsani,S.Pd.I., adalah Wartawan dan Redaktur Senior MINA, Duta Al-Quds Internasional, Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Bogor, Penulis Buku Kepalestinaan. Penulis, Dapat dihubungi melalui Nomor WA : 0858-1712-3848, atau email [email protected].

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.