Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur
Khutbah Jumat kali ini berjudul Hikmah Shalat Berjamaah
Hikmah shalat berjamaah hendaknya perlu diketahui oleh kaum Muslimin agar shalatnya lebih khusuk dan berkualitas.
Dengan mengetahui hikmah shalat berjamaah, kaum Muslimin bisa lebih bersemangat dalam beribadah, lebih produktif dalam bekerja dan berkarya dan lebih ikhlas dalam beramal shaleh.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Shalat Sebagai Sarana Pembentukan Kedisiplinan
Untuk versi khutbah lengkapnya silakan simak berikut ini:
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم
Khutbah ke-1:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Isyarat Kebebasan Baitul Maqdis dan Palestina
إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan nikmat berupa iman, Islam, kesehatan dan nikmat-nikmat lainnya. Itu semua adalah karunia yang teramat besar, yang Allah Ta’ala anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya.
Sebagai bentuk syukur, marilah senantiasa semaksimal mungkin kita melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-larangan-Nya, sebagai wujud komitmen taqwa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mendapatkan hidayah-Nya, serta berada dalam keadaan iman dan Islam, hingga menjumpai-Nya dalam kedaan berserah diri.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Sumber Kerusakan Langit dan Bumi
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib akan menyampaikan khutbah berjudul “Hikmah Shalat Berajamaah.” Sebagai landasannya, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an Surah As-Shaff [61], ayat keempat, yang berbunyi:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ (الصف [٦١]: ٤)
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjaga Harmoni Kehidupan
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan, melalui ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan kecintaan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Salah satu ciri keimanan seorang hamba adalah, ketika mereka berbaris dengan teratur menghadapi musuh-musuh Allah Ta’ala di medan pertempuran.
Imam Qatadah dan Ibnu Hatim mengatakan, ayat di atas tidak hanya memerintahkan kepada kaum Muslimin untuk berbaris dengan rapi dalam peperangan saja, tetapi juga untuk merapatkan shaf- shaf dalam shalat berjamaah.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tersenyum (ridha) kepada tiga golongan manusia: yaitu seorang yang mengerjakan shalat di malam hari (Tahajud), kaum yang melaksanakan shalat berjamaah dengan shaf-shaf yang lurus lagi teratur, dan kaum yang berperang di jalan Allah dengan membentuk barisan yang rapi.”
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Kewajiban dan Hak dalam Pandangan Islam
Menurut Jumhur Ulama, shalat berjamaah hukumnya sunnah muakkad, sedangkan menurut Imam Ahmad bin Hanbal (yang kita kenal dengan madzhab Hambali), shalat berjamaah hukumnya wajib.
Terlepas dari hukum shalat berjamaah, yang jelas Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selama hidupnya (sebagai rasul) belum pernah meninggalkan shalat berjamaah di masjid, meskipun beliau dalam keadaan sakit.
Pada suatu saat, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam didatangi oleh salah satu sahabat yang buta matanya, yaitu Abdullah bin Umi Maktum. Ia berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, karena dirinya buta dan tidak ada orang yang menuntunnya ke masjid, maka ia memohon kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam agar memberinya keringanan untuk tidak melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Pada awalnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberinya keringanan. Namun ketika ia telah berpaling dan adzan berkumandang, maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memanggilnya dan bertanya kepadanya:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menggapai Syahid di Jalan Allah Ta’ala
.هَلْ تَسْمَعُ النّدَاءَ بِالصَّلاَةِ ؟ قَالَ نَعَمْ. قَالَ : فَأَجِبْ (رواه مسلم)
“Apakah engkau mendengar seruan (adzan) untuk shalat? Ia menjawab, ‘Ya’, beliau berkata lagi, ‘Kalau begitu, penuhilah (shalatlah berjamaah di masjid).” (HR. Muslim).
Begitulah seruan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada umatnya agar senantiasa menunaikan shalat berjamaah di masjid, sekalipun kepada sahabatnya yang buta. Bagaimanakan dengan kita yang diberikan kenikmatan yang sempurna?
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mempersiapkan Generasi Pembebas Masjid Al-Aqsa
Ayat dan hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya shalat berjamaah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menekankan bahwa shalat berjamaah ditunaikan di masjid. Karena masjid dibangun bukan untuk hiasan dan bermegah-megahan, melainkan untuk diramaikan dan dimakmurkan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إنَّمَا يَعْمُرً مَسَاجِدَ اللهِ مَنْ أمَنَ بِاللهِ وَاليَوْمِ الأخِرِ وَأقَامَ الصَّلاَةَ وَأَتَى الزَّكَوةَ وَلَمْ يَخْشَ إلاَّ اللهَ (التوبة [٩]: ١٨(
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut selain kepada Allah.” (QS At-Taubah [9]: 18)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi
Sementara itu, shalat berjamaah memiliki begitu banyak keistimewaan dan hikmah bagi yang mengerjakannya, di antaranya adalah:
Pertama, mendapatkan pahala 25 hingga 27 derajat lebih utama dari pada shalat sendiri.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً (البخري ومسلم)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis
“Shalat berjamaah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.” (HR. Imam Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lainnya disebutkan 25 derajat lebih utama dibanding shalat di rumah.
Kedua, mendapat ampunan dari dosa-dosa yang telah lalu.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam
مَنْ تَوَضَّأَ لِلصَّلَاةِ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ مَشَى إِلَى الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ فَصَلَّاهَا مَعَ النَّاسِ أَوْ مَعَ الْجَمَاعَةِ أَوْ فِي الْمَسْجِدِ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ذُنُوبَهُ (مسلم)
“Barangsiapa berwudhu untuk shalat, lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian berjalan menuju shalatnya yang fardhu, lalu dia melaksanakannya berjamaah di masjid, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya.” (H.R. Muslim)
Ketiga, meraih pahala besar bagi yang berada di shaf awal.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لَاسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا .(البخري ومسلم)
“Seandainya manusia mengetahui apa yang terdapat pada adzan dan shaf pertama, lalu mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan mengundi, niscaya mereka akan melakukannya. Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan dalam bersegera (menuju shalat berjama’ah), niscaya mereka akan berlomba-lomba. Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan shalat Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun harus dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Keempat, mendirikan shalat Isya berjamaah seakan shalat separuh malam, dan shalat Subuh berjamaah seakan shalat sepanjang malam.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ (مسلم)
“Barangsiapa shalat Isya berjamaah, seolah-olah ia shalat malam selama separuh malam, dan barangsiapa shalat Subuh berjamaah, seolah-olah ia telah shalat seluruh malamnya.” (H.R. Muslim)
Kelima, menumbuhkan kebersamaan dan kasih sayang
Apabila sebuah komunitas masyarakat Muslim bertemu lima kali dalam sehari, maka pastinya akan tumbuh kebersamaan kasih sayang di antara mereka.
Potret kehidupan kaum Muslimin dalam kebersamaan, terpimpin dan berlandaskan kasih sayang itulah yang disebut dengan Al-Jama’ah, sebagaimana dipraktikkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Sebagai penutup, mari kita simak nasihat dari Abdullah bin Masud Rahiallahu anhu, yang artinya:
“Barangsiapa ingin bertemu dengan Allah di hari kiamat kelak dalam keadaan Muslim, hendaklah ia menjaga shalat berjamaah. Shalat berjamaah termasuk sunnah-sunnah yang merupakan petunjuk. Seandainya kalian shalat sendirian, maka kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian. Seandainya kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, niscaya kalian akan sesat. Dan saya melihat pada zaman kami (para Shahabat), tidak ada yang meninggalkan shalat berjama’ah kecuali seorang munafik, yang telah diketahui kemunafikannya.”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.
Khutbah ke-2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ احْيِى الْمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ بِجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَيْ حِزْبِ اللّٰهِ حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً ، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Mi’raj News Agency (MINA)