Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jum’at: Istiqamah Beramal Hingga Akhir Ramadhan

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - Jumat, 21 Maret 2025 - 04:47 WIB

Jumat, 21 Maret 2025 - 04:47 WIB

329 Views

Ali Farkhan Tsani (Dok MINA)

BULAN Ramadhan tak terasa sudah memasuki sepuluh hari yang akhir. Pada momentum akhir Ramadhan inilah terdapat peluang Lailatul Qadar, di tengah kegiatan liburan kerja atau studi, persiapan mudik, jelang lebaran dan kegiatan harian lainnya.

Dalam kaitan ini, diperlukan sikap istiqamah untuk menjaga amaliyah Ramadhan, Untuk itu, berikut hadir Khutbah Jumat “Istiqamah Hingga Akhir Ramadhan,” yang ditulis oleh Ustadz Ali Farkhan Tsani, Dai Tersandardisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, yang juga Redaktur Senior Kantor Berita MINA.

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي خَلَقَ اْلإِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ اْلبَيَانَ وَأَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىَ سَائِرِ اْلأَدْيَانِ. أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ الْوَاحِدُ الْمَنَّانِ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلمَبْعُوْثُ اِلَى كَافَةِ اْلاَنَامِ.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ عَلَى مَمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْاَيَّامِ.

Baca Juga: Khutbah Jumat : Perkuat Perjuangan Pembebasan Al-Aqsa di Bulan Ramadhan

اما بعد. فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِى كُلِّ مَكَانٍ وَاُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِطَاعَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ فىِ كُلِّ زَمَانٍ. قال الله تعالى فى كتابه الكريم: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وقال إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا اللّٰـهُ ثُمَّ اسْتَقٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِالْجَنَّةِ الَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ  أما بعد

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan kita karunia untuk tetap bersemangat dalam berpuasa dan melaksanakan amaliyah di bulan suci Ramadhan ini.

Shalawat teriring salam, selalu kita sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang telah memberikan teladan dengan semakin meningkatkan amaliyah pada sepuluh hari yang akhir bulan suci Ramadhan.

Selanjutnya, marilah kita pelihara dan tingkatkan takwa kepada Allah sepanjang masa di segala situasi dan kondisi. Wabil khusus saat ini saat kita membersamai bulan suci Ramadhan.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Keutamaan I’tikaf di Sepuluh Hari Akhir Bulan Ramadhan  

Allah menyebutkan di dalam firman-Nya:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim (berserah diri kepada Allah)”. (Q.S. Ali Imran [3]: 102).

Juga firman-Nya:

Baca Juga: Khutbah Jumat: Pengendalian Diri sebagai Esensi Puasa Ramadhan

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلاً۬ سَدِيدً۬ا –  يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَـٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (Q.S. Al-Ahzab [33]: 70-71).

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Alhamdulillah hingga memasuki 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan ini, kita masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk istiqamah menunaikan ibadah puasa di siang hari dan shalat tarawih di malam harinya, tilawah Al-Quran, dan rangkaian ibadah dan amal kebajikan lainnya, semata-mata karena “iimaanan wah tisaaban”. Yakni penuh keyakinan, semata karena Allah, dan penuh pengharapan akan ridha-Nya.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Al-Qur’an, Pedoman Hidup Orang Beriman

Hingga kita pun melakukan aktivitas, amaliyah sehari-hari, dalam bingkai iman dan takwa secara istiqamah. Tidak ada sesuatu yang sia-sia juga tak ada waktu yang terbuang percuma. Semuanya diisi dengan amal shalih, pekerjaan terbaik, prestasi kebajikan.

Tentang istiqamah ini, Allah menyebutkan di dalam firman-Nya:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا اللّٰـهُ ثُمَّ اسْتَقٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِالْجَنَّةِ الَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Q.S. Fushshilat [41]: 30).

Baca Juga: Khutbah Jumat: Puasa Ramadhan dan Pendidikan Kesabaran          

Imam Al-Baidhawi menyebut bahwa meneguhkan pendirian  atau istiqamah pada ayat tersebut mengandung makna teguh pendirian dalam iman, ikhlash dalam amal dan menunaikan seluruh hal yang menjadi kewajibannya.

Al-Qadhiy ‘Iyadh menambahkan, istiqamah bermakna mentauhidkan Allah, beriman kepada-Nya, berusaha semaksimal mungkin tidak menyimpang dari tauhidullah dan terus menjalankan kethaatan kepada-Nya hingga mati dalam keadaan seperti itu.

Jadi, istiqamah adalah suatu usaha menempuh jalan yang lurus tanpa berbelok ke kanan dan ke kiri, tanpa menambah atau mengurangi, tanpa mempersulit atau menyepelekan, dengan mengikhlaskan amal hanya untuk Allah, bagi Allah dan karena Allah, dan menjalankan kethaatan kepada Allah itu sesuai yang Allah syariatkan, baik dalam keyakinan, ucapan maupun perbuatan, serta tetaplah dalam keadaan thaat tersebut.

Allah pun menegaskan di dalam ayat:

Baca Juga: Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Tarbiyah Hati dan Jiwa

فَاسْتَقِمْ كَمَآأُمِرْتَ وَمن تَابَ مَعَكَ وَلاَتَطْغَوْا

Artinya: “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas.” (Q.S. Hud [11]: 112).

Hadirin yang dirahmati Allah,

Karena itu, dalam menjalani puasa Ramadhan serta rangkaian ibadah dan amal kebajikan di dalamnya, marilah terus kita jaga hingga akhir Ramadhan dengan istiqamah. Sehingga Allah berkenan menerima iman dan amal kita, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:

Baca Juga: Khutbah Jumat: Bersama Bulan Suci Ramadhan Meraih Gelar Takwa

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘Anhu).

Marilah juga kita jaga puasa Ramadhan kita dari perkataan dusta yang itu dapat merusak amal puasa kita. Sebagaimana diingatkan di dalam hadits:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadikan Bulan Ramadhan Istimewa

Artinya: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘Anhu).

Sehingga puasa Ramadhan kita dapat menghasilkan tujuannya yakni meraih gelar takwa. Sebagaimana Allah nyatakan di dalam ayat:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 183).

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1446 H

Dan kita pun dapat memasuki surga melalui pintu Ar-Royyaan, pintu yang diperuntukan buat orang-orang puasa Ramadhannya berhasil.

Di dalam hadits dikatakan:

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

Artinya: “Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “Ar -Royyaan“. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa.” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Sa’ad).

Baca Juga: Khutbah Jumat: Bergembira Menyambut Bulan Ramadhan          

Semoga kita dapat mengamalkannya. Aamiin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Ramadhan 1446 H
Khutbah Jumat
Ramadhan 1446 H
Kolom
Kolom
Indonesia
Indonesia
Indonesia