Khutbah Jumat: Kebencian Orang Kafir Terhadap Al-Qur’an, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur

بســــــــــــــــــم الله الرحمن الرحيم

  pertama:

إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menurunkan Al-Qur,an  kepada hamba-Nya, Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.  Al-Qur’an memberi kabar gembira bagi orang-orang beriman, juga menjadi  peringatan dan ancaman bagi mereka yang mendustakan.

Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memuliakan siapa saja yang memuliakan Al-Qur’an. Sebaliknya, kehinaan akan ditimpakan kepada mereka yang menistakan Al-Qur’an.

Umar bin Khattab mengingatkan kita semua dengan nasihatnya,”Barang siapa yang menjadikan Al-Qur’an sebagai temannya, niscaya ia masuk surga. Dan barang siapa yang menjadikan Al-Qur’an sebagai musuhnya, niscaya ia masuk neraka.”

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah Ta’ala

Pada kesempatan khutbah Jumat ini, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Quran Surah Fushilat [41] ayat ke-26:

وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَا تَسْمَعُوا۟ لِهَٰذَا ٱلْقُرْءَانِ وَٱلْغَوْا۟ فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ (فصلت [٤١]: ٢٦)

“Dan orang-orang yang kafir berkata: Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh Al-Qur’an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka.”

Al-Hafidz Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas dengan mengutip hadits dari sahabat Ibnu Abbas Radhiallahu Anhu, bahwa ketika Abu Jahal melihat para pemuda Quraisy mendengarkan lantunan Al-Qur’an yang dibacakan Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam, maka Abu Jahal mengusir mereka.

Abu Jahal juga berpesan kepada para pemuda Quraisy, apabila Muhammad membaca ayat-ayat Al-Qur’an, maka buatlah kegaduhan dengan berteriaklah dengan keras di hadapannya. Ganggulah ia dengan cara menangis, bersiul, bernyanyi, atau bertepuk tangan sehingga orang-orang tidak terdengar apa yang diucapkannya.

Sebagai konsekwensi dari perbuatan jahatnya itu, pantaslah jika Abu Jahal disesatkan karena niat dan perbuatan buruknya, yakni menghalang-halangi manusia dari kebenaran. Pantaslah ia mendapat hukuman yang berat karena perbuatan dzalim yang ia lakukan.

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah Ta’ala

Dalam ayat lain, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menginformasikan, bahwa orang-orang Kafir juga mengolok-olok Al-Qur’an, mengucapkan perkataan keji terhadap Al-Quran dan Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam, sebagaimana firman-Nya dalam surah At-Taubah [9]: 65:

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ (التوبة [٩]: ٦٥)

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”

Perkataan keji mereka terhadap Al-Qur’an antara lain dengan mengatakan, Al-Qur’an bukanlah wahyu Allah, tapi perkataan Muhammad. Mereka juga mengatakan, Al-Qur’an mengambil kisah-kisah dari para Ahli Kitab, dan lainnya.

Sedangkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam, mereka menyebut beliau sebagai orang gila, tukang sihir, penyair, bahkan beberapa kali mereka menyakiti, dan melakukan percobaan pembunuhan terhadap beliau.

Orang-orang kafir juga merasa benci ketika kaum Muslimin mendapatkan nikmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, baik itu nikmat dunia maupun nikmat akhirat.

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah Ta’ala

Al-Qur’an adalah wahyu Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang cahayanya akan tetap sempurna, meskipun orang-orang Kafir tidak suka. Al-Qur’an akan selalu mulia, walaupun orang-orang Kafir membencinya. Sampai kapan pun, tidak akan ada yang bisa memadamkan cahayanya, serta merendahkan ketinggian derajatnya.

Keberadaan Al-Qur’an merupakan mukjizat yang tidak akan ada siapapun mampu menandinginya, membuat yang sepadan dengannya, apalagi menyamai kandungan isinya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberi tantangan kepada orang-orang Kafir untuk menghadirkan satu surah saja yang sama seperti Al-Qur’an. Namun, mereka tidak akan pernah bisa membuatnya.

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang tetap terjaga keasliannya sampai hari Kiamat. Redaksinya tidak pernah berubah semenjak diturunkan hingga hari ini dan masa mendatang, sebab Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan jaminan keorisinilannya.

Dengan Al-Qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta’ala hendak memberi petunjuk berupa jalan yang lurus, mencurahkan rahmat dan ampunan, menjadi obat bagi segala penyakit, memancarkan cahaya terang-benderang sehingga sirnalah kegelapan dan kebodohan, memberi kabar gembira berupa surga yang kekal, dan agar manusia terhindar dari berbagai macam keburukan, kerusakan, kebinasaan dan kehinaan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah Ta’ala

Bagaimana jika Al-Qur’an dinista? Apa yang harus diperbuat umat Islam jika mendengar atau menyaksikan ada seseorang yang menista Al-Qur’an? Maka, perhatikanlah perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surah Al-An’am ayat 68:

وَإِذَا رَأَيْتَ ٱلَّذِينَ يَخُوضُونَ فِىٓ ءَايَٰتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا۟ فِى حَدِيثٍ غَيْرِهِۦ ۚ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ ٱلشَّيْطَٰنُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ ٱلذِّكْرَىٰ مَعَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ  (الانعام [٦]: ٦٨)

“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).”

Syaikh Mutawalli As-Sya’rawi menjelaskan ayat ini, bahwa Allah Ta’ala memerintahkan Rasul dan para sahabatnya, juga orang-orang beriman untuk meninggalkan orang-orang yang menghinakan Al-Qur’an, tidak bersahabat dengan mereka, tidak bekerja sama dengan mereka, memutus hubungan bisnis, dan apapun yang ada sangkut-pautnya dengan mereka.

Maka, khatib mendukung Dewan Masyayikh Al-Azhar yang memfatwakan agar umat Islam memboikot produk-produk dari negara yang mengizinkan atau memberi peluang bagi warganya menista Al-Qur’an.

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah Ta’ala

Untuk menghadapi para penista Al-Qur’an, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama, kendalikan amarah, jangan main hakim sendiri, tetap lakukan tindakan sesuai peraturan dan undang-undang yang berlaku. Jangan sampai berbuat anarkis yang akan mencoreng citra agama sendiri.

Kedua, jangan membalas dengan menghina mereka, apalagi menghina agama yang dianutnya, karena jika dibalas dengan saling menghina, tidak akan selesai persoalannya, dan tidak ada bedanya antara kita dengan mereka.

Ketiga, terus konsisten melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Tunjukkan Islam sebagai agama yang damai, punuh cinta dan kasih sayang. Tampilkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin.

Keempat, hendaknya kita semua semakin intensif berinteraksi dengan Al-Quran, dengan membaca, memahami dan mentadaburi makna yang terkandung di dalamnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berpesan:

اِنَ اللٌهَ يَرفَعُ بِهذَ االكتَاِبِ اَقَوامًا وَيَضَعُ بِه اخَرِينَ (رواه مسلم)

“Allah Ta’ala mengangkat derajat suatu kaum melalui kitab Al-Qur’an dan Dia merendahkan kaum lainnya melalui kitab ini pula.” (HR Muslim)

Semoga kita semua bisa memuliakan Al-Qur’an, mampu mengamalkan dan mendakwahkannya, dan kaum Muslimin mampu menjadi umat terbaik, penegak keadilan dan penebar rahmat serta kasih sayang. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.

Khutbah ke-2 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم  ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ الْمُجَاهِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً ، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

(A/P2/R1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.