﷽
Khutbah ke-1:
إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas berbagai nikmat, anugerah dan karunia yang terus-menerus, tanpa henti dilimpahkan dan dicurahkan kepada kita semua.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Kewajiban dan Hak dalam Pandangan Islam
Hari ini kita berada di tanggal 21 bulan Rajab. Marilah kita mengisi bulan ini dengan amalan-amalan mulia, sebagai wujud keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Khatib mengingatkan dan mengajak kepada dirinya sendiri dan juga jamaah Jumah semuanya, untuk berkomitmen menunaikan amalan-amalan yang Allah Ta’ala perintahkan, sebagaimana yang Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam contohkan
Salah satu amal mulia di bulan Rajab ini adalah, memberikan perhatian kepada saudara-saudara kita yang sedang berjuang melawan kaum Zionis Yahudi di bumi Palestina.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menggapai Syahid di Jalan Allah Ta’ala
Marilah kita renungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang terdapat dalam surah Al Ankabut [29] ayat ke-41 yang berbunyi:
مَثَلُ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَوْلِيَآءَ كَمَثَلِ ٱلْعَنكَبُوتِ ٱتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ ٱلْبُيُوتِ لَبَيْتُ ٱلْعَنكَبُوتِ ۖ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ (العنكبوت [٢٩]: ٤١)
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui.”
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah dalam kitab tafsirnya menjelaskan, ayat di atas merupakan perumpamaan untuk orang-orang yang mengambil pelindung dan penolong selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka berharap berhala-berhala itu dapat menolong mereka dari kesusahan, kesedihan dan saat ditimpa kesengsaraan.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mempersiapkan Generasi Pembebas Masjid Al-Aqsa
Maka, orang-orang yang mengambil penolong dan pelindung selain Allah Ta’ala, keadaan mereka seperti berada di rumah laba-laba yang lemah dan rapuh. Karena rumah laba-laba tidak bisa memberi mereka perlindungan dari panas, hujan, dan serangan musuh. Sesungguhnya, selemah-lemahnya rumah hewan adalah rumah laba-lama.
Begitu pula berhala-berhala yang mereka jadikan sebagai pelindung dan penolong. Ia tidak dapat menolong, melindungi dan meyelamatkan mereka sedikit pun, tidak dapat mendatangkan manfaat, tidak pula mampu menolak madharat sedikit pun, karena kekuatan, pertolongan dan perlindungan hanya milik Allah Ta’ala semata.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Hari ini kita menyaksikan, bumi Palestina dijajah, dikuasai Bangsa Yahudi. Sebagian orang menganggap, Yahudi adalah bangsa yang kuat. Mereka memiliki kecanggihan teknologi, terutama dalam hal militer.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi
Namun, jika kita melihat ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan orang-orang yang mengambil pelindung dan penolong selain-Nya, mereka adalah selemah-lemah makhluk, termasuk di sini adalah Bangsa Yahudi, karena mereka mengambil penolong dan pelindung selain Allah Ta’ala.
Bukti sejarah menunjukkan, Kaum Yahudi ditindas Fir’aun di Mesir. Setelah itu diperbudak Nebukadnezar di Palestina. Di zaman modern, mereka dibantai Hitler di Jerman. Saat ini pun, mereka tidak bisa mengalahkan pejuang Palestina, walaupun dibantu negara adidaya. Itu semua karena Yahudi sudah melenceng dari ajaran agama, mengambil penolong selain Allah Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menggambarkan kelemahan kaum Yahudi, di antaranya dalam Surah Al Hasyr ayat 14:
لَا يُقَٰتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِى قُرًى مُّحَصَّنَةٍ أَوْ مِن وَرَآءِ جُدُرٍۭ ۚ بَأْسُهُم بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ ۚ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُونَ(الحشر [٥٩]: ١٤)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis
“Mereka tidak akan memerangi kamu (secara) bersama-sama, kecuali di negeri-negeri yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu padahal hati mereka terpecah belah. Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak mengerti.”
Imam As-Sa’di Rahimahullah menjelaskan, Kaum Yahudi adalah orang orang yang akalnya lemah sekali dan hatinya telah mati. Seandainya mereka menggunakan akal dan hatinya, niscaya mereka akan menerima hidayah, mengikuti kebenaran dan menempuh jalan keselamatan.
Namun ternyata, kaum Yahudi tidak melakukan hal itu. Mereka memperturutkan hawa nafsunya, tetap dengan kesombongannya, memilih jalan kesesatan sehingga mereka mendapatkan kehinaan dan murka Allah Ta’ala di dunia dan akhirat.
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam
Penyebab utama kelemahan kaum Yahudi adalah karena perilaku buruk mereka sendiri. Meskipun mereka telah diberi banyak keutamaan, namun hal itu mereka sia-siakan sehingga mereka menjadi kaum yang hina, tertindas dan terjajah oleh bangsa-bangsa lain.
Dalam Surah Al-Baqarah, mulai ayat 40 hingga 123, secara mendalam diungkapkan sifat-sifat buruk Kaum Yahudi antara lain:
Pertama, Kaum Yahudi mengkhianati janji, memaksiati Nabi Musa Alaihi Salam dan bahkan menyembah berhala berupa patung anak sapi.
Kedua, Kaum Yahudi banyak bertanya, dan ingin menghindar dari kewajiban. Ketika mereka diperintahkan menyembelih seekor sapi, mereka mengajukan banyak pertanyaan kepada Nabi Musa Alaihi Salam sehingga hampir-hampir mereka tidak dapat melaksanakannya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina
Ketiga, tidak adanya sikap hormat terhadap Nabi Musa Alaihi Salam dan mendustakan nabi-nabi setelahnya. Bahkan sebagian dari mereka bersekongkol untuk membunuh para nabi dengan keji. Dalam sebuah riwayat, dalam sehari mereka membunuh 70 nabi.
Keempat, puncak keburukan Yahudi adalah, mereka menolak Al-Qur’an dan kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam. Padahal mereka mengetahui secara mendetail bahwa Al-Qur’an benar-benar kitab yang diturunkan Allah Ta’ala dan Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam adalah nabi dan rasul terakhir, sebagaimana disebutkan secara detail dalam kedua kitab mereka (Taurat dan Injil).
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Sesungguhnya, sunnatullah berupa kekalahan, kelemahan dan kehinaan itu tidak hanya berlaku bagi Kaum Yahudi saja, tetapi juga bagi siapa saja yang tidak mengikuti petunjuk dan jalan-jalan kebenaran yang telah disyariatkan.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi
Kisah kelemahan dan kehancuran kaum Yahudi hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi kita umat Islam, bahwa siapa pun yang mengambil pelindung dan penolong selain Allah Ta’ala, maka ia pasti akan lemah, terjajah, tertindas dan teraniaya.
Siapapun yang tidak mau mengikuti petunjuk dan syariat nabi dan rasul akhir zaman, yakni Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam, pasti ia akan mengalami kegagalan, kesedihan dan kesengsaraan dunia dan akhirat.
Siapapun yang tidak mau bersatu, bekerja sama dan menjalin ukhuwah (persaudaraan), maka ia pasti akan dikalahkan oleh musuh-musuhnya.
Orang-orang yang hidup dalam perpecahan, mereka tidak memiliki marwah (kewibawaan) dan izzah (kemuliaan). Musuh-musuh mereka akan dengan mudah mengalahkannya, menjatuhkan kehormatannya, mengusirnya, menguasai wilayahnya dan merampas hak-haknya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina
Sungguh kemuliaan, kekuatan dan kehormatan suatu kaum tidak didapat karena nasab dan keturunannya. Tidak pula diraih karena banyaknya harta dan jabatan yang dimilikinya. Kemuliaan, kekuatan dan kehormatan itu diberikan kepada siapa saja yang berpegang teguh kepada tauhid, menjadikan Allah Ta’ala sebagai walinya, menjalankan perintah-perintahnya, mengikuti sunnah-sunnah rasul-Nya yang mulia.
Barang siapa yang menjalankan petunjuk dan sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam pasti mereka akan mendapatkan cinta dan kasih sayang, serta ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan pertolongan dan rahmat-Nya kepada kaum Muslimin yang bersatu, hidup berjamaah, saling menolong dan menguatkan satu sama lain. Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا ثُمَّ شَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ (رواه البخارى ومسلم)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Umat Unggul dengan Al-Qur’an
“Seorang mukmin terhadap orang mukmin yang lain seperti satu bangunan, sebagian mereka menguatkan sebagian yang lain, dan beliau menjalin antara jari-jarinya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menolong kaum Muslimin di mana pun berada. Semoga saudara-saudara kita di Palestina mendapatkan kekuatan dan kemenangan melawan kaum Zionis Yahudi. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.
Khutbah kedua:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى مُحَمّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ الْمُجَاهِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَاجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ وَسَوِّصُفُوْفَهُمْ وَوَحِّدْ اَرَاأَهُمْ بِفَضْلِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً ، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ لخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُم تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
(A/P2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)