Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur
Khutbah Jumat pada kesempatan kali ini berjudul: Kebenaran Pasti Menang.
Suatu kebatilan meski tampak besar, sejatinya rapuh. Ia seperti bayangan gelap yang menakutkan, padahal tidak berwujud nyata. Begitu cahaya kebenaran muncul, ia sirna tanpa bekas, sebagaimana malam lenyap ketika fajar menyingsing.
Begitulah sunnatullah dalam kehidupan. Kebenaran tidak akan bisa dimatikan, karena kebenaran selalu memiliki panjaga-penjaganya. Khutbah selengkapnya, silakan simak berikut ini:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Kewajiban Membuka Blokade Gaza Palestina
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Khutbah ke-1:
إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah yang telah melimpahkan nikmat iman dan Islam kepada kita, nikmat terbesar yang menguatkan hati dan menuntun kita pada jalan kebenaran.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Persatuan, Jalan Menuju Kebangkitan dan Pembangunan Peradaban
Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, kepada keluarga beliau, para sahabatnya, serta umatnya yang istiqamah mengikuti sunnah-sunnahnya hingga akhir zaman.
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sebab dengan ketakwaanlah, hati kita menjadi tenteram, hidup kita dipenuhi keberkahan, dan kita diselamatkan dari kebinasaan.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Pada kesempatan khutbah ini, marilah kita merenungkan firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya [21] ayat 18 tentang ‘Kebenaran Pasti Menang. Allah ﷻ menegaskan dalam firman-Nya:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Sifat-sifat Buruk Kaum Yahudi
بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهٗ فَاِذَا هُوَ زَاهِقٌۗ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُوْنَ (الانبياء [٢١]:١٨)
“Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya)”.
Melalui ayat ini Allah mengabarkan bahwa Dia akan selalu membela kebenaran dan melenyapkan kebatilan. Allah akan menurunkan kebenaran, ilmu, dan penjelasan yang dapat menghancurkan kebatilan dan melenyapkannya.
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, kebenaran itu seperti anak panah tajam yang dilemparkan tepat ke jantung kebatilan, hingga ia hancur tanpa daya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mewujudkan Keadilan Sosial Menurut Syariat Islam
Suatu kebatilan meski tampak besar, sejatinya rapuh. Ia seperti bayangan gelap yang menakutkan, padahal tidak berwujud nyata. Begitu cahaya kebenaran muncul, ia sirna tanpa bekas, sebagaimana malam lenyap ketika fajar menyingsing.
Begitulah sunnatullah dalam kehidupan. Kebenaran tidak akan bisa dimatikan, karena kebenaran selalu memiliki panjaga-penjaganya. Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
“Akan senantiasa ada sekelompok orang di antara umatku yang menang di atas kebenaran, tidaklah membahayakan mereka orang lain yang menyia-nyiakan mereka hingga datang ketetapan Allah sementara mereka senantiasa berada dalam keadaan demikian.” (HR. Muslim)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Persatuan Umat Islam Sumber Kekuatan dalam Perjuangan
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Kemenangan bukanlah hasil instan, melainkan janji Allah kepada orang-orang saleh, yang beriman dengan benar, beramal saleh, berjihad, bersabar, dan berkorban.
Allah ﷻ berfirman:
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ (الانبياء [٢١]: ٥٥)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meneladani Keteguhan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dalam Perjuangan
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; Dia sungguh akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridai; dan Dia sungguh akan mengubah (keadaan) mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Siapa yang kufur setelah (janji) tersebut, mereka itulah orang-orang fasik”. (QS. Al-Anbiyā’: 5`5)
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Sejarah membuktikan sunnatullah ini. Dalam Perang Badar, kaum Muslimin hanya berjumlah 313 orang, berhadapan dengan seribu pasukan Quraisy yang lengkap senjata. Namun Allah ﷻ menangkan umat Islam karena keimanan mereka yang teguh dan amal shaleh yang luar biasa.
“Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Maka bertakwalah kepada Allah agar kamu bersyukur.” (QS. Āli ‘Imrān [3]: 123)
Karena iman dan amal shaleh, Allah turunkan bala bantuan malaikat, sehingga kemenangan besar diraih.
Namun, dalam Perang Uhud, kaum Muslimin tidak mendapat hasil yang diharapkan. Sebagian pasukan pemanah meninggalkan pos mereka, padahal Rasulullah ﷺ sudah berpesan dalam hadis sahih: “Jangan tinggalkan tempat kalian. Jika kalian melihat kami menang, jangan ikut bergabung; dan jika kalian melihat kami kalah, jangan datang membantu.” (HR. Al-Bukhari)
Tetapi mereka tergoda harta rampasan, lalu turun dari bukit, sehingga musuh menyerang balik. Allah ﷻ menegaskan dalam Al-Qur’an:
حَتَّىٰٓ إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَٰزَعْتُمْ فِي ٱلۡأَمۡرِ وَعَصَيۡتُم (ال عمران [٣]: ١٥٢)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Larangan Membuat Kerusakan di Muka Bumi
“(Kekalahan itu terjadi) ketika kalian lemah, berselisih, dan mendurhakai perintah Rasul.” (QS. Āli ‘Imrān [3]: 152)
Perang Badar dan Uhud dapat menjadi Pelajaran bagi umat Islam. Kemenangan adalah janji Allah, tetapi syaratnya iman, persatuan, dan ketaatan penuh kepada Allah dan Rasul-Nya. Bila syarat itu dipenuhi, kebenaran akan menghancurkan kebatilan. Tetapi bila umat lengah, tidak disiplin, dan tergoda oleh dunia, maka kebatilan dapat menguasai.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baru saja kita menyaksikan bagaimana umat Islam di berbagai penjuru dunia ikut membantu muslim Palestina melalui armada kemanusiaan Global Flotilla. Dengan keberanian dan kesabaran, mereka berlayar membawa bantuan makanan, dokter, obat-obatan dan lain sebagainya ke Gaza.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam Bukan Figur Politik
Walaupun belum dapat menembus blokade, keberangkatan mereka adalah simbol kemenangan moral dan spiritual umat Islam, bahwa kebenaran tidak pernah diam, dan kebatilan tidak akan abadi.
Inilah manifestasi ayat Allah: “Kami lemparkan yang hak kepada yang batil.”
Flotilla mungkin belum menembus Gaza secara fisik, tetapi ia telah menembus benteng kebisuan dunia. Ia menjadi saksi bahwa umat Islam masih hidup, masih peduli, dan masih yakin bahwa kebenaran pasti menang, sebagaimana janji Allah dalam Al-Qur’an.
Syekh Yusuf Al-Qaradawi rahimahullah berkata: “Kemenangan hakiki bukan ketika musuh jatuh, tapi ketika hati-hati kaum mukmin tetap hidup untuk memperjuangkan kebenaran.”
Baca Juga: Khutbah Jumat: Membangun Solidaritas Umat Untuk Perjuangan Palestina
Agar kebenaran dapat menang, ada beberapa langkah yang harus kita tempuh:
Pertama, menguatkan iman. Keyakinan penuh kepada Allah ﷻ adalah benteng utama umat Islam. Dengan iman yang kokoh, umat tidak mudah terpengaruh oleh tipu daya kebatilan, sebagaimana janji Allah bahwa orang beriman akan dimenangkan atas musuh-musuhnya.
Kedua, amal saleh. Amal Soleh harus terus diperbanyak sebagai bukti keimanan kepada Allah ﷻ. Dengan amal saleh, iman menjadi nyata dalam perbuatan, dan itulah jalan yang mengantarkan pada kemenangan hakiki.
Ketiga, berpegang pada syariat Allah. Kebenaran hanya tegak bila berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Menegakkan keadilan, menjauhi kezaliman, serta memurnikan ibadah adalah syarat mutlak agar pertolongan Allah turun.
Ketiga, menjaga persatuan umat. Allah ﷻ memerintahkan agar kita berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah dengan cara berjama’ah dan tidak bercerai-berai.
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا… (ال عمران [٣]: ١٠٣)
“Berpegang teguhlah kamu semua pada tali Allah (agama Islam) secara berjamaah, dan janganlah bercerai-berai…” (QS. Āli ‘Imrān [3]: 103)
Persatuan adalah kunci kekuatan, sementara perpecahan penyebab kelemahan dan kekalahan.
Keempat, bersabar dan istiqamah. Jalan kebenaran tidak selalu mudah, penuh ujian dan rintangan. Namun Allah ﷻ telah berjanji bahwa Dia pasti menolong para rasul dan orang-orang beriman, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Imam Ibnul Qayyim menegaskan: “Kebenaran tanpa kekuatan dan kesabaran tidak akan mampu mengalahkan kebatilan yang terorganisir.” Maka, umat Islam wajib bersatu, bersabar, dan istiqamah dalam perjuangan.
Hari ini kita melihat kezaliman Zionis Yahudi di Palestina. Namun percayalah, selama umat Islam beriman dan beramal saleh, selalu bersabar dan istiqamah, niscaya pertolongan Allah pasti datang. Palestina akan merdeka dan Masjidil Aqsha kembali kepangkuan umat Islam. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.
Khutbah ke-2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ احْيِى الْمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ بِجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَيْ حِزْبِ اللّٰهِ حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ- وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Mi’raj News Agency (MINA)