Khutbah Jumat: Hubungan Masjidil Haram dengan Masjidil Aqsa

Tiga masjid yang dimuliakan Allah (foto: dok MINA)

Khutbah Jumat tentang hubungan Masjidil Haram dengan Masjdil Aqsa merupakan hal menarik untuk disimak, terutama akhir-akhir ini yang masih hangat mengenai isu Palestina.

Hubungan Masjidil Haram dengan Masjidil Aqsa memang sudah lama terjalin sejak para nabi dan rasul. Kedua tempat itu memiliki sejarah panjang sejak dulu hingga kini.

Untuk mengetahui lebih lanjut, Anda bisa menyimak khutbah Jumat berikut ini tentang hubungan masjidil haram dengan masjidil Aqsa. Berikut teks lengkapnya:

Oleh Imaam Yahksyallah Mansur

Khutbah ke-1:

إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Marilah senantiasa kita bersyukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat dan anugerah yang kita terima.

Di antara nikmat-nikmat yang kita rasakan, nikmat yang utama adalah iman dan takwa. Maka, mari kita syukuri nikmat tersebut dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan iman dalam hati kita, mengamalkan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya sebagai bukti ketakwaan kita.

Dengan menjaga keimanan dan meningkatkan ketakwaan ini, semoga kita termasuk dalam golongan hamba-hamba yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala, dicinta Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang mulia.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Pada kesempatan khutbah Jumat ini, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surah Ali Imran [3], ayat ke-96, yang berbunyi:

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِى بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَٰلَمِينَ (٩٦) فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللّٰهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ (٩٧) (ال عمران [٣]: ٩٦ــ٩٧)

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) bagi manusia, ialah Baitullah yang berada di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (96) Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya, maka amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia kepada Allah, yaitu (bagi) yang sanggup melakukan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh makhluk-makhluk-Nya. (97)”

Dalam ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitakan tentang keagungan dan kemuliaan Baitullah yang berada di Masjidil Haram, di Makkah.

Baca Juga:  Ucapkan Selamat Idul Adha, Putin: Muslim Rusia Banyak Kebaikan

Di dalamnya ada keberkahan, hidayah, keutamaan, kemaslahatan dan manfaat yang begitu besar bagi seluruh manusia dan makhluk semesta alam.

Maka, Allah Ta’ala memerintahkan kepada manusia untuk berziarah, yakni dengan menunaikan ibadah haji, bagi siapa saja yang mampu melakukan perjalanan ke sana.

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah ketika menjelaskan ayat di atas, beliau mengutip sebuah hadits dari sahabat Abu Dzar Radhiallahu ‘anhu,

قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلُ؟ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ كَمْ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً وَأَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ فَصَلَّ فَهُوَ مَسْجِدُ (رواه مسلم)

“Aku pernah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, masjid mana yang pertama kali dibangun di bumi?’ Rasulullah menjawab, ‘Masjidil Haram.’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian yang mana lagi?’ Beliau menjawab, ‘Masjidil Aqsa.’ Aku bertanya lagi, Berapa lama keduanya dibangun?’ Beliau menjawab, ’40 tahun, Maka, maka ketika kamu mendapati waktu shalat, maka shalatlah, tempat itu dapat menjadi masjid bagimu.” (HR. Muslim).

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Riwayat di atas menunjukkan betara eratnya hubungan Masjdil Haram dengan Masjidil Aqsa. Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman,

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ (الاسراء [١٧]: ١)

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Jika saat ini, kaum Muslimin berbondong-bondong berziarah ke Masjidil Haram untuk menunaikan ibadah haji, maka selayaknya kaum Muslimin juga berusaha dengan sungguh-sungguh berziarah ke Masidil Aqsa pada waktu dan kesempatan yang lain.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam semasa hidupnya memberi perhatian serius kepada Masjidil Aqsa.

Hal itu dibuktikan dengan jawaban beliau ketika ditanya oleh shahabiyah mulia bernama Maemunah Radhialllahu anha,

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ قَالَ أَرْضُ الْمَحْشَرِ وَالْمَنْشَرِ ائْتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ فِي غَيْرِهِ قُلْتُ أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ أَتَحَمَّلَ إِلَيْهِ قَالَ فَتُهْدِي لَهُ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَهُوَ كَمَنْ أَتَاهُ (رواه ابن ماجة)

“Wahai Rasulullah, berilah kami fatwa berkenaan dengan Baitul maqdis, ” Beliau bersabda, “Ia adalah bumi Al Mahsyar dan Al Muntasyar (tempat berkumpul dan berpencarnya manusia di hari Kiamat), datangilah dan sholatlah kalian di sana (Masjidil Aqsa) sebab sholat di dalamnya seperti sholat seribu kali di tempat lainnya. ” Aku bertanya, “Bagaimana pendapat tuan jika saya tidak bisa ke sana?” Beliau menjawab, “Memberi minyak, yang dengannya lampu bisa dinyalakan. Barang siapa melakukan itu, maka ia seperti telah mendatanginya.” (HR Ibnu Majah)

Baca Juga:  Hamas: Perlawanan Berhasil Bubarkan Dewan Perang Zionis

Memberi minyak dalam hadits tersebut berarti memberi perhatian serius kepada Masjidil Aqsa dan membantu perjuangan untuk membebaskannya.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa merupakan tempat yang sangat dianjurkan untuk diziarahi. Anjuran berziarah itu disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam hadits,

لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِي هَذَا وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَ (رواه البخارى)

“Tidak dikerahkan melakukan suatu perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram, dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsa (di Palestina)”. (HR Al-Bukhari)

Atas dasar hadits tersebut, Masjidil Aqsa harus mendapat perhatian serius, seperti halnya perhatian kepada Masdil Haram dan Masjid Nabawi.

Begitu mulianya keutamaan berziarah ke masjid Al-Aqsa, para sahabat utama pernah berkunjung ke sana. Beberapa di antaranya: Umar bin Khattab saat menjadi Khalifah, Abu Hurairah, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdullah bin ‘Abbas, Abu Ubaidah bin Jarrah, Mu’az bin Jabbal, Bilal bin Rabbah, Khalid bin Walid, Abu Dzar Al-Ghiffari, Salman Al-Farisi, Ubadah bin Shamit, dan banyak sahabat lainnya Radhiallahu anhum.

Demikian pula para ulama dari kalangan tabi’in dan sesudahnya. Mereka yang berziarah ke Masjidil Aqsa, di antaranya: Imam Asy-Syafi’i, Imam Al-Ghazali, Sufyan Ats-Tsauri, Rabi’ah Al-Adawiyah, Malik bin Dinar, Imam Al-Auza’i, Muqatil bin Sufyan, Al-Jurjani, Abu Al-Hasan Al-Zuhri, dan lainnya Rahimahumullah.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Masjdil Aqsa adalah tanah wakaf milik kaum Muslimin. Ketika Umar bin Khattab Radhiallahu anhu membebaskannya, warga setempat, termasuk kaum Nasrani memberikan mandat kepadanya untuk dijaga dan dipelihara.

Maka, Umar bin Khattab mewaqafkan Masjidil Aqsa untuk umat Islam, agar jangan sampai diperjualbelikan, dan agar dijaga dari segala bentuk penodaan dan penistaan.

Masa berikutnya, Shalahuddin Al-Ayyubi Rahimahullah yang membebaskan Al-Aqsa dari penjajahan Kaum Salibis, beliau mengembalikan kondisi Baitul Maqdis sebagai tempat yang aman dan sebagai simbol perdamaian.

Jika hari ini Zionis Israel menodai dan menistakan kemuliaan Masjidil Aqsa, maka tugas kita semua umat Islam untuk membebaskannya, mengembalikan kedamaian dan keamanan wilayah tersebut.

Baca Juga:  Tahun 2025 Akan Menjadi Haji Terakhir di Musim Panas 

Bagi kita kaum Muslimin, Masjidil Aqsa haruslah menjadi sentral perjuangan umat, karena ia menjadi wakaf yang harus dijaga oleh umat Islam seluruh dunia.

Syaikhul Azhar, Prof Dr Ahmad Thayib dalam salah satu fatwanya menyatakan, Baitul Maqdis tempat yang suci lagi mulia bagi umat Islam. Maka, wajib bagi seluruh kaum Muslimin di mana pun berada, terutama para pemimpinnya untuk bekerja sama, bergandengan tangan membebaskannya, dan membantu perjuangan rakyat Palestina melawan penjajahan Zionis Israel.

Maka, di bulan Dhulhijah ini, saat jutaan manusia berkumpul di Masjidil Haram, mari kita mengajak semua kaum Muslimin untuk memberi perhatian juga kepada Masjidil Aqsa, membebaskannya dari segala penistaan dan penodaan musuh-musuh Islam.

Semoga Masjidil Aqsa segera kembali ke pangkuan kaum Muslimin sehingga tercipta kedamaian dan keamanan di sana. Aamin Ya Rabbal Alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.

Khutbah kedua: 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى مُحَمّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم  ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ الْمُجَاهِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ, اَللّٰهُمَّ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ وَاجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ وَسَوِّصُفُوْفَهُمْ وَوَحِّدْ اَرَاأَهُمْ بِفَضْلِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً ، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ لخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor: Rudi Hendrik